That Never-Ending

497 11 4
                                    

Aku lelah dan langsung tertidur pulas dikasurku. Seperti biasa, mimpiku terulang dan makin jelas. Aku melihat badanku, apa ini? Apa aku keluar dari tubuhku? Terdengar suara yang memanggilku dari luar sana, cahaya apa itu? Gelap dan menyeramkan. Tetapi aku penasaran.

"Jangan kesini Carla!"

Terdengar teriakan itu berulang-ulang. Apa maksudnya ini? Mungkin jika aku menutup mataku, aku akan berada didalam diriku lagi.

/menutup mata/

"Astaga apa itu tadi?", pikirku.

Itu hanya mimpi bukan? Atau, kenyataan? Aku berdiam selama beberapa saat. Lalu,

*TOK TOK TOKK*

"Ya? Masuk"

"Kak?", ucap Hans

"Iya kenapa?"

Lalu Hans menghampiri aku dan duduk dikasurku

"Aku boleh bertanya? Dan juga bercerita? Sudah lama aku ingin menceritakan ini."

"Iya? Kenapa Hans?", jantungku berdebar sangat keras, aku gugup.

"Aku mendapat mimpi"

"Mimpi apa?"

"Bukankah kau tau? Aku melihat kau sepanjang mimpiku", ucap Hans

"Kau juga masuk ke tempat gelap itu? Yang terdapat monster dan suara-suara orang tersiksa?"

"Ya, itu adalah tubuhmu"

Aku terdiam. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Bagaimana bisa itu tubuhku? Ada monster didalamku? Apa maksudnya?

"Maksudmu? Bagaimana kau tau?"

"Ibu memberitahuku", jawab Hans

"Ibu?"

"Ya, coba kita tanyakan kepadanya"

"Besok saja kak, mungkin dia sudah tertidur"

"Belum, ibu belum tidur", ucap ibu sambil membuka pintu

"Ibu tau sesuatu?"

"Ya Ibu tau. Ibu selalu memperhatikan kalian di malam hari."

"Monster apa bu?", tanyaku gemetar

"Itu adalah dreamalatic. Ia adalah setan penguasa mimpi dan ketakutan. Ia akan menguasai tubuhmu jika kau tidak membunuhnya, Carla."

"Bagaimana aku membunuhnya?"

"Apa yang terlihat dalam mimpimu?"

Aku terdiam sejenak. Jantungku berdebar sangat cepat, rasanya seperti ingin meledak.

"Aku berjalan dengan seorang laki-laki..", lalu aku terdiam.

Apakah dia adalah Troy? Tidak mungkin bukan?

"Bagaimana aku menghancurkan setan itu bu? Kenapa dia ada didalamku?", tanyaku

"Kau harus menemukan bloodsword itu adalah pedang yang dibuat dari darah naga timur. Kau harus masuk kedalam mimpimu dan menghadapi ketakutanmu yang paling besar. Hm"

"Bu, apa aku bisa membantu kakak?", tanya Hans.

"Kau siap, Hans?"

"Ya, bu. Mungkin"

"Tidak apa, Hans, aku tidak mau menyusahkanmu"

"Aku tidak membiarkan kakak pergi sendirian."

Rasa ketakutan menyelimutiku, kuraskan bulu kudukku berdiri, keringat bercucuran.

"Bu, bagaimana aku bisa masuk ke mimpiku?"

"Kau hanya harus tertidur. Lalu kau akan masuk ke pintu besar berwarna hitam. Tetapi pintu itu hanya bisa dimasuki saat bulan purnama. Kesempatanmu hanya sekali."

"Kak, aku mau ikut", ucap Hans

"Tidak. Kapan bulan purnama, bu?", tanyaku dengan gugup.

"4 hari lagi nak"

Lalu ibu memeluk kami. Matanya bercucuran air mata, Hans pun bertanya

"Kenapa bu?"

"Aku tak bisa kehilangan kalian berdua lagi", ucapnya terisak

"Kenapa bu?"

"Aku sudah kehilangan ayahmu, aku tidak bisa kehilangan kalian lagi"

"Tenang saja, bu. Aku akan berhati-hati."

Apa yang akan terjadi jika aku tidak bisa menghancurkannya? Apabila aku tidak bisa keluar dari mimpiku? Apakah aku akan, terjebak selamanya dalam mimpi ini?

NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang