The Second Crystal

213 8 5
                                    

[CARLA's POV]

Tempat ini begitu indah, maksudku, lihatlah; bunga berwarna warni yang bermekaran, semak2 perak dan emas, sungai yang jernih, tempat ini dipenuhi oleh kunang2 yang terang. Aku terdiam, ya aku terpukau.

"Silahkan masuk dan taruhlah barang-barangmu disana. Lalu, segerahlah menuju ke taman yang bercahaya disana untuk makan malam", ujar salah satu peri yang bersayap seperti kupu-kupu.

"Baik, terima kasih.", ucap Troy dengan senyum lebarnya

Aku berjalan mengikuti Troy, lalu tiba-tiba seseorang berteriak

"Hey gadis! Kau tidak boleh membawa senjata ke wilayah kami. Wilayah kami adalah tempat yang damai"

"Maaf?", ucapku

"Tempat ini adalah tempat bebas senjata."

"Tapi, aku tidak akan membunuh atau mengacaukan wilayah ini.", ucapku membela diri

"Tidak, itu peraturannya. Kau bisa menitipkannya di kerajaan kami", ucap ketua wilayah itu

"Troy? Bagaimana?", bisikku

"Sudahlah, Carla. Percaya saja mereka, toh mereka baik", ujar Troy

"Maaf, bisakah kalian memberi kami waktu? Terima kasih.", ucapku kepada peri-peri yang lalu meninggalkan kami

"Kau gila? Hah kau gila?", ujarku

"Kenapa Carlaa?", tanya nya dengan nada yang lembut, seperti biasanya

"Ibu kami berkata jangan percaya satupun orang ditempat ini.", jawab Hans

"Ya tapi kalian sebelumnya mempercayai naga itu bukan? Tidak semuanya jahat"

"Tetapi, jika mereka mencuri pedang itu bagaimana?", tanyaku sambil menolak

"Haduh, tidak Carla, kau terlalu berprasangka buruk."

"Terserah kau lah."

"Jadi bagaimana? Kau tidak mau disini?", tanya Troy

Aku diam dan berpikir. Aku tidak percaya, tapi tidak mungkin kita bermalam di hutan seperti itu.

"Yasudahlah.", aku mengangguk setuju

Kami berjalan ke kerajaan mereka dan memutuskan untuk menyerahkan pedang ini.

"Baik, baik, pedangmu aman dikerajaan kami.", ujar kepala suku mereka(?) Sudahlah aku tak tahu namanya

Lalu aku menaruh pedangku di atas meja berwarna putih itu, dan aku pergi suatu pondok bunga dengan Hans dan Troy.

"Kau yakin kita dapat mempercayai mereka?", tanyaku sekali lagi

"Ya, aku yakin Carla"

"Baiklah terserah saja deh.", ujarku

"Kau marah ya?", tanya nya

"Baiklah, aku akan mengambil makanan dulu", ujar Hans yang sepertinya tidak ingin ikut dalam perdebatan ini

"Aku ingin berjalan-jalan sebentar.", ujarku

"Kau ingin aku temani?", tanya nya

"Tidak", ucapku ketus lalu berbalik badan dan meninggalkannya

Aku tidak yakin akan tempat ini tapi yasudahlah. Aku pun berjalan di semak-semak bercahaya dekat sungai yang bening itu, dan aku melihat sesuatu yang aneh. Sungai itu seperti bernafas, ada gelembung-gelembung kecil dipinggir bawah pohon besar itu. Aku menunduk dan mencoba melihat kesana, tetapi tidak ada apa-apa. Aku memasukkan tanganku dan mencoba meraba-raba, tiba-tiba ada sesuatu yang menarikku sampai aku terjatuh kedalam sungai itu.

"Benda apa ini?!", pikirku didalan hati

Ini seperti ranting pohon, yang bergerak dan ranting ini mencoba membuatku tenggelam, aku meronta-ronta mencoba melepaskan ranting itu dari tubuh, tangan, dan kakiku, tetapi semakin aku melawan, ranting-ranting itu semakin kuat. Aku mulai berpikir dan aku melihat sebuah kritsal berwarna biru tua. Kristal itu juga terikat oleh ranting-ranting pohon, aku mencoba menarik kristal itu, tetapi ranting itu terlalu kuat, mataku mulai meredup, aku tenggelam.

NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang