Far

335 38 4
                                    

Setelah bel pulang sekolah berbunyi Dika saat ini berjalan sendiri ke arah rooftop sekolah nya karena Samudra ada urusan dengan lombanya di tambah ia ingin sendiri sekarang.

Di sepanjang Dika melangkah ucapan Andi merendahkan ibu nya tergiang giang di otaknya. Pantas saja kemarin bunda nya pulang dalam keadaan baju yang cukup lepek akibat basah. Saat ia bertanya kenapa baju ibu nya basah, ibu nya menjawab terciprat air becek mobil yang lewat.

Dika tak kuasa menahan tangis, air mata nya turun tanpa seijin dari nya. Dika merasa gagal menjadi anak laki laki yang melindungi ibunya, ia merasa tak berguna dan hanya menyusahkan.

"Ibu... Maafin Dika," lirih Dika dalam hati. Hati nya sungguh sakit bagai ditusuk ribuan jarum saat mengetahui wanita tersayangnya di rendahkan oleh orang yang sok berkuasa di tambah orang itu adalah Andi musuhnya.

"Ibu pasti sakit hati kemarin. Ibu juga pasti kedinginan."  Dika merematkan pegangan nya pada pembatas pagar di depan nya. Air mata Dika berlomba turun membasahi pipi nya.

Dada nya yang sesak kini berkurang melewati air mata nya, sayangnnya rasa sakit di hati nya itu semakin bergejolak, Dika tak terima dengan perilaku Andi pada ibu nya.

Tapi ia bisa apa?

Bisa apa anak lelaki untuk membuat ibu nya keluar dari zona toxic tempat ibu nya berkerja.

Bisa apa anak lelaki yang bahkan S.M.A. pun ia belum tamat untuk itu.

Dika hanya bisa menangis, Anak lelaki ibu ini hanya bisa menyusahkan ibu nya yang selalu saja memberinya kasih sayang padanya. Anak lelaki ini selalu saja menyusahkan ibu nya yang selalu terlihat tersenyum saat di depan nya.

Andai saja Ibu nya itu tak menceraikan Ayah nya yang memiliki hidup di atas cukup itu, pasti ibu nya tetap menjadi istri sang pengusaha muda yang sangat di segani oleh semua orang.

Dika rela belajar mati matian hingga tak tidur demi mendapat nilai yang memuaskan di mata ayahnya. Dika rela tak mempunyai teman satu pun jika ibu nya bahagia menjadi istri sang pengusaha kaya yang berstatus ayahnya itu.

Tapi Dika bisa apa jika wanita tersayangnya itu memutuskan ikatan suami istri yang terikat? Dika hanya bisa diam. Dika hanya bisa menerima semua yang terjadi.

Di omong omong soal pisahnya kedua orang tua nya. Dika jadi mengingat Daffa, adiknya. Ia ingin sekali tahu nasib adiknya yang masih terjebak dengan ambisi sang ayah yang menginginkan nilai tertinggi anak anaknya.

Dengan pandangan sendunya pada pemandangan kota Dika berucap dengan sesenggukan nya yang masih ada "Daffa lo masih bisa bertahan kan di sana? Tungguin abang ya, abang bakal bawa kamu ke pelukan hangat ibu. Abang janji itu."

Daffa anak ambis peraih juara satu berturut turut di setiap kenaikan kelas, Saingan Raja setiap ulangan di sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daffa anak ambis peraih juara satu berturut turut di setiap kenaikan kelas, Saingan Raja setiap ulangan di sekolahnya. Daffa duduk di bangku depan dengan wajah datarnya ia mencatat tulisan yang ada di papan tulis.

Setelah pingsan nya Raja yang membuat anak itu pulang lebih cepat, Daffa menjadi kasihan dengan Raja seberusaha itu ia hingga menjadi sakit seperti itu.

Apa tahun ini Daffa mengalah saja, membiarkan juara satu itu pada Raja?

Daffa kembali menggeleng, nasib nya bisa tidak baik baik saja nanti, jika dirinya gagal mendapat juara satu itu. Seperti ini lah hidup Daffa, semua perilaku ayah nya tergantung pada pencapain yang ia raih.

Daffa bahkan tak mempunyai teman di sekolah nya, karna sang ayah tak memperbolehkan dirinya berteman. Ayah nya tak mau nilai Daffa menurun akibat pertemanan.

Berbeda dengan Raja, pesaingnya itu cukup mempunyai banyak teman di sekolah nya, Raja adalah seorang yang sangat suka bergaul dan terbuka pada semua orang.

Terkenal sebagai cucuk pemilik yayasan sekolah, itu pasti membuat Raja di kenal oleh seluruh siswa. Daffa sangat iri akan itu, ia ingin mempunyai teman juga, memang tak ada yang membully dirinya. Tetapi hidup seorang diri cukup membosankan untuknya.

Daffa membuka ponselnya saat suara notif masuk terdengar, dilihat nya pesan ayah menyuruhnya untuk les itu pada layar ponsel membuat dirinya berdecak sebal.

Apa tidak cukup dirinya belajar di sekolah saja? Selain bosan, Daffa juga lelah memaksa otak nya untuk tetap berkerja hingga tengah malam setiap hari nya.

Daffa bahkan ingin dirinya memiliki penyakit menyakitkan agar cepat pulang dan tidak memikirkan seluruh nilai nya yang harus ia buat tetap berada di pangkat atas.

Kini Daffa membuka sosial media di ponselnya. Mengetik pesan pada Dika, kakak lelakinya. Bagaimanapun Daffa tetap lah bungsu yang manja, anak itu selalu menceritakan seluruh kisah hidupnya pada kakaknya itu melalui aplikasi hijau di ponselnya.

 Bagaimanapun Daffa tetap lah bungsu yang manja, anak itu selalu menceritakan seluruh kisah hidupnya pada kakaknya itu melalui aplikasi hijau di ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc....

Yeeeey selesai our cast akhirnyaaaaa

Jangan lupa streaming bite me (japan) ya geees

Hari ini panas banget jangan lupa minum yang banyak biar gak dihedrasi. Jaga kesehatan kalian semua ya geees.





Kapal LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang