06 - Berdirinya Ariger

247 31 5
                                    

Hai pren

Udah tahun 2023 nih

Harapan kalian apa nih?
...

Markas geng Ariger terlihat begitu ramai malam ini. Disana terdapat Ragaza dan teman temannya yang asik dengan game online-nya.

Ariger geng ini di dirikan oleh Ragaza saat dirinya kelas sepuluh. Tadinya, geng ini di tolak mentah mentah oleh ayahnya karna dikira hanya akan membawa pengaruh buruk untuk pergaulannya. Tapi seiring berjalannya waktu, Hendra perlahan mulai menerima Ariger dengan baik.

Ameeta, gadis itu sama sekali tidak terlibat dalam berdirinya geng Ariger walaupun dirinya merupakan sahabat sekaligus pacar dari Ragaza. Mereka memang kurang menyukai Ameeta dengan alasan gadis itu terlalu manja dan lebay jika berdekatan dengan Ragaza.

Masalah pernikahan dirinya dengan Syaila, sama sekali tidak ada yang tahu. Ragaza akan memberi tahu semua anggota gengnya saat dia sudah benar benar mencintai Syaila.

Pernikahannya sudah berjalan hampir satu bulan lamanya, perasaannya mungkin sudah mulai muncul kepada Syaila. Dan perlahan menggantikan Ameeta.

Ting!

Ragaza melihat ponsel yang baru saja mendapatkan notifikasi. Bukan pesan dari Syaila, melainkan dari Ameeta. Tanpa membalas, Ragaza segera mematikan ponselnya. Dia benar benar kesal dengan Ameeta yang sengaja membuat istrinya jatuh dan terluka.

"Za, ada balapan malam ini" ucap Raka memberitahu.

Ragaza menoleh, "dimana?" Tanya nya

"Tempat biasa, mau ikut nggak?" Tawar Raka

Ragaza mengangguk saja. Lebih baik balapan, daripada membalas chat dari cewek seperti Ameeta.

...

Ragaza sudah bersiap digaris start dengan helm full face yang menutupi bagian wajahnya. Givan, Kevan, Raka dan Rey berdiri disamping Ragaza.

"Lawan lo kali ini Tio" bisik Kevan

Ragaza mengangguk. Tio memang dari dulu sudah menjadi musuhnya. Hanya karena masalah sepele, Tio memutuskan untuk keluar dari Ariger dan membangun geng nya sendiri.

Walaupun lawannya kali ini adalah musuhnya, hal itu tidak membuat Ragaza takut. Justru dia ingin melihat bagaimana liciknya Tio kali ini.

Seorang gadis dengan pakaian minim kini maju ke tengah dengan membawa kain yang akan menjadi penanda dimulainya balapan tersebut.

"Three"

"Two"

"One"

"GO!"

Ragaza menancapkan gasnya sampai kecepatan penuh hingga membuat Tio tertinggal dibelakang. "Lembek" ujarnya dalam hati.

Dan beberapa saat kemudian, Ragaza sudah kembali ke garis start mendahului Tio. Semua bertepuk tangan dan bersorak heboh saat melihat ketua mereka memenangkan balapan itu.

"Keren lo Za, bangga gue sama lo!" Ujar Givan

"Makan makan dong Za"

Ragaza (Proses revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang