halo! memulai tahun baru ini, kita buka dengan chapter ini. aku masih belum tau judul pastinya chapter ini apa, sementara begini dulu sampai aku kepikiran 😉😴
atau barangkali ada yang punya saran sehabis baca chapter ini hahah. yaudss gausah panjang2 intronya, selamat membaca~
***
Dalam sebuah ruangan, orang-orang yang terdiri dari seorang raja, seorang pangeran beserta penasihat dan menteri-menteri kerajaan duduk di kursi dalam posisi melingkar. Ricuh sungguh suasananya. Masing-masing orang keluar dengan pendapat dan usulan yang berbeda. Duduk dan menyimak dengan cermat, adalah Pangeran Jeongwoo yang mendengarkan diskusi dengan wajah serius.
"Bagaimana jika kita beri dia seorang dari kita sebagai 'hadiah'?"
"Hadiah? Tumbal maksudmu, jangan diperhalus seperti itu. Semua orang disini bukan orang suci."
"Seorang yang masih perawan dan belum disentuh sebagai solusi meredakan amarahnya."
"Maukah dia menerimanya?"
"Benar, iblis itu mungkin akan semakin marah."
"Tapi ini patut dicoba. Setidaknya lebih baik daripada kita berdiam diri dan menyerah tanpa perlawanan."
"Kejayaan kerajaan perlu kita junjung!"
"Anda benar!"
"Tindakan itu terlalu kejam."
"Ya, kita adalah orang-orang beradab!"
"Tuhan akan menghukum kita jika kita berbuat keji!"
"Anda semua mau melihat negeri ini hancur? Leluhur-leluhur kita telah membangunnya dengan keringat sendiri, perjuangan mempertahankan kejayaannya membutuhkan usaha keras! Tuhan akan memaafkan kita kali ini. Ini demi keselamatan rakyat kita juga."
"Jadi, katakan kita keluar dengan rencana ini, siapa yang akan kita kirimkan?"
Segera setelah pertanyaan tersebut dilontarkan, ruangan kembali ribut kembali. Secara alami dua kubu terbentuk. Salah satunya bersikeras untuk menyerahkan seorang gadis muda dari kalangan bangsawan atas untuk menghormati sang raja iblis sementara pada kubu lainnya untuk melakukan pemilihan secara acak─pada dasarnya menolak menyerahkan gadis dari kalangan atas sebab menghormati martabat keluarga. Pula keluarga-keluarga dari strata atas memiliki batas-batas tertentu yang tidak dapat dilampaui semudah yang terlihat. Ditakutkan itu akan menimbulkan konflik lainnya.
Ketika Jeongwoo merasa diskusi tidak mencapai kesimpulan, dia berhenti memperhatikan dan berdiri. Segera semua perhatian menuju padanya.
"Tuan-tuan sekalian, izinkan aku bertanya sebentar,"
Sorot mata yang terarah pada Jeongwoo serius. Jeongwoo puas dengan perhatian yang dia dapatkan. Dia melanjutkan.
"Apakah kita semua setuju untuk menyerahkan 'hadiah' pada iblis itu?"
Ada keheningan sesaat. Kemudian suara berbisik, anggukan hingga akhirnya persetujuan satu per satu terdengar dari tiap mulut di ruangan. Raja memperhatikan saksama, tak beri jawaban, tetapi dia tak menganggap ide ini sebagai rencana yang buruk maka dia memutuskan untuk mengamati lebih lanjut.
"Baiklah karna semua orang telah sepakat, aku sudah putuskan siapa yang harus kita kirimkan sebagai perwakilan."
Jeongwoo membuat jeda yang begitu lama. Pandangannya berpendar ke seluruh ruangan, memerangkap setiap mata dengan ikatan tali dalam sepasang matanya. Telak buat tiap pria di ruangan tersebut menahan napas, menebak-nebak siapa kiranya yang akan ditumbalkan secara cuma-cuma pada makhluk paling bajingan di dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐏𝐋𝐀𝐂𝐄 𝐘𝐎𝐔 𝐂𝐀𝐋𝐋𝐄𝐃 𝐇𝐎𝐌𝐄 ; 𝐇𝐀𝐉𝐄𝐎𝐍𝐆𝐖𝐎𝐎
Fanfictiononeshot sampai series pendek ada di sini! *** a.n: pada dasarnya kumpulan ide di otak yang kalau dibuang sayang tapi kalau dijadikan ff authornya nggak sanggup :")