Meski Mati, Aku Ingin Bermain

294 68 1
                                    

“Kenapa kau datang, Sasuke?” tanya Ino, tidak ingin tahu tapi penasaran.

Di antara mereka, hanya Sasuke yang sangat jarang memunculkan diri. Namun semenjak Naruto bergabung di dunia kematian, kemunculan Sasuke di antara mereka mulai sering.

“Biasanya kau itu jarang sekali muncul tapi sepertinya semenjak Naruto ada di sini, kau sesekali muncul.” Kiba tetaplah Kiba.

Pemuda itu selalu menyampaikan apa yang ada di kepalanya. Secara tak langsung mengutarakan pendapat teman-temannya yang lain, kecuali Sasuke sendiri dan Naruto yang belum begitu mengenal mereka.

Hn.”

“Aku sudah menduga jawabanmu.” Kiba terkikik.

Sedangkan Naruto terdiam di tempatnya.

Semenjak kedatangannya, Sasuke jadi sering sesekali memunculkan diri di antara mereka?

“Malam masih tersisa banyak.” Naruto menoleh pada suara yang muncul di sisinya. Melihat Sai yang sudah berpindah tempat ke sisinya.

“Bagaimana kalau kita pergi sekarang?”

Naruto mengerjap. Pergi bersama Ino, Naruto akui lebih memiliki sedikit waktu mengeksplorasi rutinitas gadis itu dibanding Kiba yang hampir pagi.

“Kau mau?” Naruto menunduk ketika melihat ada sebuah tangan terulur ke arahnya, menadah menunggunya menyambut tangan itu.

Daripada mendengar pertengkaran Ino dan Kiba, lebih baik menghabiskan malam dengan Sai. Naruto pikir, Sai tidak begitu buruk menjadi temannya.

Naruto mengangguk, tersenyum kecil. Lalu mengambil tangan Sai untuk digenggam.

“Kenapa aku seperti sedang menonton film romansa.” Kiba mencibir.

Sai terkekeh mendengarnya.

Kemudian Sai membawa dirinya dan Naruto pergi dari taman itu. Meninggalkan yang lain di mana Naruto merasa Sasuke masih menatapnya.

Naruto membuka matanya ketika dirasa telah mendarat di tempat tujuan. Melihat bahwa itu adalah taman di suatu kompleks rumah. Taman yang memiliki fasilitas bermain untuk anak-anak.

Naruto dan Sai mendarat di area ayunan. Naruto pikir Sai menyukai permainan itu. Naruto melihat pemuda itu telah bermain dengan ayunan.

Naruto mendekati Sai hendak mengisi ayunan yang kosong di samping Sai namun mereka mendengar suara benda jatuh di depan mereka.
Naruto dan Sai menoleh.

Di depan mereka ada empat anak laki-laki sekitar berusia 12 tahun menatap horor ayunan yang dinaiki Sai. Di tanah ada bola basket yang memantul dan menggelinding menjauh.

Naruto tahu bahwa mereka berdua tidak terlihat oleh keempat anak malang itu, tapi Naruto malah ikut naik di ayunan di sisi Sai dan keempat anak laki-laki itu makin horor dan langsung berlari sekencang yang mereka bisa dengan teriakan yang melengking keras.

Naruto tertawa melihat mereka. Sangat terhibur. Ternyata pergi bersama Kiba telah mempengaruhinya untuk menjahili manusia hidup.

“Kau sudah terpengaruh Kiba, Naruto.” Sai berujar tapi tawa kecil muncul setelahnya.

“Aku tidak menyangka bahwa itu begitu seru, Sai!” Naruto terkikik lagi. “Kau harus mencobanya!”

Tawa mereka mereda dan Naruto mengayunkan dirinya pelan dan mulai menyukai sensasi terayun itu.

“Aku pernah melakukannya.”

“Sungguh?!” Naruto menoleh pada pemuda itu, ingin tahu.

“Ya.”

STILL, ALWAYS [ SasuNaru & Friends ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang