Perlahan aku bisa mencintainya. Dan melepaskan dia yang telah menolak ku.
♪♪♪🕊️♪♪♪
Zean lelaki itu berjalan ke parkiran ia melihat Raymond tengah menunggunya.
" Ray " sapa zean.
" Udah lama ?" Tanya lelaki itu lagi.
" Gak. Baru " jawab Raymond
" Yuk masuk. " Lanjutnya dan zean masuk ke dalam mobil mewah itu. Di depan gerbang mobil itu berhenti. karena seseorang menghentikannya. dia adalah Wijaya.
Raymond menurunkan kaca mobilnya dan menatap lelaki paruh baya itu.
" Bisa turunkan dia " ucap Wijaya menunjuk zean
Lelaki bertubuh mungil itu memegang tangan Raymond ia gemetar. Rasa takut menyelimuti pikiran nya
" Kalau saya gak mau gimana?" Tanya Raymond meremehkan Wijaya.
" kamu tidak berhak menolak. Dia anak saya. " Ujar Wijaya menaikan sedikit suara nya.
" Mulai sekarang dia bukan anak anda. " Detik itu juga Raymond melajukan mobilnya. Hingga membuat Wijaya bergegas ke samping.
" Kamu!" Teriak Wijaya.
Lelaki tua itu menaiki mobilnya. Ia hendak mengikuti Raymond. Namun jejaknya hilang karena Raymond sangat gesit mengemudikan mobilnya.
" Pa " rengek Ryan
" Iya sayang. Papa akan bawa anak itu pulang. Mau papa beri pelajaran. ! Bisa - bisanya nendang kamu hingga luka gini. "
Ryan tersenyum. Sangat gampang buat Wijaya marah.
Di sisi lain zean masih gemetar meski mereka sudah sampai di apartemen milik Raymond.
" Udah Zee ada aku. Jangan takut. " Raymond jongkok ia menggendong zean ala Koala. Lelaki itu mengelus punggung Eza dan membawanya masuk ke dalam.
" Aku takut Ray. " Rintihnya.
Raymond duduk di sofa dengan zean yang ada di pangkuannya. Ia meraih ponsel dan tangannya mulai mengetik sesuatu. Setelahnya ia melempar asal ponselnya dan kembali fokus ke zean.
" Zean mau apa. ? Ray belikan. Jangan takut lagi "
Zean menggelengkan kepalanya ia kembali menenggelamkan wajahnya di dada Raymond.
" Hah " Raymond menghela nafas panjang.
" Apa yang di sukai anak ini?" Batinnya dengan tangan yang sibuk mengelus punggung zean.
" Ya udah duduk dulu di sini ya "
" Jangan pergi. Zean takut"
" Minum air aja Zee "
" Zean ikut. "
Raymond kembali menghela nafas. Ia menggendong zean ke dapur
Lelaki itu meraih botol Minum dan meminumnya." Minum?" Tawar Raymond zean mengangguk.
" Kalau gitu duduk dulu di sana ya. "
" Sebentar saja. Ray mau buat sandwich" akhirnya zean mau duduk di sofa. Sedikit lega karena zean mau nurut.
Setelah pemuda manis itu anteng duduk di sofa Raymond kembali ke dapur ia membuat sandwich. Tidak butuh waktu lama buat sandwich. Setelah selesai Raymond kembali dan duduk di samping zean.
Ray memberikan zean sandwich " makan " ucapnya.
" Hmm " zean menggigit. Melahapnya dengan pelan.
" Enak " ucapnya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redup [End] √
Teen Fiction" Seharusnya kamu mati !" " Pembunuh!" """"" " apa kebahagian berlaku buat aku ?" Zean