Clara tak menghiraukan pesan Yoandra semalam, ia justru berdiri dihadapan pemuda itu yang terlihat sedikit gusar meski tertutupi dengan wajah datarnya kini.
Pensi sudah berakhir tapi bukan berarti para siswa YS serta siswa SMA Garuda yang Jidan sebutkan menjadi tamu undangan sudah beranjak, justru malah hampir separuhnya masih berada di lokasi, berpencar kesana-kemari.
Yoandra setengah mati menahan umpatan sebab gadis itu yang malah menghampirinya dengan suara melengking khas saat ia memanggil namanya.
"Jaket lo, udah gue cuci!" ucapnya yang tak ditanggapi, Yoandra masih gelisah, ia takut kalau saja ada salah satu anggota Silas yang melihatnya berduaan dengan Clara saat ini.
Ekor matanya menangkap satu sosok pemuda yang menyunggingkan senyum sinisnya kemudian tanpa aba-aba langsung menghilang meninggalkan Yoandra dengan rasa khawatirnya.
"Gua kan udah bilang simpen dulu! jangan temuin gua, kenapa ngeyel sih?!" tanpa sadar ucapannya sedikit meninggi yang tentunya membuat Clara sedikit terkejut.
"Kok lo ngegas!" ucap Clara balik emosi.
Yoandra menghela nafas sejenak mentralkan rasa khawatirnya, "Bukan gitu maksud gua,.. Lo.... ah pokonya abis ini lo jangan kemana-mana"
Clara mengangkat alis bertanya kenapa namun jawaban pemuda itu justru diluar ekspektasinya.
"Nurut aja kenapa sih?!"
Setelah berucap demikian, Yoandra beranjak meninggalkan Clara dengan pertanyaannya.
—🌬
Dua hari setelah kejadian pensi kala itu, Yoandra tak sekalipun menampakkan diri dihapadapannya, sudah seperti ditelan bumi.
Clara berani bertaruh jika jelas ia melihat motor besar Yoandra diparkiran namun tak pernah melihat pemiliknya.
Sore itu ia tak membawa mobil sebab sudah berjanji akan bermain bersama Lia yang malah di jam istirahat kedua meninggalkan sekolah sebab ayahnya yang dikabari masuk rumah sakit, artinya gadis itu sendirian kini, nenyusuri jalanan setapak setelah baru saja keluar dari gerbang sekolah.
Ia bisa saja menaiki taksi namun Clara fikir berjalan sejenak tidak ada salahnya.
Clara hendak menikmati angin sepulang sekolah sore itu dengan hati tenang sebab fikirannya yang akhir-akhir ini kacau karena memikirkan sikap pemuda itu namun ia dikejutkan dengan kedatangan mobil hitam yang berhenti disebelahnya dengan dua pemuda yang menyeringai langsung keluar menarik tangannya paksa memasuki mobil.
Clara jelas memberontak tapi seketika langsung hilang kesadaran kala pemuda berambut gondrong memukul kepalanya dengan siku.
Sedangkan ditempat lain.
Yoandra bergerak gelisah sebab ia sadar betul kesalahannya, ia sadar gadis itu pasti sedang diincar namun ia tak bisa melakukan apa-apa.
Asap rokok mengepul hampir memenuhi ruangan yang ia sebut dengan kamar itu, Yoandra mendecak kemudian mengambil ponsel yang tepat berdering saat ia memegangnya.
Yoandra mengernyit sebab nomor asing yang menelponnya, pemuda itu menggeser tombol dial kemudian mengarahkan ponsel pada telinganya, "Siapa?" ucapnya.
"Cewek cantik yang nyerahin jaket lo pas pensi harus gue apain, Yo?" ucap suara diseberang sana yang jelas membuat Yoandra meolotot kaget.
Ia mengumpat tanpa suara kemudian setenang mungkin menjawab sebab ia tahu kalau ini hanyalah pancingan semata agar ia mau mendatangi markas busuk mereka.
Setelah hening beberapa saat, pemuda itu menghela nafas sebelum akhirnya membuka suara, "Clara?... bebas, gue gak perduli" katanya kemudian memutus sambungan telepon.
Bohong.
Yoandra jelas berbohong.
Ia panik setengah mati, namun dengan jawabannya saat ini mungkin mampu sedikitnya mengulur waktu bukan?
Dugaan nya mereka tidak akan melakukan apapun pada Clara jika Yoandra bersikap seolah tidak perduli pada gadis itu sebab mereka akan menganggap jika benar Clara bukanlah orang yang berarti bagi pemuda itu.
Dan jika dugaan nya benar maka ini adalah jalan agar Clara aman untuk saat ini.
Setidaknya sampai ia tiba dilokasi.
—🍫
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate & Cigarette √
Dla nastolatków[2A1 Series] "Sebagai pengganti rokok, lo bisa makan coklat" "Tapi lewat bibir lo ..." Ketika si galak dengan coklat favoritnya bertemu si dingin dengan rokok yang selalu tersemat diantara dua jarinya. Selalu cekcok adu bacot bahkan jika si galak su...