part 10

9.5K 426 24
                                    

Haii....
Im back guys ...

Gimana kabarnya...
Makasih buat yang setia nungguin aku up dan yang udah vote di bab sebelumnya dan juga bab ini.

Happy reading...
.
.
.
.
.
.

Pagi

Sinar sang Bagaskara menyinari Bumi, yang membuat Alara terbangun karena cahaya nya yang mengintip dari sela sela gorden yang masih menutupi jendela. Dan ia beranjak membuka gorden dan cahaya matahari menerobos masuk ke dalam kamar apartnya.

"Sayang, bangun hm"ujarnya lembut sambil mengelus pipi halus putranya

"Eugh, nanti ndaa"jawabnya sedikit merengek dengan tangan yang menggaruk pipi tembem nya

"No, emang baby nggak mau main di sini hmm?"tanya Alara membujuk

"Main?"tanya nya setelah membuka matanya sempurna

"Iya sayang main, nanti kita main ke wahana yang ada di sini "jelasnya

"Mauu"jawabnya semangat dengan mata berbinar

"Nah gitu dong, yaudah sekarang kita mandi dulu hm"ujar Alara lalu mengangkat Arkan ke dalam gendongan nya dan beranjak untuk mandi

Skip...
.
.
.

Setelah mandi dan bersiap siap sekarang mereka sedang berada di meja makan dengan Alara yang sedang menyuapi Arkan dan sesekali menyuapi diri nya sendiri. Mereka makan satu piring, karena biar tidak ribet kalo kata Alara.

"Yey, selesai "ucap Alara setelah menyuapkan suapan terakhir pada putranya

"Hahh tenyang nya"ujar Arkan sambil menyenderkan tubuhnya ke kursi dengan tangan yang mengelus perut bulatnya

"Ihh lucunya anak bunda"pekik Alara sambil menciumi seluruh wajah Putranya hingga Arkan tertawa kegelian

"Hahaha nda udah hah hah hahaha"tawa Arkan mengudara karena rasanya seluruh wajah wajahnya sudah basah

"Okee, sorry hmm"ucap Alara lalu berhenti menciumi wajah Arkan dan berdiri untuk membersihkan meja makan dan juga mencuci piring yang mereka pakai tadi

"Undaa anti kita peygi main kan?"tanya Arkan memastikan sambil menatap Bunda nya yang sedang mencuci piring kotor di wastafel

"Jadi sayang, kamu tunggu di situ dulu ya Bunda mau ke kamar buat ganti baju dulu "jelasnya lalu beranjak pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Ia memilih memakai dress selutut yang terlihat anggun jika ia yang mengenakan.

 Ia memilih memakai dress selutut yang terlihat anggun jika ia yang mengenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Dress Alara☝️)

"Ayo sayang"ucap Alara sambil berjalan menuju Arkam yang sedang menonton kartun cocomelon

"Ntal nda cedikit lagi celecai"jawab Arkan tanpa menatap Bunda nya dan masih fokus pada kartun yang ada di televisi itu

"Oke boss"lalu duduk di samping Arkan dan mengangkat Arkan ke pangkuannya dan menonton bersama. Sekitar lima belas menitan kartun itu Akhirnya selesai dan mereka beranjak keluar dari apart

Di tempat lain
.
.
.
.
.
.

Sudah seharian ini Revan uring uringan karena tahu istri dan anak nya menghilang, ia langsung mengerahkan seluruh bodyguard nya untuk mencari mereka sedang kan Revan ia pergi mencari ke rumah orang tua Alara tetapi bukannya mengetahui keberadaan mereka, ia malah mendapat bogeman mentah daru Ayah mertuanya dan juga tamparan yang keras dari Ibu mertuanya.

"Kamu di mana sihh" frustasinya mengacak rambut nya

"Saya minta maaf, sekarang saya sudah sadar jika saya salah"lirih nya, yaa setelah di beri nasihat oleh sahabatnya kemarin, ia langsung pulang ke rumah untuk meminta maaf pada anak dan istrinya tetapi yang ia dapatkan malah bodyguard yang melaporkan bahwa mereka pergi entah kemana. Di saat itulah ia langsung mengerahkan seluruh bodyguard untuk mencari mereka sedangkan ia pergi ke rumah mertuanya.

"Tuan"panggil bi Asih dari belakang

"Hm?"jawabnya dingin

"Ini ada titipan surat dari non Ala"ujar bi Asih sambil memberikan amplop coklat ke pada Revan dan di terima oleh nya

"Makasih bi"ucap nya dengan nada datar

"Sama sama tuan, kalau begitu bibi pamit ke dapur dulu buat bikin makan siang"

"Kau buat makan siang untuk maid dan bodyguard saja, aku akan makan diluar sambil menemui kolega bisnis"jelasnya

"Baik tuan, Mari"ujarnya lalu beranjak pergi dari sana dan langsung ke dapur

"Heh non Ala, non Ala"lirih bi Asih sambil menggelengkan kepalanya

.
.
.
.
Alara POV

Setelah bermain dan jalan jalan sekarang Alara dan juga Arkan sudah berada di apart untuk makan malam.

"Ndaa, Al tangen Ayah"ucap nya sedih dengan mata berkaca kaca

"Hey sayang, nanti kita ketemu Ayah kok. Baby Ar harus sabar dulu ya"bujuk Alara

"Benel"tanya nya

"Iya sayang, tunggu sebentar ya. Nanti kita ketemu ayah kok"jelas Alara meyakinkan

"Eumm"jawabnya dengan mata yang masih berembun dan bibir yang di pout kan

"Ih bibir nya kenapa tuh"goda nya dengan menjawil hidung bangir Arkan

"Aaaa ndaa"rengek nya

"Hahaha iya iya, yaudah yuk makan dulu udah jam delapan tuh"

"Ciap boccch"semangat nya  wajah sedih yang ia tampil kan tadi seakan langsung sirna mendengar kata makan, perutnya langsung keroncong

"Lets gooo"

Skip...
.
.
.
.
.
3 bulan kemudian....

Sudah 3 bulan Alara pergi dari mansion Grazzilo dan Revan belum juga menemukannya. Kehamilan Alara sudah memasuki usia 5 bulan dan keadaan Revan yang tidak bisa di bilang baik baik saja. Bagaimana tidak, karena pergi nya Alara ia sama sekali tidak merawat dirinya. Ia terlarut dalam kesedihan dan penyesalan dan karena itu ia menjadi lebih gila kerja hanya untuk mengalihkan pikirannya dari Alara dan putranya

Kantor Revan

Tok tok tok...

"Masuk"ujar Revan dingin

"Permisi tuan, anda mendapatkan undangan pernikahan dari tuan xxx di London"

"Hm"jawab nya dingin lalu sekertaris nya menaruh surat undangan nya di meja Revan dan langsung pamit keluar

"Huh"Revan menghela nafas lelah

"Kamu di mana Alara, mengapa kamu tidak pulang. Mengapa kamu pergi, seharusnya kamu sedikit menunggu agar saya dapat meminta maaf. Kamu tahu, saya sungguh tersiksa di sini. Saya selalu di hantui rasa bersalah, saya sudah sadar jika perlakuan saya  sangat buruk terhadap kamu. Saya mohon pulang lah, saya ingin meminta maaf pada mu dan putra kita. Dan saya janji, setelah saya mendapatkan kamu kembali, saya tak akan melepaskan mu apapun alasannya"batin nya

.
.
.
.
.
.
.
.

Se u next part....
Thanks buat kalian yang udah mau nunggu aku up

Jangan lupa vote dan komen nya yahh

937 kata



Transmigrasi Bunda (Belum Di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang