Bersama-sama

321 61 4
                                    

“Tumben hanya ada kalian berdua.”

Suara ramah Sai namun tetap terasa kosong itu menyadarkan Naruto yang melamun meresapi setiap momen dan kata ketika mengisi waktu malam bersama Sasuke.

“Ya, ya,” Naruto mengangguk-angguk, bergumam, kebingungan memilih kata, jadi kepikiran apakah Sasuke mau jika ia menjawab baru saja pergi dengan pemuda itu ketika awal malam itu Sasuke sendiri mengatakan tidak akan menjadi salah satu yang menghabiskan malam dengannya.

Naruto mendongak menatap Sai, memilih untuk menutupi. “Hanya kebetulan saja, Sai. Aku,”

“Aku dan Naruto baru saja sampai setelah menghabiskan malam denganku.”

“Oh?” Sai terkejut, terlihat dari manik hitamnya.

Naruto sebenarnya juga terkejut, melirik pemuda yang ada di sampingnya itu, kembali lagi pada Sai. Tidak jadi menutupi. Mengkonfirmasi respons Sai yang terdengar bertanya. “Ya, Sai.”

Sai beralih pada Naruto. “Aku dan Sasuke baru saja sampai setelah mengetahui apa saja yang dilakukan Sasuke pada malam hari.” Naruto mengangguk.

“Kalau tidak salah ingat, kau tidak bersedia untuk ikut acara kami, Sasuke. Tapi aku senang kau bisa berbaur seperti ini.” Naruto tersenyum meringis dengan canggung berada di antara dua pemuda yang memiliki aura yang sangat bertolak belakang.

Hn.”

Naruto bersyukur adanya kehadiran Neji di antara kecanggungan malam ini.

“Hai, Neji.” sapa Naruto pada pemuda yang baru saja muncul dan berjalan ke arah mereka. Sai berbalik dan melihat Neji ada di sampingnya.

Neji mengangguk. Balik menyapa Naruto. “Ya.”

“Di mana Choji dan Kiba?” tanya Naruto untuk mengurangi kesunyian yang menyelimuti malamnya dengan ketiga pemuda itu. Jika ada Kiba atau Ino dan Choji, malam mereka tidak akan sesunyi ini. Berharap di antara ketiga hantu yang diharapkannya muncul. Menjadi ragu ketika bertanya tentang Kiba.

“Aku tidak melihatnya.” jawab Sai. Neji menggeleng. “Mungkin sebentar lagi datang.” kata Neji.

Naruto mengangguk, tidak tahu lagi harus mengatakan apa. Membiarkan malam yang sunyi dan dingin mengisi malam mereka kali ini.

Tak lama, Choji datang, masih dengan wajah yang sendu seperti malam ketika Naruto pergi dengan Neji. Setelah kehadiran Choji, Kiba muncul. Dari wajah yang dilihat Naruto, Naruto tahu kenapa bawah mata Kiba memerah samar dan mata cokelat pemuda itu sedikit berlinang.

Ino masih tidak ada di antara mereka. Dan kali ini Naruto tidak lagi cerewet menanyakan di mana gadis itu. Mengerti akan ucapan Sasuke jika gadis itu sudah siap untuk bercerita, gadis itu yang akan datang pada mereka.

“Hai, Choji, Kiba.” Naruto menyapa pada dua teman hantunya itu.

Anehnya bagi Naruto, Kiba tidak seberisik sebelumnya, hanya memberikan senyum kecil dan anggukan, tapi Naruto tidak akan bertanya, teringat beberapa saat lalu melihat ekspresi wajah Kiba menyaksikan kejadian anak anjing yang menggonggong di atas kubangan darah induknya.

Choji mengangguk dengan senyum ramahnya.

Mereka terdiam lagi. Tidak ada di antara mereka yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu untuk mengusir sunyi seperti biasa.

“Halo, teman-teman.”

Mendengar suara feminin yang mendayu sendu dari arah belakang mereka, otomatis mereka berbalik ke belakang dan menemukan Ino tersenyum lemah ke arah mereka.

“Kalau memang dia ingin cerita, dia sendiri yang akan datang.”

Kata-kata Sasuke terulang dalam benak ketika Naruto akan menanyakan kabar Ino, merapatkan bibirnya lagi.

STILL, ALWAYS [ SasuNaru & Friends ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang