Redup | 4

2.1K 200 4
                                    

Tidakkah menyedihkan ketika kamu tersakiti?, ya itu terlihat menyedihkan! .  namun  aku hanya bisa berkata, aku sudah terbiasa?"

♪♪♪🕊️♪♪♪

-

" Bangun lu. !" Ucap Ryan menendang tubuh zean yang tertidur di lantai.

Zean bangun dari tidurnya.  Ia memegangi kepalanya yang masih pusing. Melihat sekeliling ruangan masih gelap meski hari sudah pagi. Karena kamar itu sangat tertutup.

Zean melihat Ryan dengan baju rapi .
Tatapan zean lesu dan pucat. Sepertinya zean sakit. Walaupun begitu Ryan tak memperdulikan zean.

Laki - laki itu menarik paksa tangan zean keluar.

" Sakit kak " ucap zean pilu.

" Gitu aja sakit. Lemah banget sih lu. " Ryan mendorong tubuh zean.

" Ryan cepat nak " ucap Wijaya menghampiri Ryan

" Iya pa " jawab Ryan. 

Wijaya menatap anak bungsunya dengan sinis lalu mengelus rambut Ryan

" Kita pergi sekarang ya. Takutnya nanti bisnis papa sama dia tertunda   " ajak Wijaya.

"  Sekalian Papa mau kenalin kamu sama dia. "

" Iya pah..."

Mereka pergi meninggalkan zean sendiri di rumah itu. Dengan langkah berat zean pergi ke kamarnya merebahkan dirinya di kasur.

Untungnya hari ini Minggu jadi zean tak perlu sekolah.
Zean mencari obat di laci kamarnya setelah mendapatkan itu ia menelan tiga sekaligus. Berharap sakit di kepalanya cepat hilang.

Lelaki itu kembali merebahkan dirinya di kasur. Ia hendak tidur tapi bunyi ponsel mengganggunya siapa yang telpon? Pikir zean.

Setelah melihat nama yang tercatat di layar ponsel dengan segera zean  mengangkat telpon Itu.

" Hallo?" Ucap zean

" Lu di mana ?" Tanya orang di seberang sana.

" Gue di rumah " ucap zean.

" Bisa keluar gue di depan rumah lu. "

" Hah beneran ?" Titah zean tak percaya.

" Iya. " Jawab orang itu.

" Tunggu! gue segera turun. " Zean mengganti bajunya. Sebelum keluar lelaki itu bercermin lalu tersenyum menyembunyikan kembali luka hatinya. Ia segera turun menemui orang yang tadi menelponnya.

" Maaf lama " ucap zean

" Gak apa ! Udah sembuh lu ?" Tanya orang itu yang tak lain Danu.

" Iya gue udah mendingan. " Jawab zean ia tersenyum kepada Danu

" Masuk " ajak zean mempersilahkan Danu buat masuk.

Ia mengajak Danu ke kamarnya. Setelah sampai di kamar zean. Danu duduk di tepi ranjang.

" Maaf kamar gue kecil. " Ucap zean.

" Gak apa ! Ini lu tinggal sendiri ?" Tanya Danu.

" Gak. Gue sama bokap gue. !"

" Di mana dia ?" Tanya Danu.

" Pergi ke kantor katanya penting. "

" Oh pantesan gak ada. "

Zean duduk di samping Danu duduk. Ia menatap Danu.

" Lu beneran udah sembuh?"

" Iya. "

Redup [End] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang