Berikan sedikit cahaya dalam gelap ku , supaya aku percaya akan adanya harapan, dalam hidup ku” _zean
♪♪♪🕊️♪♪♪
Pagi itu zean terbangun. ia menatap langit- langit lalu melirik kamar itu yang menurutnya asing.
Pemuda itu melihat ke bawah. Ia sadar kalau bajunya tidak Basah lagi. Meski bajunya sangat besar. Ia juga melihat perban yang terbalut rapi di seluruh tubuhnya yang terluka.
" Gue di mana ?"
" Apa gue di culik!" Gumamnya yang berusaha buat bangun.
" Hai lu udah bangun. " Zean menatap pemuda yang berdiri di depan pintu.
" Raymond ?" Ucap zean dengan suara lemas.
" Jangan banyak gerak. Lu masih sakit. " Raymond membantu zean buat duduk ia menyenderkan badan zean di kepala ranjang.
" Ini rumah lu ?" Tanya zean.
" Ya"
" Lu makan dulu. Ini gue buatin lu bubur. " Ucap raymond dengan singkat tapi terdengar hangat.
" Gue gak laper. !" Tolak zean
" Jangan bohong. Lu tidur udah lebih dari dua hari."
" Apa ?" Zean sedikit terkaget mendengar ucapan Raymond.
" Iya. Lu tidur lebih dari dua hari. "
" Berarti gue gak sekolah ?"
" Hmmm"
" Apa lu pergi ke sekolah. ?" Tanya zean.
" Iya " jawab raymond.
" Apa lu lihat teman gue. Teman yeng sering bareng Ama gue. ?" Tanya zean sedikit penasaran.
" Oh iya. Gue sering lihat dia. "
" Kenapa. ?" Tanya Raymond.
" Bukan apa - apa ?" Jawab zean yang langsung memalingkan pandangannya.
" Lu makan dulu ya. " Ucap Raymond.
" Iya. " Jawab zean dan hendak mengambil wadah yang di bawa Raymond. Namun Raymond mencegatnya.
" Biar gue suapi " titah Raymond
" Tapi"
" Udah gak ada tapi tapian. "
" Nih !! Buka mulut lu lebar - lebar. " Zean menurut ia membuka mulutnya lalu melahap bubur yang di berikan Raymond dengan tekun.
" Lu harus banyak makan. Biar gembul. Gak kurus kek gini. " Ejek Raymond.
" Gue sadar diri. " Ujar zean
Setelah habis tak lupa Raymond memberikan zean obat lalu menyuruhnya kembali istirahat.
" Lu istirahat dulu. Gue mau ke bawah. Kalau ada apa - apa lu cukup panggil gue. " Raymond beranjak lalu melangkahkan kakinya keluar.
" Ray. " Ucap zean menghentikan langkah pemuda dingin itu.
Raymond menoleh dan menatap zean. Lelaki itu tersenyum kepada raymond sembari berkata. " Makasi ". Raymond membalas senyumannya. Lalu beranjak pergi.
Setelah kepergian Raymond. Zean kembali termenung. Ia memikirkan Danu. Dan tepat yang akan ia tinggali. Gak mungkin dia tinggal di sini selamanya kan?
"Hah" nafas zean terdengar sangat berat.
Di lain sisi anak buah Raymond datang menghampiri Raymond yang tengah sibuk dengan ponselnya di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redup [End] √
Teen Fiction" Seharusnya kamu mati !" " Pembunuh!" """"" " apa kebahagian berlaku buat aku ?" Zean