meet

415 36 2
                                    

Ruang Bimbingan konseling terasa dingin karena Ac, tetapi suara dan hentakan bu Sinta guru BK di sana membuat Ac di sana menjadi tak terasa. Azka sebagai pendengar menatap tak peduli Sinta yang membentaknya ia bahkan melipat tangan nya dan menaikan kaki kirinya pada paha.

"Sampai kapan kamu mau nakal suka kabur kaya gini Azka?"

"Sampai Papah cerain istri baru nya bu." Sinta menghela nafasnya, ia memandang sendu Azka. Wanita menjabat sebagai Guru bimbingan konseling itu tau semua masalah murid laki laki di depan nya. Azka sendiri yang bercerita pada Sinta.

"Azka, hari ini kamu saya skors tiga hari. Saya harap kamu cepat berubah, kamu gak bisa terus membawa masalah keluarga kamu di sekolah, itu beda lingkungan Azka."

"Ibu bisa hukum saya, tapi jangan berisik bu, nanti sama kaya suasana rumah saya. Berisik, itu ganggu banget."

Sinta menghela nafasnya lagi "Yaudah, keluar kamu sekarang dari ruangan saya."

Di sisi lain dalam kelas dua belas Sekolah SMA Jaya Sakti Samudra dan Dika, mereka tiba tiba saja di hampiri oleh lima orang laki laki teman sekelas mereka.

"Bilang ke temen lo si Azka, kita tanding lagi malem ini." ia Andi, Musuh bebuyutan Azka, bersama empat orang teman di belakangnya.

"Gak, maen lu curang. Kemarin aja Azka hampir jatoh gara gara lu senggol, emang gua gak liat?" Andi tersenyum miring lalu tiba tiba saja ia menggebrak meja Samudra, Dika dan Samudra tak berekspresi apapun mereka sudah biasa dengan perilaku Andi karena memang tak sekali orang itu berbuat seperti ini.

"kalo lu gak mau Azka tanding, nyokap Dika jadi korban nya,"ucap Andi menyeringai di akhir kalimat, Andi pun melanjutkan ucapan nya dengan menatap remeh Dika yang sudah mengepalkan tangan nya.

"Mungkin, gua bakal nyuruh nyokap lo, buat botakin kepalanya? Atau gua siram-"

"JANGAN BAWA NYOKAP GUA ANJING!" Dika menggertak memotong ucapan Andi yang sudah tak bisa ia dengar.

"NYOKAP GUA EMANG KERJA DI TEMPAT LO! TAPI LO GAK BISA NGERENDAHIN NYOKAP GUE! BRENGSEK!" Dika sudah benar benar marah terlihat dari rahang nya yang mengeras dan wajahnya yang merah padam.

Di saat itu Dika sudah ingin meninju Andi di hadapan nya, namun tangan nya di tahan oleh Samudra, Samudra tak mau Dika ber urusan dengan Andi.

"Sabar Dik, Sabar."

"Sayangnya, nyokap lo itu nurut nurut aja si Dik, kemaren baju lu nyokap lu basah itu karena gua siram soalnya jelek banget kaya elap kamar mandi gue. Lo gak bisa macem-macem nasib nyokap lu tuh sama gue." sepertiya Andi belum puas ia masih mengucapkan kata yang sangat menyakitkan, Dika hanya bisa memeras baju nya hingga kukunya memutih.

Andi menyeringai menatap remeh Samudra dan Dika yang menatap tajam dirinya, mata nya melihat ke arah jam tangan yang terpasang di tangan nya. "Jangan lupa deh ya, suruh Azka tanding, males juga sama lo lama-lama." Setelahnya Andi dan keempat orang di belakang nya itu meninggalkan Samudra dan Dika yang langsung menggertak kencang.

Motor Kawasaki hitam Azka kini berhenti pada sala satu mall di sana. Tujuan nya kini tertuju pada tempat nya biasa meminum kopi dingin dengan pemandangan kota Bogor, tempat duduk pojok samping samping jendela.

Baru saja ia ingin menduduki tempat nya, ternyata sudah ada seorang di sana dengan posisi kepala bertumpu pada tangan di meja. Tak mau mengganggu Azka lantas mencari tempat lain, tepat berada di sebelah.

Kapal LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang