Sekte Gaib

232 15 1
                                    

Ini pertama kalinya aku pergi ke tempat ini. Fakultas teknik yang susunan gedungnya mirip huruf U terbalik dengan garis di tengahnya itu. Ini ternyata cukup mudah. Hanya dengan mengangkat kartu itu dan beberapa orang sudah datang menghampiriku.

"Seperti yang diharapkan dari Vasco" ujarnya.

Aku mengernyitkan dahi, menoleh pada dua wanita yang menghampiriku. Mereka adalah Kiki dan temannya, dan sekarang sudah tak sungkan lagi menyebut namaku. Ya aku ingat, kami pernah berkenalan, namun tak ku sangka ia mengingat namaku sampai saat ini.

"Kamu sudah kenal dia sebelumnya, ya?" Temannya yang memakai hot pants itu menengok ke arah Kiki.

Dia menggeleng, menolak pertanyaan itu. Ya, lagi pula dari mana ia kenal denganku? Kalau aku jelas, aku mendengar tentang Kiki dari Olivia yang mampir ke klub kami. Namun aku tak yakin jika sebaliknya.

"Ya, lagi pula mana mungkin kalian sudah kenal dari dulu" ujar Vera sambil tertawa kecil.

Sekilas mereka berdua tampak seperti teman, tapi aku tak merasakan kedekatan itu. Mereka dekat namun terasa sangat jauh. Keduanya berada dalam alam khayal mereka masing-masing. Dengan motif tersendiri dan tak ada saling menyilang dalam isi kepala tersebut.

"Nah, selamat datang Vasco. Kamu bisa ikuti kami untuk ke ruang acara" ujarnya.

Meski ini acara dengan undangan, namun pakaian kedua orang ini tak menunjukkan ada formalitas dalam acara mereka. Ini lebih cocok disebut kumpul-kumpul anak muda dibandingkan acara sebuah klub.

"Hmm, banyak juga ya?"

Aku menengok dalam ruangan besar itu. Tampaknya ini adalah ruang laboratorium teknik yang mereka pinjam. Sungguh koneksi yang besar, sampai-sampai dapat izin untuk memakai ruangan sebesar ini.

Dugaanku salah. Aku kira ini hanya akan jadi acara yang sepi. Siapa sangka sudah ada ratusan orang yang duduk di sana.

"Mereka adalah anggota level bawah, berbeda denganmu Vasco" ujar Kiki.

"Hei, sejak kapan aku jadi anggota?" aku membatin mendengar ucapannya barusan. Aku hanya menerima undangan di sini, tak lebih. Lagi pula aku belum tahu klub seperti apa mereka ini.

Apalagi ada potensi bahwa mereka adalah sekte sesat. Ini jauh lebih berbahaya karena sudah terang-terangan menjadi musuh negara.

Dinegara mana pun, mendirikan sekte aneh itu adalah kejahatan. Bahkan dinegara bebas seperti Amerika Serikat sendiri. Membuat sekte aneh seperti namanya itu saja bisa membuat mereka berakhir dipenjara. Apalagi mereka menamai diri dengan Sekte Gaib dan terobsesi akan kematian tapi takut akan kematian itu sendiri.

Kiki menunjukkan pada kursi yang ada di depan. Ada tujuh buah kursi di sana, dan tampaknya aku satu-satunya yang diminta duduk di situ.

"Ini?"

"Ini adalah tempat duduk mereka yang memecahkan kodenya. Kamu satu-satunya yang berhasil, Vasco" ujar Kiki menimpali.

Ucapannya tampaknya benar, dia mengambil tempat dudu k disisi kanan yang bersandar ke dinding itu. Posisinya masih di depan, namun menghadap kekiri. Ini jenis susunan yang unik menurutku. Namun konsekuensinya adalah aku seakan dijadikan pameran di depan ratusan orang tersebut.

Tampilan mereka masih seperti bocah. Masih mahasiswa baru tampaknya. Tak banyak gaya dan tak banyak tingkah, wajahnya juga tampak tegang seolah harap-harap cemas menunggu sesuatu. Mungkin cuma aku sendiri yang masih duduk dengan santai tanpa perasaan cemas apa pun di sini.

Aku menoleh ke arah Kiki dan dia hanya tersenyum. Suasananya agak aneh, semua diam tak bersuara seolah diberi komando untuk menutup mulutnya itu. Entah pengaturan seperti apa yang dilakukan elite sekte gaib ini. Yang jelas, mereka amat patuh dan tampak tengah menyerahkan semua hidup mereka pada waktu.

Detektif Kode #4: Bisnis Online Skema PonziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang