***
Saat ini Lisa sudah dirumahnya setelah selesai bermain dengan Nata. Ia merasa lelah sungguh, tapi di lubuk hati paling dalam ia merasa sedikit bahagia. Ntahlah ia merasa bahagia tetapi ada rasa yang paling besar yang sampai sekarang masih membekas. Kecewa, ya Lisa kecewa penantiannya, ketulusannya, cintanya tidak ada artinya saat dia memilih yang lain.
Pada masa itu ia merasa bahagia dapat menemani orang yang ia cinta merintis usahanya walaupun dia dari keluarga kaya. Ia setia menemani dan mensupport dia, tapi disaat ia mulai bangkit ia malah ditinggalkan. Orang yang ia tunggu malah memilih wanita lain.
Pada saat itu ia hanya bisa tersenyum walaupun hatinya sakit. Ia bisa apa selain merelakan dia bersama wanita pilihannya.
"Hah, kenapa harus diingat sih" kesal Lisa pada dirinya sendiri.
"Lebih baik kebawah siapa tau dapat hiburan"
Setibanya di bawah ia dapat melihat keluarganya sedang berkumpul dan dapat dipastikan bahwa mereka sedang membahas pekerjaan atau saham mana yang mau dibeli lagi
"Malam Ma... Pa... Kak" ucap Lisa ketika sudah sampai diruang keluarga.
"Malam sa" ucap mama
"Malam sayang" kata papa
"Malam dek" kali ini sudah pasti Chandra
"Kayak mana hari ini sa?" Tanya Mama
"Lumayan seru ma" jawab Lisa
"So, how about your college?" Kali ini papa yang bertanya
Belum sempat Lisa menjawab Chandra sudah lebih dulu menjawab.
"Sudah pasti membosankan haha" jawab Chandra dengan tawa diakhirnya.
Chandra sangat tau tabiat sang adik dan bagaimana Lisa ketika ketika kuliah. Bukan, bukan karena Lisa bodoh atau Lisa tidak punya teman. Lisa sangat pintar dan terlalu populer oleh sebab itu selalu saja ada yang mengungkapkan perasaan dan Lisa yang menolak. Pria yang Lisa tolak rata-rata pria populer, maka ketika Lisa menolak ia akan dapat tatapan sinis karena menolak pria-pria idaman.
Tapi yang namanya Lisa dia tidak perduli akan tanggapan mereka. Jika ia tidak suka maka ia akan menolak, sebaliknya jika ia suka maka ia akan mendapatkannya.
"Aish aku yang ditanya kak!!" Kesal Lisa
"Tapi benar kan" ucap Chandra
"Ya benar sih"
Obrolan mereka terus berlanjut sampai teriakan seseorang membuat ucapan dan perhatian mereka teralihkan ke orang tersebut.
"Mama... Papa... Abang.... Kakak... Luke rindu" ucapan itu dengan teriakan membahananya
"Oh my god... my bad boy has come home" sambut mama sambil berlari kearah Luke.
"Mama i'm not bad boy. I'm good boy" balas Luke dengan kesal karena dibilang anak nakal. Ia anak baik ya walaupun suka bolos sekolah
"Anak baik tapi suka bolos" ucap Chandra
"Oh ayolah bang menikmati masa SMA" balas Luke
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect love story
Fiksi PenggemarTakdir yang mempertemukan mereka, hanya tinggal mereka yang menjalani takdir yang telah diberikan. Apakah akan berakhir bahagia atau berakhir kesedihan