Dia memberikan kehangatan yang slalu aku butuhkan
°°°🕊️°°°
Sinar matahari telah mengintip. Memaksa menerobos melalui celah - celah jendela seakan ingin mengingatkan kalau hari ini tidak malam lagi. Dengkuran halus terdengar dari kedua insan yang masih tertidur lelap di atas kasur empuk.
Salah satu dari mereka menggeliat dia adalah zean. Ia perlahan membuka matanya. Pelan.
Zean tersenyum. Sembari menggerakkan tangan dengan lembut . Jari- jari halusnya mulai menelusuri lekukan wajah pemuda yang masih tertidur di samping nya.
" Hai " sapa Raymond setelah merasakan sentuhan zean.
Zean sudah tinggal dengan Raymond di apartemen miliknya kurang lebih satu Minggu zean tinggal di sana. Dan satu Minggu pula zean tidak pergi sekolah. Ia belajar di apartemen milik Raymond dengan guru yang Raymond sewa khusus untuknya.
Lelaki itu merasa nyaman berada di dekat Raymond begitu pula sebaliknya.
Zean sedikit gemuk karena Raymond slalu memberi zean makan.
" Ray sekarang zean boleh sekolah ?" Tanya zean
" Kamu mau sekolah. ?" Tanya Raymond. Mereka sudah jarang menggunakan kata elo gue.
Raymond sangat lembut kepada zean tidak dengan orang lain.
" Iya. " Jawabnya lembut.
" Sekarang mandi ya habis itu makan. " Ujar Raymond yang langsung di turuti oleh zean.
Lelaki itu pergi ke kamar mandi. 20 menit berlalu zean keluar dengan handuk yang melingkar di badannya.
"Ray mandi dulu " Raymond berdiri ia menyentuh rambut zean halus lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Lelaki pendek itu bercermin ia masih melihat banyak bekas luka di seluruh tubuhnya. Orang tuannya tidak ada kabar sekarang. Mereka benar - benar tidak mencari zean. Ia tersenyum pahit setelah mengingat papa dan kakaknya.
" Gue rindu Danu. " Gumamnya ia menarik nafasnya panjang.
" Sial !" Umpahnya setelah darah segar kembali keluar dari hidungnya. Dengan cepat zean mengusap darah itu.
Ia kemudian mengenakan seragam sekolah yang di belikan Raymond kemarin. Kamar itu sudah sepenuhnya isi barang milik zean dari baju hingga sepatu.
Raymond keluar dari kamar mandi ia langsung memakai baju seragamnya. Memakai banyak parfum dan menyisir rambutnya yang sudah sedikit panjang.
" Zean sini " zean menghampiri Raymond.
Raymond menyisir rambut zean mencubit pipinya yang sudah kelihatan chubby.
" Sakit Ray. " Ujar zean memegang pipinya.
" Kamu sangat gemas. !" Raymond tersenyum.
Kedua pemuda itu turun menuju meja makan.
" Makan yang banyak "
" Iya Ray. "
Zean sarapan susu dan juga roti yang sudah di siapkan di atas meja.
Kedua pemuda itu pergi keluar menaiki mobil lalu melajukan mobil itu ke jalan raya menuju sekolah.
" Kamu siap ?" Tanya Raymond sedikit melirik zean yang dari tadi hanya diam
" Iya aku siap. "
" Jika ada yang nyakitin kamu. Bilang sama aku. Aku pastikan orang itu menghilang "
KAMU SEDANG MEMBACA
Redup [End] √
Teen Fiction" Seharusnya kamu mati !" " Pembunuh!" """"" " apa kebahagian berlaku buat aku ?" Zean