Buzzer Online

246 16 6
                                    


Kode yang diberikan oleh wanita yang kuyakini bernama Kiki itu sudah terpecahkan. Cuma menunggu beberapa hari lagi sebelum acara kumpul komunitas sekte gaib itu.

Aku terpaksa memutar otak lagi akan segala yang terjadi. Awalnya kukira tingkah Kiki hanya sebatas fans pada Olivia yang membuatnya sampai pada tahap snobisme begitu. Ia meniru gaya Olivia sampai tingkat terkecil.

Itu perkiraan awal yang buyar karena kenyataan bahwa Kiki ternyata terlibat dalam sebuah organisasi yang mencurigakan. Mereka menyebut dirinya sebagai sekte gaib. Menolak eksistensi Tuhan dan menuhankan Setan. Ini seperti satanis dengan langkah tambahan. Mereka memuja kematian namun tak menentang hal duniawi juga. Seperti krisis eksistensi apakah mereka pemeluk paham nihilisme, satanisme, atau hedonisme. Ini menyatu jadi satu gerakan rancu yang entah apa tujuannya itu.

Kali ini kami mengundang Olivia lagi. Aku tak menemukan hal baru. Namun Yurlov tampaknya menemukan sesuatu. Ia sudah membicarakan itu dengan kami. Ini membuatku terkejut karena dia mencari sejauh itu.

Apakah mungkin memang kasus ini adalah saat bagi Yurlov untuk bersinar? Entahlah! Namun yang pasti, usahanya ini patut diacungi jempol. Dia bisa mendapatkan informasi penting yang kurasa akan mengubah jalannya penyelidikan kami.

Aku sudah memberitahu Yurlov dan Olivia. Kami tak boleh mengungkit masalah kartu yang diberikan oleh Kiki. Kami belum tahu motif utamanya, apalagi memberitahu Olivia yang bisa saja menimbulkan spekulasi lain.

Hari ini Olivia mengenakan kaos biasa. Malah tak seperti ia yang sebelumnya. Kaos dengan ukuran berlebihan yang mereka kenal dengan istilah oversize itu. Untuk celana ia mengenakan skinny jeans. Tak terlalu mencolok seperti biasa, namun tetap modis dan enak dipandang.

"Oke, Yurlov! Silakan jelaskan" ujarku.

"Nah, Olivia. Aku melakukan penyelidikan dan itu mengarah pada sesuatu yang lebih besar" ungkapnya.

Dia sangat percaya diri. Kesal juga melihatnya yang begini, tampak seperti bocah sekarang. Seolah tengah menyombongkan pencapaiannya.

Aku tahu ia bercanda, namun orang lain bisa saja salah sangka saat melihatnya. Apalagi Olivia yang baru ketemu kami beberapa kali saja. Masih bisa dihitung jari kurasa.

"Ada sebuah cara untuk mengirim bintang satu itu dari banyak akun sekaligus"

"Bagaimana?" Olivia bertanya dan Yurlov tampaknya sengaja memotong kata-kata itu.

"Coba bayangkan jika ia benar-benar membayar seseorang untuk membeli dan memberikan bintang satu? Itu perlu banyak uang, tak ada orang waras yang mau melakukan itu. Kecuali untuk dua hal, cuci uang dan memang persaingan bisnis skala besar. Kedua kemungkinan itu kurasa tak masuk dalam kasus ini"

"Lalu bagaimana?" Olivia menaikkan alisnya, masih belum menangkap arah pembicaraan Yurlov itu.

"Ada yang disebut sebagai afiliasi. Pemasaran afiliasi, dan tampaknya seseorang menggunakan produk Olivia untuk mereka jual. Mereka tak perlu membayar, hanya perlu memberikan link ke produk kamu. Nah, di sinilah masalahnya! Tautan itu kadang dibuat pada postingan clickbait yang beda antara yang ditawarkan dan dijual. Inilah yang membuat korban terkena getahnya. Aku yakin, orang-orang yang membeli produk Olivia merasa kesal karena tak sesuai dengan yang dipromosikan afiliator itu. Ini juga menjawab kenapa tak ada komentar, karena kurasa mayoritas yang tertipu adalah mereka yang awam dengan bobroknya dunia internet" terangnya.

Olivia sekarang mangut-mangut mulai memahami maksud Yurlov.

"Aku memeriksa beberapa akun yang memberikan tautan pada toko Olivia. Dan kebanyakan ternyata iklan tentang pakaian Korea dan tas bermerek itu. Ibu-ibu itu mungkin salah paham saat melihat foto model yang diselipkan oleh Olivia hampir di setiap produknya. Mereka mengira produk yang dijual adalah apa yang dipakai model atau grup band itu. Padahal itu hanya pemanis dan penanda bahwa produk yang dijual adalah pernak-pernik resmi untuk masing-masing grup idol tersebut"

Detektif Kode #4: Bisnis Online Skema PonziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang