03 - Murid Beasiswa

265 52 17
                                    

Assalamualaikum semuanya?

Makasih yang udah baca cerita Ragaza

.
.
.

Syaila menundukkan kepalanya di sepanjang koridor. Banyak tatapan tidk suka dari beberapa siswa/i yang berada disana. Bagi Syaila, itu hanya hal biasa. Karna, sejak masuk pertama kali disekolah ini semua orang memang membencinya.

Berusaha menulikan pendengarannya, Syaila mempercepat langkah kakinya untuk menuju kelas. Masih terlihat sepi, semoga tidak ada hal buruk untuk hari ini.

Tangan kanan Syaila membuka pelan pintu kelasnya. Gadis itu menghembuskan napasnya lega saat tidak ada hal aneh. Perlahan, dia berjalan ke arah kursinya dan lihatlah. Seperti biasa, sampah berserakan disana.

Tak ingin membuang waktu, Syaila mulai membersihkan kembali mejanya. Sampai kapan hal ini terus terjadi? Kalau boleh jujur, dirinya sudah lelah.

Sampah buat orang yang nggak berguna

Tulisan itu benar benar menyakitkan. Apa dirinya memang tidak pantas sekolah disini? Dia hanya ingin mencari ilmu, itu saja.

"WAH! SI MISKIN UDAH BERANGKAT TERNYATA!" Teriak Ameeta dengan lantangnya. Kedua temannya, juga sudah siap dan berada dibelakang gadis itu. Jihan dan Lana

Syaila hanya diam, dia pasrah jika Ameeta akan melakukan perundungan terhadapnya.
Baru saja hendak duduk, Syaila sudah terlebih dahulu ditarik oleh Jihan dan Lana keluar kelas. Tak ada yang menolongnya, karna semua akan berpihak pada Ameeta.

Jika ada uang semua akan menang

Begitu bukan? Ameeta lahir dikeluarga yang kaya raya. Sudah pasti semua akan membelanya.

"Lepasin, kalian mau bawa aku kemana?" Tanya Syaila memberontak.

"Berisik, ikut aja napa sih!" Gertak Jihan

"Nggak mau, lepasin!" Syaila terus memberontak. Perasaannya sudah tidak enak. Ini jalan menuju gudang belakang sekolah.

Bruk

Tanpa perasaan, Jihan dan Lana mendorong tubuh Syaila hingga terjatuh ke lantai. Lututnya sedikit tergores.

"Bagus, sekarang waktunya kita main main sama anak beasiswa ini" ujar Ameeta dengan tawa remehnya.

Plak

Plak

"Lo itu cuma sampah!"

"Nggak pantes sekolah disini, anjing!"

Syaila mengepalkan tangannya kuat. Gadis itu, benar membuatnya emosi.

"Ini sekolah umum kan? Kenapa aku nggak boleh sekolah disini?" Syaila berteriak dihadapan Ameeta.

"Berani lo hah?! Berani bentak gue?" Ameeta menjambak kuat rambut Syaila tanpa belas kasihan. "Lo bener bener udah berani sama gue ya!"

"Kamu keterlaluan Meta!" Syaila kembali berteriak

Ameeta yang mendengarnya, tertawa remeh. " Kenapa emangnya? Mau ngadu ke Bk, iya? Sana ngadu!" Ucap Ameeta.

Bugh

Ameeta menendang lutut Syaila dengan keras. Syaila menangis, dia selalu saja direndahkan oleh manusia rendah seperti Ameeta.

"Lana, siniin guntingnya" ujar Ameeta

Lana memberikan sebuah gunting besar kepada Ameeta. Gadis itu tersenyum miring lalu kembali mendekat ke arah Syaila yang terduduk di lantai.

Dia mengusap wajah Syaila pelan. "Lo itu miskin kan? Gimana kalo lo kerja jadi pelacur?" Ujar Ameeta remeh.

Ragaza (Proses revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang