01

496 49 3
                                    

08

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

08.00 AM

Suara langkah kaki terdengar menuruni tangga sebuah studio, studio sekaligus rumah, tidak begitu besar dan dipenuhi oleh kaleng cat dan kanvas-kanvas berukuran cukup besar.

Seungwan, pemilik studio itu hanya bisa geleng kepala melihat keadaan di lantai bawah yang porak-poranda. Dia dan rekannya baru saja menyelesaikan pesanan mural malam tadi, sekarang dia harus membersihkan sisa-sisa catnya.

Seungwan berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air, setelah meminumnya setengah dia kemudian berjalan menuju sebuah kamar yang berada di seberang dapur. Dengan segera dia membuka pintu kamar tersebut dan langsung menyiramkan setengah gelas air yang ada di tangannya ke arah kasur.

Dua orang yang ada di kamar tersebut terkejut dan seketika duduk, Seungwan tertawa puas. Dua orang yang ada di kasur hanya bisa menatap Seungwan dalam keadaan setengah basah.

"salahku, sering lupa mengunci pintu" ucap salah satu wanita bernama Winter, dia adalah adik sepupu Seungwan.

"ck, ingin marah tapi tidak bisa daripada diusir" ucap wanita satunya lagi yang bernama Karina, dia merupakan kekasih Winter.

"bangun! bisa-bisanya kalian tidur dengan hangat berdua sedangkan aku sudah terbangun sejak subuh karena kedinginan" ucap Seungwan dengan masih tertawa.

"kalau itu salahmu karena tidak memperbaiki penghangat ruangan di kamarmu" sahut Winter sembari bangun dari kasur.

"kalau begitu kita tukar kamar saja, kak!" usul Karina tersenyum.

"big no!" Seungwan menolak.

"hmm, ya sudah kalau begitu aku akan buatkan sarapan" ucap Karina sembari berlalu pergi.

Selama ini Seungwan tinggal bersama Winter dan Karina, mereka berdua telah membantu pekerjaan Seungwan. Tentu saja dia tidak bisa melakukan pekerjaannya sendiri, selain itu dia sudah menganggap keduanya seperti adik kandung sendiri.

 Tentu saja dia tidak bisa melakukan pekerjaannya sendiri, selain itu dia sudah menganggap keduanya seperti adik kandung sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mandi, Seungwan langsung pergi ke dapur untuk sarapan. Winter dan Karina terlihat sedang menyantap sarapan mereka, Seungwan langsung bergabung bersama mereka dan mengambil sehelai roti yang ada di meja.

"Winter, kamu sudah mengabari orang yang memesan mural itu?" tanya Seungwan sembari menunjuk mural yang ada di sisi kamar Winter dan Karina.

"belum, aku akan menghubunginya setelah sarapan" jawab Winter.

"minta dia untuk transfer sisa pembayarannya" tambah Seungwan.

"dia sudah mentransfer sisanya semalam" ucap Winter.

"baguslah! berarti aku bisa liburan" Seungwan tersenyum senang.

"liburan?" tanya Karina dengan wajah bingung.

"iya, aku sudah merencanakannya sejak sebulan yang lalu" jawab Seungwan.

"kenapa tidak bilang?" tambah Winter.

"kenapa? kalian mau ikut?" Seungwan balik bertanya.

"kalau diajak ya ikut!" jawab Winter bersemangat.

Seungwan hanya tertawa mengabaikan Winter.

"memangnya kamu mau liburan ke mana kak?" tanya Karina.

"hmm, belum tahu" jawab Seungwan.

"bagaimana kalau Jepang?" Winter mengusulkan.

"Jepang?" Seungwan kemudian terdiam, memutar ingatannya tentang Jepang. Dia sudah pernah ke sana setahun yang lalu, sedikit ingatan tentang perjalanannya saat di sana dan sedikit ingatan tentang wajah seseorang yang 90% hampir terlupakan.

"kak?" Winter memukul meja membuat Seungwan terkejut.

"kenapa malah diam? kamu tidak ingin ke Jepang?" tanya Winter lagi.

"tidak, aku sudah pernah ke sana dan tidak ingin ke sana lagi" jawab Seungwan.

"kenapa? tidak suka atau bagaimana?" tanya Karina penasaran.

"aku pernah mengalami hal konyol saat berada di sana, liburanku berantakan dan kembali ke Seoul dengan bodoh" jawab Seungwan tersenyum kecil.

"pasti karena wanita, kamu bertemu wanita jepang kemudian menyukainya tapi kamu malah ditolak 'kan?" Winter sok tahu.

"hmm, lebih rumit dari itu" ucap Seungwan tersenyum.

Winter dan Karina tidak berani bertanya lagi melihat raut wajah Seungwan yang langsung berubah, senyumnya bukan senyum kebahagian melainkan senyum yang menyimpan begitu banyak tanya.

Winter dan Karina tidak berani bertanya lagi melihat raut wajah Seungwan yang langsung berubah, senyumnya bukan senyum kebahagian melainkan senyum yang menyimpan begitu banyak tanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY NEW YEAR 2023! 🥳

Aftertaste Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang