***
Saat ini Jungkook sedang mengerjakan berkas kantornya yang menumpuk. Setelah beberapa hari yang lalu dia bolos kerja, berkas kantornya sudah menumpuk di mejanya.
Saat sedang fokus dengan pekerjaan, suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya.
Tok
Tok
Tok
"Ya masuk"
Jungkook mempersilahkan masuk orang tersebut yang tak lain ialah sekretaris sendiri.
"Permisi pak ada yang ingin bertemu dengan anda" kata sang sekretaris
"Siapa?" Tanya Jungkook
"Saya kurang tau pak. Dia hanya menyampaikan bahwa dia orang suruhan anda" jelas sang sekretaris
"Ah suruh dia masuk"
"Baik pak, saya undur diri"
Tak berapa lama setelah sang sekretaris pamit keluar, orang yang dimaksud sang sekretaris masuk.
"Siang bos"
"Hm ada apa"
"Nona Lisa mulai di teror oleh seseorang bos" lapor orang tersebut
"Dimana?" Tanya Jungkook
"Di kampus tadi"
"Bagaimana bisa" marah Jungkook
"Saya juga kurang tau bos, tadi saat nona Lisa akan duduk di bangkunya nona Lisa malah menendangnya. Setelah diselidiki ternyata tercium bau darah" jelas orang tersebut
"Apakah lisa tidak apa-apa?" Jungkook khawatir akan keadaan Lisa saat ini
"Nona Lisa memilih pulang dan tidak melanjutkan perkuliahannya hari ini"
"Apakah kamu sudah tau siapa pelakunya?" Tanya Jungkook lagi
"Saya belum yakin bos, tapi jika dugaan saya benar teror yang terjadi pada nona Lisa ada hubungannya dengan dia"
"Hah... Hanya itu saja"
"Iya bos"
"Baiklah selidiki siapa yang meneror Lisa dan perketat penjaganya" suruh Jungkook
"Baik bos, kalau begitu saya undur diri" pamit orang tersebut
"Ya silahkan"
Setelah orang tersebut pergi, Jungkook memundurkan kursinya sedikit kebelakang. Ia mengendurkan sedikit ikatan dasinya yang seakan mencekik lehernya setelah mendengar berita tadi.
"Hah kenapa dia berbuat ulah lagi. Tidak cukup kah dengan menyakitiku, kenapa sekarang dia muncul lagi" kesal Jungkook
***
Di sebuah kafe terlihat dua orang perempuan yang sedang membahas sesuatu. Dari raut wajahnya pembicaraan mereka bisa dibilang serius.
"Bagaimana apakah berhasil?" Perempuan berambut hitam panjang mengawali pembicaraan mereka
"Entahlah apakah bisa dibilang berhasil atau tidak" jawab perempuan satunya Yaang berambut pirang.
"Maksudnya" heran perempuan berambut panjang.
"Sesuai rencana kita untuk meneror dia, aku sudah melakukannya. Tapi dia kelihatan santai saja" jelas perempuan berambut pirang.
"Hah bagaimana bisa? Bukankah dia penakut?"
"Entahlah malah dia terlihat biasa saja atas teror tadi"
"Hah tidak apa-apa bila dia biasa aja untuk tadi tapi untuk yang akan datang dia pasti ketakutan" ucapan itu diakhiri dengan senyum smirknya.
"Benar jadi apa selanjutnya" tanya perempuan berambut pirang lagi
"Sesuai rencana kita akan terus menerornya secara perlahan, hingga saat yang tepat kita akan mengakhirinya dengan kabar hilangnya nama dia di dunia ini" perempuan berambut hitam itu menjelaskan dengan semangat menggebu akan rencana yang dia buat.
Mereka berdua melanjutkan pembicaraan mereka tanpa takut ketahuan oleh orang lain.
Dan tanpa mereka ketahui ada seseorang yang mendengar semua rencana mereka dengan santai sambil memakan makanannya. Seseorang itu mendengar dengan santai sambil sesekali mengangguk kepala jika ada informasi yang menurutnya menarik atau mengeluarkan senyum smirknya.
"Ah mereka ingin bermain ternyata. Tapi tidak apa-apa aku suka cara bermain mereka. Hm sudah lama sekali aku tidak bermain dan kali ini sepertinya akan sangat seru" ucap orang itu dengan semangat
"Tapi bagaimana jika tidak seseru yang kubayangkan" ucap dia dengan raut muka sedih.
"Hm gak apa-apa deh nanti kalau gak seru tinggal aku buat seru aja. Seperti menarik saham di perusahaan keluarganya atau mengukir namaku di tubuhnya. Ah membayangkan saja sudah seru" senyum dia semakin lebar kala membayangkan akan hal tersebut.
***
Halo!!
Lama gak berjumpa
Semoga suka😊
Happy reading
Salam💛💜
By-fitri 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect love story
Fiksi PenggemarTakdir yang mempertemukan mereka, hanya tinggal mereka yang menjalani takdir yang telah diberikan. Apakah akan berakhir bahagia atau berakhir kesedihan