12. Hujan dan Kiss?

423 62 4
                                    

Langit terlihat teduh beserta awan mendung seakan memayungi dua insan yang masih duduk berseberangan sama-sama senyap tak ada yang mau membuka suara lebih dulu.

Yoandra berdiri, agak menjauh dari tempat gadis itu berada, satu batang rokok tersemat diantara dua jarinya, ia hisap hingga kepulan asap hampir menutupi seluruh wajahnya.

Yoandra sadar jika merokok bukanlah satu kegiatan sehat yang mampu menyelamatkan segala penyakit pada setiap orang yang menderitanya, ia sadar betul akan bahayanya karena dalam satu batang rokok mengandung sekitar 7.000 zat kimia dan 200 jenis diantaranya bersifat karsinogenik, memicu berbagai penyakit ganas seperti kanker dan masalah pernafasan lainnya.

Namun entah kenapa ia sulit untuk berhenti, atau mungkin tidak ingin berhenti?

Entahlah.

Yoandra menatap langit, indah fikirnya. Sunggingan senyum kecil terbit pada bibir yang sedari tadi bungkam itu, satu batang rokok dikedua jarinya sudah tinggal menyisakan puntung yang akhirnya ia buang.

Clara mendekat, gadis itu duduk disebelah pemuda itu, ikut melakukan kegiatan tatap menatap langit yang dirasa terlihat cukup indah sore ini, Clara lantas menoleh melihat betapa sempurnanya garis wajah pemuda tampan disebelahnya kini.

Yoandra punya hidung mancung, rahang tegas, serta bibir yang ... terbilang sexy menurutnya, Clara meneguk ludah jadi merasa gugup sendiri dengan fikirannya barusan, ia berdeham ingin mengalihkan fokus pemuda itu padanya.

"Balik yuk, udah sore"

Yoandra menoleh, melirik jam ditangan kirinya kemudian berdiri, "Yuk"

Keduanya melangkah bersampingan memasuki mobil, tak lama menjalankannya, Yoandra menoleh pada Clara yang sedari tadi agak diam dengan pipi bersemu merah, ia mengernyit kemudian menepikan mobil sejenak karena hujan yang tiba-tiba turun deras, sebenarnya tak jadi masalah karena keduanya bukan mengendarai motor, hanya saja Yoandra sengaja berasalan agar tetap bisa berlama-lama dengan gadis itu.

"Ujannya gede, nepi dulu ya" ucapnya yang tak digubris sama sekali.

Sementara Clara masih sibuk dengan fikiran soal bibir pemuda itu yang entah kenapa sulit sekali menghilang dari angannya saat ini, sampai beberapa saat Clara dibuat terkejut merasa jantungnya hampir saja meloncat karena pemuda itu tiba-tiba mendekat membuat ia reflek menutup matanya.

Clara meneguk ludah susah payah merasa tak ada pergerakan dari pemuda itu ia membuka kedua mata, tapi kembali dibuat terkejut karena Yoandra masih tetap pada posisinya yang seperti sedang mengurung gadis itu.

"Mikir apa lo sampe nutup mata segala? mesum ya!" katanya tengil mengerakkan sebelah alisnya meledek.

Clara malu setengah mati karena tebakan pemuda itu tepat sasaran.

Ia kikuk namun harus bisa seapik mungkin menutupi, Clara mendecak, "Lo yang mesum! ngapain coba deket-deket?!" katanya membela diri.

"Ngambil minum" ucap Yoandra mengangkat botol minum biru laut milik Clara yang tersimpan dipintu mobil.

Yoandra menjauh, meneguknya sampai hampir tandas yang membuat Clara melongo karena jelas saja pemuda itu minum dibekas ia minum, yang apa artinya kalo kata orang?

Ciuman tak langsung.

Clara kembali meneguk ludah, entah sudah keberapa kalinya, dua matanya tak bisa menghindar dari jakun pemuda itu yang naik turun karena meneguk minuman, hingga tak lama ia tersadar.

Apa-apaan ini?

Clara bingung sendiri, ada apa dengan dirinya hari ini?

Kenapa matanya selalu melihat Yoandra seakan pangeran tampan yang ... sexy?

Ia bertanya pada dirinya sendiri, hatinya bilang ia mungkin jatuh cinta, tapi logikanya menolak keras, namun tidak dengan tindakannya yang hampir saja membuat Yoandra menjatuhkan botol minum ditangan kanannya sebab bibir gadis itu yang tiba-tiba menempel pada bibirnya.

















—🍫















ANJRIT CLARAAAAAAAA


















Chocolate & Cigarette √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang