Pagi hari sudah tiba. Syaila membuka matanya yang silau karena sinar matahari. Dia menoleh ke arah Ragaza yang masih tertidur dengan tangan yang memeluk pinggangnya.
"Za bangun, kita harus sekolah" ujar Syaila lembut
Ragaza menggeliat dari tidurnya, dia membuka matanya lalu semakin mengeratkan pelukannya pada Syaila. "Nanti aja Sya, aku masih pengin meluk kamu" balasnya seraya mengecupi seluruh wajah Syaila.
"Bau tau Za, kamu kan belum gosok gigi" ucap Syaila bergurau
"Mana ada, aku itu wangi walaupun nggak mandi tujuh hari" bantah Ragaza.
"Udah Za, aku mau mandi dulu, lepasin!"
"Nanti aja Sya, kita juga bisa bolos hari ini!"
Syaila mencubit pelan hidung mancung Ragaza. "Jangan gitu Za, kita udah kelas 12 masa masih mau bolos sih" gemasnya
"Iya sayang, ayok mandi"
"Kamu duluan, aku mau beli bubur di depan buat sarapan"
Ragaza mengangguk. Dia menatap Syaila yang masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.
"Sya, kamu cantik" pujinya
"Ya iyalah, kan istrinya Gaza" balas gadis itu lalu keluar dari kamar.
...
Kini, dua pasutri itu sudah berada di meja makan. Mereka sudah siap dengan seragam sekolah mereka.
"Za, dasi kamu mana?" Tanya Syaila
"Ada di tas sayang" jawab lelaki itu
"Sini aku pakein"
Ragaza menyerahkan dasinya kepada Syaila dan membiarkan gadis itu memakaikan dasinya. "Lain kali dasinya dipake Za"
Ragaza mengangguk. Dia mengecup singkat bibir Syaila. "Ya allah Gaza" rengeknya
"Apa sayang?"
"Tau ah, kamu nyebelin"
Syaila memasuki mobil Ragaza dengan wajah kesal. Sementara lelaki itu tertawa melihat wajah istrinya yang tampak menggemaskan.
"Jangan marah Ila, nanti tambah Cantik loh"
Syaila menoleh "Ila?"
"Iya, nama kamu kan Syaila. Jadi aku panggil Ila deh. Lucu kan"
Syaila mengangguk "iya"
"Kenapa? Nggak suka ya?"
Syaila menggeleng "aku suka kok Za"
***
Ragaza terus menggandeng tangan Syaila di sepanjang koridor sekolahnya. Lelaki itu benar benar tidak bisa jauh dari istrinya.
"Aku mau pindah kelas boleh?" Tanya Ragaza
"Kenapa?"
"Biar sama kamu terus"
Syaila menggelengkan kepalanya. "Ada ada aja deh kamu"
Sesampainya dikelas Syaila, Ragaza merapikan rambut gadis itu dengan pelan. "Aku jemput kamu disini nanti kalo istirahat. Oke sayang?"
Syaila mengangguk. "Iya, udah sana ke kelas"
"Ngusir nih?"
"Ya allah, enggak gitu Za. Kamu mah gitu"
"Iya iya dadah sayang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragaza (Proses revisi)
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] ⚠️ Banyak kata kata kasar, harap untuk tidak ditiru ⚠️ buang negatifnya ambil hikmahnya ⚠️ jangan plagiat, kalo masih punya otak