12

300 41 4
                                    

Seungwan tidak melepaskan pandangannya dari Joohyun, dia menggenggam dengan erat kuas yang ada di tangannya. Dia berjalan mendekati Joohyun dengan tatapan tajam sampai di depan Joohyun berdiri, Seungwan langsung melemparkan kuas yang dipegangnya ke arah Joohyun dan membuat bajunya ternodai oleh cat.

Melihat hal itu, Winter dan Karina langsung berlari mendekat.

"kak, apa yang kamu lakukan?" Winter panik sembari menahan tubuh Seungwan yang mengambil kaleng cat dan siap untuk melemparkannya ke arah Joohyun.

"kak!" Winter berteriak berusaha mencegah Seungwan.

Seungwan yang sangat marah langsung melemparkan kaleng cat ke arah lain, tetapi percikannya tetap mengenai baju Joohyun.

"kak, hentikan! apa yang kamu lakukan?" Karina melindungi Joohyun ketika Seungwan kembali ingin melemparkan kaleng cat.

"harusnya aku yang bertanya, APA YANG DIA LAKUKAN?" teriak Seungwan, wajahnya memerah karena emosi.

"Joohyun, tolong pergi" pinta Winter yang masih menahan Seungwan.

"tt..tapi..." Joohyun tergagap sekaligus gemetar.

"aku mohon, kita semua tidak mau jadi tontonan 'kan?" Winter memohon, orang-orang di sekitar melihat mereka dengan rasa penasaran.

Joohyun akhirnya menuruti, dia langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.

Seungwan yang masih tidak bisa menahan emosinya kembali menendang kaleng cat, dia bahkan berteriak sekencang-kencangnya melampiaskan amarah.

"sebaiknya kita sudahi pekerjaan hari ini, bawa kak Seungwan pulang aku akan membereskan ini semua" ucap Winter pada Karina.

"oke, aku akan membawanya pulang" Karina langsung membujuk Seungwan untuk pulang ke rumah, Seungwan menurut dan langsung masuk ke dalam mobil.

"ckck, catku yang malang. Rugi banyak sekali hari ini" Winter geleng kepala sembari memungut kaleng cat yang porak-poranda.

 Rugi banyak sekali hari ini" Winter geleng kepala sembari memungut kaleng cat yang porak-poranda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

==========

Sesampainya di rumah Winter langsung pergi ke lantai 2 untuk melihat keadaan Seungwan. Pintu kamarnya sedikit terbuka dan Winter langsung masuk ke dalam.

"kak?" dengan perlahan Winter berjalan mendekati Seungwan yang sedang meluapkan amarahnya dengan melukis di sebuah kanvas besar.

Seungwan tidak menjawab dan terus menggambar, Winter hanya bisa menunggu sampai kakak sepupunya itu selesai meluapkan kemarahannya.

Setelah menunggu cukup lama, Seungwan akhirnya melemparkan kuasnya. Dia langsung meminum sebotol air sampai habis, kemudian melemparkan tubuhnya ke sofa.

"sudah lebih baik?" tanya Winter.

"hmm..." jawab Seungwan.

Winter berdiri kemudian mendekati Seungwan, dia sangat paham dengan apa yang dirasakan oleh kakak sepupunya itu.

"aku tahu Joohyun salah, tapi biar bagaimanapun kamu tidak bisa meluapkan emosi dengan cara seperti itu tanpa mendengar penjelasannya terlebih dahulu" ucap Winter.

"semuanya sudah jelas 'kan? undangan pernikahan itu sudah membuktikan semuanya! lalu, apa maksudnya dia seperti itu padaku? hanya ingin mempermainkan?" sahut Seungwan.

"kamu pasti juga penasaran 'kan kenapa dia seperti itu? tidak ada salahnya untuk mendengarkan dia terlebih dahulu, kak. Apapun penjelasannya nanti, aku harap kamu bisa menyikapinya dengan dewasa" Winter memberi nasihat.

"iya kamu benar, aku sudah bertindak gegabah dan dalam hal ini juga bersalah" Seungwan menyesali perbuatannya.

"hmm, aku tidak akan memaksamu. Aku tidak mau kamu meluapkan amarahmu seperti tadi, jika memang nanti kamu ingin mendengarkan penjelasannya, aku dan Karina akan menemanimu untuk menemuinya" ucap Winter.

Seungwan hanya diam, dia sadar bahwa dia sudah bersikap seenaknya. Namun, amarahnya pada Joohyun memang tidak bisa dia pungkiri. Dia merasa lega telah meluapkan amarahnya walaupun dengan cara yang salah. Jika sudah siap, dia akan menemui Joohyun untuk mendapatkan jawaban dari ini semua dan ingin mengungkapkan perasaannya dengan mantap.

 Jika sudah siap, dia akan menemui Joohyun untuk mendapatkan jawaban dari ini semua dan ingin mengungkapkan perasaannya dengan mantap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aftertaste Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang