Prolog

1K 61 36
                                    

...

"Dia milik gue, dan siapapun yang berani ganggu dia. Bakal berurusan sama gue!"

Gadis itu menatap tak percaya, lelaki yang baru saja berucap hal itu. Hatinya sungguh terasa sakit, mendengar penuturan lelaki itu. Selama 2 tahun, dia menyukai bahkan mencintainya dalam diam. Akhirnya dia dipatahkan dengan kenyataan yang membuatnya tak mampu bertahan.

Dari segi manapun, dia memang tak pantas untuk lelaki itu. Lihatlah dia, dari atas sampai bawah, tak ada yang menarik. Terkenal pun tidak sama sekali. Tapi, hati dan perasaannya tidak bisa dipaksa.

Ragaza Batarazka Alandra

Kejam, dingin dan tampan itulah dia. Tatapannya mampu memikat kaum hawa yang melihatnya begitupun dengan gadis itu. Syaila Raisa Anata

Gadis dengan otak yang cukup pintar, namun sering mendapat ejekan dari teman sekelasnya. Lahir dari keluarga yang terbilang sederhana, membuatnya dikucilkan karna masuk melalui jalur beasiswa.

Terbilang gila memang, bagaimana bisa gadis miskin seperti dirinya mampu memiliki lelaki yang kekayaanya bagaikan raja? Itu hanya mimpi

Syaila memilih untuk pergi kembali ke kelasnya daripada terus merasakan sakit yang amat luar biasa. Kalian pasti pernah mengalami rasanya tersakiti oleh orang yang sudah lama kita cintai bukan? Rasanya sakit.

Baru satu langkah masuk ke dalam kelasnya, Syaila sudah mendapat tatapan sinis dari beberapa siswi yang berada disana. Itu sudah biasa, jadi tidak masalah baginya.

Berusaha untuk tidak peduli dengan tatapan teman sekelasnya, Syaila memilih untuk duduk di tempatnya. Dan lihatlah, mejanya sudah penuh dengan sampah dan beberapa coretan dari orang orang yang tidak menyukai dirinya.

"Dasar miskin!"

"Keluar aja lah dari sekolah ini, muak gue"

Syaila menghembuskan napasnya lelah, dia sudah muak. Tapi dia harus bertahan, demi hal yang sudah lama dia rencanakan.

Bibirnya tersenyum smirk, tangannya mengepal kuat. "Tunggu tanggal mainnya, bitch" batinnya.

***

Sementara disisi lain, Ragaza menggandeng tangan Ameeta yang baru saja dia klaim sebagai kekasihnya dengan lembut. Lelaki itu memang tampan, siapapun yang mampu memiliki dirinya akan merasa sangat beruntung. Begitu juga dengan Ameeta.

Diam diam gadis itu tertawa senang dalam hatinya. Lelaki bodoh ini sudah masuk kedalam permainannya. "Cih, bodoh!" Ucapnya.

"Yang udah punya cewe mah beda, kemana mana gandengan teross" ujar Raka

"Lo nggak nyari cewe? Nggak bosen apa jomblo terus?" Tanya Kevan

"Raka? Jomblo? Mana ada anjir! Hp nya aja asrama cewe!" Sahut Rey

Ragaza hanya diam mendengar ucehan sahabatnya. Dia memilih untuk mengusap rambut hitam milik Ameeta dengan lembut.

"Za, lo yakin?" Tanya Givan secara tiba tiba. Lelaki itu tampak menatap Ameeta dengan intens. Walaupun sifatnya yang tengil, dia tidak pernah main main dalam menilai seseorang.

Ragaza berdehem singkat, lalu mengangguk. "Van, lo ngapain nanya kayak gitu?" Ujar Raka

Givan mengedikkan bahunya acuh."nanya doang, emang salah?"

Givan tahu, Ameeta bukan gadis yang baik. Menurutnya, gadis ini cukup kasar, suka sekali melakukan perundungan dan yang terakhir, dia sering melihat Ameeta keluar malam dan bertemu beberapa lelaki.

"Ya kagak sih, terserah lo aja deh!" Pasrah Raka

Semuanya diam, mereka sibuk dengan ponselnya masing masing. Berbeda dengan Ameeta yang sedari tadi menggeram marah, mendengar pertanyaan dari Givan yang seakan akan merendahkan dirinya. Hatinya mengumpat kasar, dia membenci Givan.

"Sialan" umpat Ameeta dalam hati



Note: tandai typo

Ragaza (Proses revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang