Don't forget to vote and comment. Thank you<3
Happy reading~
***
Tiiin tiiin
"Cieelah, yang punya pacar belagu amat"
"Hehe. Liburan gini jalan-jalan dong. Ke mall kek, taman kek. Jangan diem dirumah mulu kaya jomblo"
"Udah Zan. Jangan jailin terus si Davin-nya. Mending kamu pulang sana. Titip salam sama mama ya"
"Ya udah sayang. Aku pulang dulu ya. Kalau kangen tinggal telpon aja"
Hafzan menyalakan kembali vespa birunya tanpa mengenakan helm. Toh, rumahnya tinggal satu kali belokan lagi.
Davin yang tadinya sedang mencuci motor malah mendapat tontonan yang bikin perutnya mual.
Hafzan sering menjahilinya ketika akan menjemput ataupun mengantar Karina. Karena rumah Karina dan Davin yang seberangan, jadi Davin-lah yang sering ia bikin kesal.
"DAVIIIIIN~" Teriak Gavin dari dalam rumah. "BANTUIN GUE NGANGKATIN JEMURAN. UDAH MAU HUJAN LEBAT INI"
Mendengar teriakan dari abangnya, Davin langsung berlari menuju jemuran samping.
Maminya berpesan tadi, kalau mami belum pulang arisan dari rumah mami Dinda, jangan lupa angkatin jemuran.
***
"VANDIII~ BANTUIN GUE WOY! INI JEMURAN KEBURU BASAH LAGI NTAR. GUE GAMAU DI AMUK BININYA FAREL YE"
"Anjir Do. Sembarangan aja lo nyebut nama lakinya Farah"
Hadeh, padahal sama aja dua beradik ini.
"Kakak-kakak, cepetan angkatin jemurannya. Buna bentar lagi pulang. Nanti dimarahin lho, karena jemurannya basah lagi"
Dari pintu samping, Viera berusaha melerai kedua kakaknya yang masih berkoar-koar sambil meluk boneka beruang pemberian baba.
"Di, baba tadi bilang gak, pulang dari kantor jam berapa?" Tanya Vando usai meletakkan jemuran yang baru diangkat tadi ke tumpukan pakaian.
"Gak bilang sih. Emang napa Do?"
Vando berdehem. Lalu mengecilkan volume suaranya. "Ntar jangan bilang-bilang baba ataupun buna gue pergi ya?"
Alis Vandi berkerut tanda heran. "Pergi kemana?"
"Ah, kepo lo. Biasa urusan anak muda"
Vando berjalan menuju kamarnya untuk mengambil kunci motor. Walaupun hujan akan ia terobos demi sampai ke tempat tongkrongan.
"Yeu, di kata gue udah tua kah?" Nyinyir Vandi begitu Vando sudah pergi.
***
Sedangkan dirumah Tylander Family, tempat ibu-ibu komplek Keluarga Bahagia arisan terlihat masih sibuk degan ghibahan hangat dihari yang sejuk ini.
Perginya jam 2 siang, dan sekarang sudah hampir jam 6 masih aja betah dirumah mami Dinda. Soalnya mami Dinda bikin banyak makanan tadi. Kebetulan juga papi Dirga masih di kantor, Viesca belum pulang dari kampus, dan Naldy masih main PS dirumah Axel.
Jadi rumah sepenuhnya milik ibu-ibu komplek hari ini. Bhahahaha.
"Eh eh, tau gak keluarga yang tinggal disamping rumah pak Juned?" Tanya bunda Dwi masih ngelanjutin ghibah.
"Yang katanya suaminya manajer itu?" Mami Dinda balik tanya.
"Halah. Baru jadi manajer kok udah sombong. Suami aku CEO sama pemilik perusahaan aja aku masih biasa aja" Mommy Ranya tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMPLEKS KELUARGA BAHAGIA
MizahHanya menceritakan tentang daily life berbagai keluarga Kompleks Keluarga Bahagia "Papa udah tua tau diri dong pa" -Hafzan "Daddy gantian dong gelendotan ditangan mommy, aku juga mau" -Resvan "Papi dicariin mami tuh, disuruh angkatin jemuran" -Davin...