Apa yang ingin saya katakan pada dasarnya adalah apa yang benar - benar saya pikirkan dan terus menghantui pikiran saya.
Masih disana dan belum bisa saya sampaikan.
Saya ingin sekali saja berbicara untuk diri saya sendiri.
Mengatakan apa yang saya inginkan karena bagaimanapun saya sendirilah yang merasakannya ,sama sekali tak bisa saya bagi kepada siapapun.
Namun,saya tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mewakili diri saya.Jika saja semua orang memiliki pandangan yang luas ,ada banyak jendela untuk melihat dunia.
Mengapa hanya melihat dari satu jendela?
Disetiap hal yang terjadi selalu ada konsekuensi dan tanggungjawab yang harus dipikul.
Seberapa banyak usia tidak menjamin pola pikir dan mental bisa selaras.
Terlalu banyak orang yang didewasakan oleh keadaan bukan usiaPada akhirnya saya tetaplah tidak bisa berbuat atau menuntut banyak.
Saya hanya mengharapkan kedamaian dan ketentraman untuk saat ini.
Sedikit dukungan dan telinga untuk mendengar serta pelukan hangat sudah cukup.
Pada akhirnya semakin saya memikirkan kemarin dan hari ini ,saya menyadari bahwa saya sendirianKeluarga ,teman ,dan banyak orang disekeliling namun pada satu titik saya sendirian .
Tidak dapat mengandalkan siapapun kecuali diri saya sendiri.
Realita memang seperti itu munafik jika saya mengatakan saya bahagia dan tidak kesepian untuk saat ini.
Bohong jika saya mengatakan bahwa saya baik - baik saja karena apa yang saya rasakan tidak demikian .
Tidak pernah ada kata baik dalam proses pendewasaan yang saya alami.
Semuanya terjadi karena dipaksa keadaan bukan kemauan sayaSaya merindukan diri saya yang dulu.
Penuh gairah dalam belajar .
Diselimuti rasa penasaran yang tinggi dalam proses pembelajaran dan selalu berpikir positif tidak malas seperti sekarang .
Saya merindukan diri saya yang berprinsip dan tidak mudah goyah .
Saya rindu kedamaian dan semangat menyambut pagi bukan ketakutan dan kegelisahan seperti saat ini08.14.22
KAMU SEDANG MEMBACA
TáRD
Fiksi Umumi would rather walk in the dark with friend than walk alone in the bright