Tak Tergantikan

1K 131 81
                                    

Persetan.

Persetan segalanya. Cukup sudah menjadi anak penurut dan baik, malam ini Haruto akan lakukan semaunya. Apapun; segala sesuatu yang dia inginkan dan dikehendaki, harus dipenuhi dan memang akan terpenuhi.

Dimulai dengan mendatangi sebuah tempat yang menjadi rumah tandang orang-orang yang minum untuk bersenang-senang, menari-nari dengan goyangan eksentrik, melayang-layang karena bubuk putih, menggila karena seks satu malam yang bergairah ataupun menyendiri payah karena patah hati. Malam ini, akan Haruto lakukan kesemuanya.

Jaehyuk, yang menemaninya sejak awal, sudah menghilang di lantai dansa dalam kerumunan manusia hilang kewarasan. Haruto masih duduk di tempat yang Jaehyuk pesan, menghabiskan minumannya dengan seorang wanita yang sejak awal pula menggerayangi dan meraba-raba tubuhnya. Tiga kancing kemejanya telah lepas, ketika sebuah tangan telah lolos masuk bersentuhan langsung dengan kulitnya barulah Haruto menyudahi aksi wanita tersebut yang Haruto duga kuat merupakan seorang pekerja seks.

Haruto berniat mendapatkan satu seks yang gila tetapi menolak untuk melakukannya dengan seorang pekerja seks.

Dia meninggalkan kursinya begitu saja tanpa mengucap sepatah kata pun kepada wanita barusan.

Haruto telah melakukan semua hal malam ini kecuali satu; melakukan seks. Dia tak ingin melakukannya dengan sembarangan orang. Partnernya haruslah seseorang yang "baik" namun bermain dengan lihai. Untuk memenuhi hasratnya ini Haruto pergi berkeliling, kali-kali menemukan yang dicari.

Pribadinya lantas membelokkan arah kala indra pendengar menangkap percakapan yang buruk.

"Oh, ayolah… Satu seks tidak akan membuatmu jatuh payah kan?"

"Ya tapi sayangnya aku benci bergaul dengan orang-orang payah jadi lupakanlah dan menyingkir."

Nyatanya setelah penolakan tersebut tiga orang lelaki yang menghalangi seseorang lainnya tidak menyingkir sama sekali dan tetap gigih membujuk―yang berubah menjadi paksaan pihak lain.

Ketiganya pantang mundur sebelum mendapatkan apa yang mereka inginkan, yang pada dasarnya diinginkan berasal dari seseorang yang teguh menolak.

Setelah merasa menguping cukup lama, sekaligus ketiga orang yang buta nafsu itu menjadi lebih keras dari sebelumnya, Haruto akhirnya datang dengan sebuah keputusan,

"Kurasa dia mengatakan dengan jelas bahwa dia menolak dimasuki dengan barang kalian yang payah itu." ujar Haruto.

Dia membawa pijaknya menghampiri empat orang yang percakapannya ia curi dengar sejak tadi. Kedua tangannya dimasukkan ke saku celana, lengkap beserta dengan seutas senyum tipis yang mengumandangkan kedudukannya; menjelaskan lebih akan congkaknya dia.

Ketiga laki-laki "selangkangan gatal" disana terpancing dan langsung merasa geram setelah direndahkan begitu oleh Haruto.

"Bangsat, pergi saja, ini bukan urusanmu."

"Benar. Jangan mencampuri urusan kami."

Haruto mendenguskan tawa. "Tsk. Kalian yang pergi."

Setelah kalimat tersebut dilecutkan, seorang dari tiga pria itu mendadak maju meninju Haruto. Dengan cepat dihentikan oleh Haruto dengan satu gerakan. Tangan yang terkepal itu ditarik kuat oleh Haruto kemudian dengan cepat badannya dihenyakkan membentur tembok. Tangan kiri Haruto lalu mengunci pergerakannya, mengarahkan kepalanya mendongak atas tekanan pada lengannya sehingga pria tersebut terjinjit-jinjit berupaya mendapatkan pasokan udara. Haruto menekan lengannya ke leher pria tersebut, membuatnya sulit bernapas.

Melihat adegan barusan dua orang lainnya segera menyerang balik Haruto tetapi,

Bruk

Pria yang tadi dikunci dilempar menimpa dua orang lainnya hingga ketiganya ambruk di lantai.

𝐀 𝐏𝐋𝐀𝐂𝐄 𝐘𝐎𝐔 𝐂𝐀𝐋𝐋𝐄𝐃 𝐇𝐎𝐌𝐄 ; 𝐇𝐀𝐉𝐄𝐎𝐍𝐆𝐖𝐎𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang