Lima

285 43 8
                                    

Sabtu, 31 Desember 2022

••••


"Woi! Jisung!" panggil Lea ke Laki-laki di depannya dengan suara keras. Laki-laki itu langsung berhenti dan diam seketika.

Dengan itu, Lea tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dan perempuan itu pergi mendekati Jisung. "Hai" sapa Lea.

Jisung seperti orang kikuk dan gugup. "H--ha--hai." Balas jisung dengan terbata-bata itu.

"Boleh tau nama lo siapa, nggak?" Tanya Lea.

Jisung semakin bingung, "Bukannya udah tau? Itu tadi manggil gue jisung." ucap Laki-laki itu. Lea tersenyum malu, bagaimana bisa dia lupa.

"Aduh. Kayaknya lupa gue."

Jisung tersenyum tipis, "Lo mau coba cola ini?" tanya Jisung memberikan satu kaleng cola ke Lea.

Perempuan itu menerimanya dengan senang hati. "Thanks." ucap Lea.

"Lo murid pindahan?" tanya Jisung ke Lea.

"Nggak. Gue temen sodam. Temen main dia" jelas Lea.

Kedua remaja itu berdiri di lorong itu, keduanya berdiri di banyaknya orang-orang berlalu lalang. "Oh. Temen wakil osis ternyata." ucap Jisung.

Lea melihat baik-baik tangan jisung yang terlihat urat-urat itu. "Tangan dan wajah lo nggak seiras ternyata." Kalimat dari Lea membuat Jisung terkejut dan laki-laki itu langsung memegang wajahnya.

Tapi Lea malah terkekeh geli dengan tingkah Jisung yang dia pikir itu benar-benar polos. "Maksud gue, Wajah lo gemesin tapi tangan lo berotot." ujar Lea. Jisung terdiam seketika tubuhnya merinding karena ucapan dari Lea yang membuat pipinya memerah itu.

"I--itu--"

Perempuan itu ingin sekali mengoda jisung dan benar saja perempuan itu memajukan tubuhnya lebih dekat ke Jisung yang berada tepat di hadapannya. Begitu dekat hingga membuat detak jantung jisung terdengar lebih jelas. "Lo cowok yang menarik." ucap Lea.

Jisung sudah tidak tahan dan detak jantung miliknya berdetak lebih keras. Ini baru pertama kali ada seorang perempuan yang berada sangat dekat dengan dirinya. "Lo jangan deket-deket gue." ucap Jisung. Laki-laki itu berusaha mundur dan memberikan jarak untuk keduanya.

"Kenapa? Apa gue bau?" ucap Lea.

"Bukan begitu. Heum, lo nggak mau lihat-lihat sekolah ini apa?" tanya Jisung berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Maunya gitu. Tapi ketiga temen gue lagi makan dan gue nggak mau kesasar." ujar Lea.

"Lo mau ikut gue nggak?"

"Kemana?"

"Ikut aja dulu. Ayo." Jisung tidak ingin lama-lama berbicara berdua dengan Lea. Maka dari itu laki-laki itu mengajaknya pergi untuk melakukan hal lain. Lea menurut saja dan mengikuti laki-laki itu pergi.

•••

Sodam, Jinny dan Minji sudah menyelesaikan makan mereka di kantin tadi dan ketiga perempuan itu kembali melanjutkan tujuannya untuk melihat-lihat sekolah sodam.

"Ini lo cuma bimbing dua orang aja ini?" Tanya Minji ke Sodam.

"Gimana lagi, yang lainnya pada pergi." ucap Sodam.

Jinny memasang earphonenya dan dia tiba-tiba teringat sesuatu hal yang ingin dia lakukan. "Minji, lo hari ini pengen main basket nggak?" tanya Jinny.

"Pengen juga si." Balas Minji.

Sodam tersenyum kecil, "Ke lapangan basket aja gimana? Lapangan basket gue bagus dan adem. Lo berdua mau coba main?" ucap Sodam.

Minji dan Jinny mengangguk senang dan mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke lapangan basket yang berada di dalam ruangan itu.

Pintu terbuka memberikan kesan sejuk dari dalam lapangan. Minji dan Jinny merasa senang dan takjub dengan lapangan basket sekolah sodam. "Wih sepi. Mantap ini buat main basket." ucap Minji girang. Sodam tersenyum senang melihat kedua temannya merasa senang, meski hanya dengan melihat lapangan basket.

Jinny mulai meraih bola basket yang berada di dekat Ring itu. Perempuan itu mulai ancang-ancang dan Minji sudah siap untuk itu. Sedangkan sodam tidak bisa bermain basket meski Mark ataupun Jeno selalu mengajarinya. Perempuan itu tidak bisa bermain. Maka dengan itu dia hanya duduk di lantai dan melihat kedua temannya itu.

Tapi tiba-tiba mereka terkejut karena pintu terbuka dan menemukan dua laki-laki yang diam mematung itu. "Oh, maaf." ucapnya.

Sodam yang melihat itu langsung bersikap refleks, "Jeno, Jaemin. Lo berdua juga mau main basket?" Tanya Sodam.

"Heum... Itu---" Jaemin nampak kesulitan untuk menjawab.

Bagaimana Jinny dan Minji merasa melihat keanehan karena Kedua laki-laki itu berpegangan tangan dan menautkan tangan satu sama lain. "Maaf, gue sama Jaemin nggak tau kalo lapangannya di pake. Kalo Lo mau main silahkan. Gue sama Jaemin cabut dulu." ucap Jeno. Laki-laki itu hendak pergi kembali dengan Jaemin.

"Tunggu!!" Jinny mengatakan hal itu dan mencoba untuk menahan kedua laki-laki itu untuk pergi.

"Jin?" Sodam bingung dengan Jinny Kenapa mengentikan dua laki-laki itu.

"Lo berdua biasa main basket, ya? Gimana kalo kita main bareng? Gue cuma main sama Minji dan Sodam nggak bisa main basket." ujar Jinny kepada kedua laki-laki itu.

Jaemin melirik Jeno dan Jeno juga demikian. Sodam nampak sedikit merasa tidak nyaman dan tidak tau apa yang harus di lakukan kali ini. "Bener. Lo berdua mau temenin gue main sama Jinny nggak? Dan juga kita bisa jadi temen." Tambah Minji.

Sodam mendekati kedua temannya untuk menghentikan kedua temannya itu. "Lo berdua bisa main sendiri. Mereka berdua sibuk, udah lanjut main aja." ucap Sodam.

"Nggak, Dam. Gue sama Jaemin bisa kok." ujar Jeno. Laki-laki itu menyetujui ajakan Jinny dan Minji untuk bermain basket bersama.

"Tapi, lo berdua yakin?" Tanya Sodam memastikan. Karna Sodam merasa tidak enak ke Jeno, yang mungkin saja teman-temannya membuat rencananya gagal.

Jaemin mengangguk dan Jeno juga demikian. Mereka akhirnya main bersama dan Sodam merasa lega dan senang melihat hal itu.

••••

Hidup Atau Cinta || NCTDREAM ft SECRET NUMBER ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang