Drowning?

148 7 3
                                    

[HANS' Pov]

"Muka Troy kelihatan muram, pasti tadi terjadi pembicaraan yang buruk.", pikirku

Aku memutuskan untuk tidak menghampirinya. Ya, membiarkannya sendiri agar ia tenang. Aku berjalan-jalan didekat danau dan melihat gelembung-gelembung kecil. Tunggu, seseorang tenggelam! Segera aku berlari kesana dan mencoba untuk menolongnya. Itu kakakku. Didekat akar-akar pohon itu, ada kristal biru tua, mungkinkah itu kristal kedua? Aku bergegas masuk kedalam air dan melepaskan kakakku dari ranting-ranting pohon, aku menariknya sekuat tenaga dan menaikkan tubuhnya ke darat.

"Kristalnya, kita harus mengambil kristalnya.", ujar Carla saat sadar

"Kita tidak bisa tanpa tangan kosong.", jawabku

"Lalu bagaimana?", tanya nya kembali

"Kita ambil pedang kita diam-diam?", ujarku

"Apakah itu akan berhasil?"

"Tidak tahu, kak, kita belum mencobanya."

"Baiklah, ayo kembali ke rumah kita"

[CARLA's POV]

Saat kembali kerumah, Troy menghampiriku dengan tatapan kaget sekaligus kawatir.

"Apa yang  terjadi?", tanya nya

"Tidak.", jawabku

"Carla?", ujarnya kawatir

"Ia tertarik kedalam saat mencoba meraih kristal kedua, lalu aku menyelamatkannya", jawab Hans sambil tersenyum

"Ah maafkan aku.", ujar Troy dengan lembut

"Kau tahu? Aku mengira kau yang akan sadar aku menghilang, mencariku, dan yang menyelamatkanku.", jawabku lalu pergi meninggalkannya

Aku pergi kekamarku lalu memikirkan bagaimana caranya aku mengambil pedang itu kembali. Lalu, pintu kamarku terbuka

"Em, Troy?"

"Bukan, ini aku, Hans"

"Oh baiklah, kenapa Hans?"

"Aku tau kakak sedih karena Kak Troy begitu ya"

"Tidak, biasa saja", ujarku ketus

"Kau tidak bisa selalu meminta orang lain untuk mematuhi apa yang kau mau, orang punya pendapat.."

Ucapan Hans tentu menamparku keras. Ya mungkin aku yang terlalu egois.

"Ya, terimakasih Hans. Nah ayo kita pikirkan, bagaimana caranya masuk kedalam ruang kerajaan itu, lalu mengambil pedangnya?", tanyaku

"Tapi kak, apa memang harus pakai pedang? Karena pedangnya kan cuman punya satu kristal, itupun api. Sedangkat akar-akarnya diair, tidak akan berguna menurutku..", jawab Hans

"Hans, sejak kapan kau jadi pintar?", ujarku meledeknya

"Ih nyebelin", jawabnya lalu tertawa

"Baiklah, jadi bagaimana?", tanyaku

"Saat kaka terikat oleh akar-akar itu, aku melihat kristalnya tidak begitu terhalang, dan saat aku masuk dalam airnya, akar-akar itu tidak mengikatku"

"Hans, kau mulai cerdas, baiklah, jadi harus ada yang menjadi umpan, lalu salah satunya mengambil kristal itu?", ujarku sambil tersenyum puas

"Ya, tapi sepertinya sedikit berbahaya sih."

"Semua yang kita lakukan disini berbahaya. Ayo kembali kesana, kita tidak mempunyai banyak waktu."

Aku memutuskan untuk pergi ke tempat itu sekali lagi demgan Hans. Lalu, aku meletakkan badanku di danau itu. Namun, tidak ada yang terjadi.

"Loh kok?", ujarku heran

Hans mencoba menarik tamganku dari ujung daratan. Akar2 itu kembali bekerja, ia melilit tangan Hans dan kaki ku, Hans pun tenggelam dan aku tak bisa menolongnya. Sial, aku butuh kau, Troy.

Letak kristal itu tidak jauh dariku, hanya sekitar setengah meter dari mataku. Aku mencoba meraih kristal itu, tapi akar2 itu menarikku lebih jauh. Tidak lama, ada tangan yang mengambil kristal itu, lalu menarik tangan kami berdua, akar-akar itupun juga mulai diam.

"Terima kasih, Troy.", ujarku

"Iya", sambil tersenyum

Setelah itu, seluruh cahaya disini pun padam.

"Sepertinya kita mencuri sumber cahaya mereka.", ujar Hans

"Ya, sepertinya begitu", jawabku

NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang