16 - Fakta yang sebenarnya

246 21 1
                                    

Ragaza terbangun dari tidurnya dan segera membersihkan dirinya. Memang seperti ada yang kurang hari ini, wajah polos Syaila yang biasanya ia lihat saat bangun tidur kini tidak ada.

Dirinya bertekad akan mencari Ameeta bagaimana pun caranya hari ini. Dia tidak bisa terlalu lama bertengkar dan saling diam seperti ini.

"Gue bakal cari lo Meta!" Geram Ragaza

Di sisi lain, dua orang terlihat sedang bertengkar di pinggir jalan raya yang terlihat sepi. Mereka terlihat saling adu mulut, seraya melontarkan kata kata kasar.

"Kamu kira saya akan menikahi kamu hanya karena anak saya ada di rahim kamu?" Ujar lelaki paruh baya itu, Darwansa.

"Terus lo kira gue mau nikah sama kakek kakek kaya lo, hah?!" Ameeta berujar emosi.

Pagi ini, dia secara tidak sengaja bertemu dengan Darwansa. Gadis itu menceritakan semuanya kepada lelaki yang sudah berumur itu. Namun, pertemuan itu mengakibatkan pertengkaran yang cukup hebat.

"Lo harus tanggung jawab, gue nggak mau tau!" Kesal Ameeta

Darwansa terlihat santai, tidak ada raut panik dari wajahnya. "Kita melakukan itu atas dasar mau sama mau, terus untuk apa saya bertanggung jawab? Itu bukan sepenuhnya salah saya!" Tutur Darwansa

Darah dalam diri Ameeta mulai mendidih, emosinya memuncak. Tangannya mengepal kuat disamping tubuhnya, giginya bergemlutuk dalam mulutnya.

"Bajingan" sarkas Ameeta

Darwansa tertawa, "saya memang bajingan, dan kamu? Kamu gadis murahan" balas lelaki itu.

"Gugurin saja anak itu, toh saya sama sekali tidak akan bertanggung jawab" ujar Darwansa tanpa rasa bersalah, lalu pergi begitu saja meninggalkan Ameeta yang emosi.

***

"Van Van, lo tau nggak kenapa pelangi itu indah?" Tanya Rey

Givan mengedikkan bahunya acuh, tanda tidak tahu. "Karna kalo jelek, itu lo!" Balas Givan

"Anjing, bangsat!" Umpat Rey

"Cemberut aja bang, napa nih?" Rey menatap Ragaza yang sedari tadi diam.

"Bantuin gue cari Meta!" Ucap Ragaza

Givan tersenyum miring, "nyari satu cewek sama nyelesain satu masalah aja lo nggak bisa sendiri? Gimana kalo lo punya anak nanti!" Ujarnya sinis

"Lo nggak bakal ngerti Van"

"Gue nggak ngerti karna gue nggak peduli" balas Givan

"Van, jangan buat masalah" peringat Raka

"Gue bakal bantu Za" ujar Kevan

"Gue juga, tapi sebisa gue" ujar Raka

Ragaza mengangguk, akhir akhir ini Givan memang terlihat marah jika menyangkut dengan Syaila. Entahlah, apa mungkin Givan menyukai Syaila?

***

Brukk

"Upss, sorry" ujar siswi bername tag Reta, kepada Syaila.

Syaila menghembuskan napasnya pasrah, dia tahu kalau Reta sengaja melakukan itu. "Iya gapapa" balas Syaila

"Lo cewek Gaza ya?"

Syaila diam, entah apa yang akan dilakukan Reta kepadanya.

"Lo pasti kenal gue kan? Gue Reta. Gue cewek yang suka sama Gaza sebelum lo!" Ucapnya seraya mendorong Syaila dengan telunjuknya.

"Terus?"

"Gue denger denger lo sama Gaza lagi ada masalah ya? Kenapa kalian nggak putus aja?" Reta bertanya secara blak blakan kepada Syaila.

Ragaza (Proses revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang