Epilog

250 23 1
                                    

Yoandra bersenandung kecil sambil memutar-mutar kunci motornya, pemuda itu melirik Seno yang menyipit kecil dengan bibir mencebik kesal sebab tak suka melihat Yoandra bucin yang tengilnya minta ampun saat ini.

"Gak usah sirik, jomblo"

"Sial"

Yondra tak menggubris, pemuda itu langsung menstater motor kemudian pergi perlahan meninggalkan basecamp tempat ia mempersiapkan berbagai hadiah serta bunga untuk kekasihnya.

Dipertengahan jalan menuju rumah Clara mendadak pohon besar tumbang dan hampir menimpanya kalau-kalau ia tidak sigap menghindar, Yoandra menghela nafas kasar, ia mengumpat kesal sebab jelas harus memutar jalan.

Jalanan sepi pengendara dengan lampu remang itu ia lalui dengan santai, Yoandra bersenandung riang tapi kemudian hampir saja terjerambab sebab motor besarnya ditendang dari samping oleh seseorang yang tak tau siapa, orang itu memakai helm fullface yang menyulitkan Yoandra untuk mengenalinya.

"Bangsat! Turun lo!" ucap Yoandra pada pemuda disampingnya yang kembali menendang motornya.

Yoandra balas menendang, namun ia kembali mendapat tendangan dari sisi sebelah lainnya, ia dihimpit oleh dua motor dikanan kirinya, serta tiga motor lainnya dengan masing-masing berboncengan.

"Turun lo semua!" pekik Yoandra yang malah ditertawakan, satu motor yang tadi disebelah kanannya melaju kedepan motor pemuda itu dan yang tadi dibelakangnya maju menggantikan mengisi sisi kanan Yoandra hingga membuatnya benar-benar terkurung berada ditengah.

"Bangsat!"

Yoandra menabrakkan motornya pada motor pemuda didepannya namun ia kembali mendapat balasan dari arah belakang serta tendangan dikanan kirinya, ia sulit menjaga keseimbangan sebab tak hentinya-hentinya mendapat tendangan.

Pemuda itu digiring sampai masuk hutan kemudian dipaksa turun dari motornya, belum sempat ia membuka helm, tubuhnya langsung terjerembab menerima bertubi-tubi pukulan.

Yoandra sulit menghindar sebab dua tangannya kini ditahan oleh dua orang dikanan kirinya, ia berkali-kali berontak namun dua kakinya terasa mati rasa sebab terus saja ditendang.

Ia kembali dipaksa mengikuti kemana arah mereka pergi sambil berjalan, pemuda itu berjalan tertatih masih dengan dua tangan yang dipegangi, helm yang semula ia pakai terlempar sebab ditendang sekeras mungkin sampai pemuda itu meringis dengan pelipis berdarah.

Yoandra merasa dejavu pada tempat yang kini ia singgahi, namun belum sempat ia kembali memperhatikan, dua kelopak matanya tertutup perlahan, Yoandra tak sadarkan diri dengan keadaan mengenaskan serta terkurung sendirian.




















—The End—










MAKASIH KALEAN SEMUA YANG SETIA MENUNGGU, MENDUKUNG SERTA MAU MENENGOK CERITA DARI AUTHOR TAK JELAS INI😅



Sampai jumpa lagi di, -G (from Geovan to Gisella)🤗

Chocolate & Cigarette √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang