Di malam hari, hujan turun begitu deras...
PD Nim berjalan sendirian ke aula utama Bighit...
Mengamati setiap sudut ruangan, bangunan itu masih tetap berdiri kokoh.
PD Nim berjalan ke ujung aula...
Dia kemudian duduk termenung di sana...
Bayangan nya melayang pada sosok sang putri...
🐨🐨🐨🐨🐨🐨
Flashback...
Setiap pagi, PD Nim akan selalu mendengar nyanyian puja sang anak yang begitu merdu dan menyejukkan hati.
Setelah Hobie melakukan puja dia kemudian menemui sang ayah memakai kan Tilak.
"Selamat pagi ayah..." Kata Hobie.
"Selamat pagi..." Kata PD Nim.
Dia mengelilingi rumah dengan api pemberkatan.
"Surat kabar dan teh ayah, sudah ku siapkan... Aku menyiapkannya 10 menit yang lalu... sekarang mungkin sudah dingin... seperti yang ayah suka... aku mau ke kampus lebih cepat...aku sudah suruh pelayan untuk menyiapkan sarapan ayah... baju ayah juga sudah di setrika..." Kata Hobie.
PD Nim mengambil posisi duduk sambil membaca surat kabar.
"Oh ya, omong-omong hari ini hari ulang tahunku..." Kata Hobie.
Seketika, PD Nim tertegun...
Dia melupakan hari jadi sang putri...
PD Nim menghela napas...
"Kalau mau ayah bisa ucapkan selamat..."Kata Hobie.
"Ya Tuhan...aku lupa lagi..." Kata PD Nim.
PD Nim menutup surat kabarnya...
"Kemari lah..." Kata PD Nim.
Hobie yang saat itu masih membelakangi PD Nim, akhirnya berbalik dan menghampiri sang ayah.
Hobie begitu manja...
PD Nim menggenggam tangan sang putri.
Bisa dilihat, Hobie begitu cantik dengan rambut panjang tergerai ke samping.
Apalagi ia baru saja keramas pagi...
Hobie terduduk bersila di depan PD Nim.
"Maafkan ayah..." Kata PD Nim.
"Tidak apa-apa..." Kata Hobie.
"Ayah adalah ayah terburuk di dunia..." Kata PD Nim.
"Tidak, ayah adalah ayah terbaik di dunia..." Kata Hobie.
Lalu PD Nim mengecup kening sang anak dengan penuh cinta.
"Selamat ulang tahun... ayah berdo'a agar semua keinginanmu terpenuhi dan impianmu jadi nyata..." Kata PD Nim sambil membelai pipi Hobie.
====================
========== MOHABBATEIN ==========
