Aku berjalan di tengah kegelapan. Aku merasakan ada sesuatu yang mengikutiku. Banyak kata-kata terngiyang dalam kepalaku. Dimana ini? Apakah aku sedang bermimpi?
*KRINGGG*
Alarmku berbunyi, jarum panjang menunjukkan pukul 7 dan aku harus kesekolah.
Aku malas ke sekolah, bukan karena nilai atau guru yang menyebalkan, tetapi sekolahku bukanlah sekolah yang menyenangkan. Malah membosankan, selain itu, banyak terjadi penindasan. Aku pun salah satu korbannya. Oh ya, namaku Carla Lawrence. Aku 17 tahun. Aku tinggal bertiga dengan ibuku, Rose, dan adik laki-laki ku yang bernama Hansel.
Berbeda denganku, Hansel adalah orang yang periang, menyenangkan, populer, dan aktif. Sepertinya dia malu mempunyai kakak sepertiku.
Sebelum ayahku meninggal, ibuku adalah seorang model. Tetapi sekarang, ia menjadi karyawan di salah satu perusahaan milik Brown.
Ayahku meninggal saat ia di Inggris. Masih belum jelas penyebabnya. Ada yang bilang, ia diracuni. Ada juga yang bilang ia kecelakaan. Tetapi dari feelingku, dia dibunuh.
Aku mengalami bullying sejak aku berumur 14 tahun. Mereka bilang aku aneh, miskin, wanita jalang, dan yang paling menusuk adalah tidak mempunyai ayah. 2 tahun yang lalu, aku mulai bisa melihat hal-hal gaib, awalnya aku ketakutan, tetapi sekarang sudah biasa.
Aku berjalan ke sekolah dengan kepala tertunduk, aku bukan orang yang percaya diri. Aku merasa aku memang tidak dibutuhkan disini. Orang-orang yang melihatku mulai berbisik-bisik. Aku mulai takut dengan pandangan orang-orang itu.
Aku duduk paling belakang disana. Lalu, ada satu anak laki-laki yang menghampiri ku.
"boleh aku duduk disini? Aku baru"
"Ya, boleh saja."
Keadaan pun hening. Aku ingin mengajaknya berbicara, tetapi aku tidak pandai berkenalan.
"emm", ucapku
"ya?"
"Namaku Carla Lawrence. Siapa namamu?"
"Oh ya, aku Troy Hamilton"
"Oh oke", aku terdiam karena tidak tau apa yang harus kuucapkan lagi.
"Matamu indah", ucap Troy sambil tersenyum
Aku hanya tersenyum. Aku terlalu malu untuk mengucapkan 'terima kasih'. Troy mempunyai mata yang indah juga berwarna biru, rambutnya coklat. Ia juga tinggi, senyumannya dapat menyatukan kembali bagian-bagian yang patah akibat rasa sakit. Senyumnya hangat, ia seperti matahari.
"Kenapa kau memandangiku?", tanya Troy sambil tertawa
"em tidak, tidak apa-apa kok"
"Masa? Mukamu memerah loh"
"Ah? eum, ah tidak", aku pun mulai tersenyum
"Kamu pendiam ya."
"He? Iya aku rasa"
Lalu ia tersenyum padaku. Dengan senyumannya, ia membuat duniaku yang terasa hampa, sekarang hangat kembali. Tetapi kenyamanan itu hanya bertahan sebentar.
"Carla ya? Kok masuk sekolah lagi? Minggir, ini tempatku"
Aku tidak bisa menolak permintaannya. Namanya Stacy Gwen. Dia adalah seseorang yang populer, ketua cheerleader, dan punya banyak teman. Aku segera memasukkan barangku kedalam tas dan bergegas pindah.
"Tunggu. Dia duluan di...",
"Tidak apa Troy. Aku akan pindah", bantahku.
"Tidak, dia duluan disini. Kau harus pindah ke tempat lain", kata Troy ke Stacy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare
FantasyKalian pernah sakit bukan? aku juga. Kalian pernah bermimpi bukan? aku juga. Tetapi, saat kalian membuka mata, mimpi itu akan lenyap bukan? tidak denganku.