"YOANDRAAAAAA... YUHUUUUUUUU~"
Shaka berteriak kencang dipintu rumah besar bercat cream itu, tangan kanannya memegang sekantung plastik belanjaan penuh berisi Yakult.
"ABIMANYUUUUUU MAJIKANMU DATANG~"
Tidak mendapat sahutan, Shaka masuk berjalan lebih kedalam rumah itu, melongo kesana kemari kemudian menaiki tangga menuju kamar Yoandra.
"ARSHAKA EL HARVEY ADA DISINIIII HALLOOOOWWW!!!!"
Shaka membuka pintu kamar Yoandra, menyembulkan kepala meningintip kemudian berjinjit kecil mendekatkan diri pada telinga pemuda itu, kemudian... "YOAN MONYET ADA TAMU GANTENG NICHH!!!" teriaknya sengaja ingin membuat pemuda itu terkejut.
Tapi diluar ekspektasi, Yoandra justru mengabaikannya, tidak terkejut sedikitpun.
Pemuda itu masih betah tengkurap diatas ranjang kamarnya.
Shaka mengernyit bingung, biasanya Yoandra akan mengamuk cosplay jadi Banteng jika ia berisik, tapi sekarang? bahkan pemuda itu sama sekali tidak menoleh padanya.
"Wey, sakit lo?" Shaka meloncat duduk diatas ranjang kemudian melempar satu plastik berisi yakult itu tepat ke kepala Yoandra yang langsung berbalik risih.
"Sakit ya sat! ngapain sih lo?" katanya kesal kemudian mendudukkan diri meraih satu yakult dan meminumnya.
"Nemenin orang yang lagi galau"
Shaka membaringkan tubuh disamping Yoandra yang mendelik.
"Yo, Jidan emang gak bilang apa-apa tapi dari reaksi Clara yang keliatan takut pas ngeliat lo kayaknya gue sedikitnya paham apa yang terjadi, ini karena Silas kan?" Shaka sudah pada mode seriusnya, pemuda itu menunggu lontaran jawaban yang akan Yoandra berikan.
Yoandra menghela nafas kasar sebelum menjawab, "Sakit banget, Ka"
"Tau gak sih rasanya sehancur apa ngeliat cewek yang lo sayang justru ngasih tatapan takut saat ngeliat lo?" tanya Yoandra pada Shaka yang langsung reflek menggeleng.
"Enggak"
Yoandra mendelik, padahal tadi sudah dimode serius tapi malah tiba-tiba jadi mode menyebalkan lagi.
"Jidan ngelarang gue deketin Clara"
"Gue juga ngelarang sih"
"Ka..."
"Buat saat ini, Yo.. Clara pasti trauma jadi wajar aja dia takut ngeliat lo, bayang-bayang kejadian yang dia alamin mungkin terus keputer jelas diotak dia saat ngeliat lo"
Baiklah, Shaka sudah kembali serius.
"Tapi mau sampe kapan, Ka?"
"Clara butuh waktu" Shaka menghela nafas sejenak sebelum kembali berucap, "Gue tau maksud Jidan sebenernya bukan ngelarang lo ngedeketin Clara, tapi dia minta lo ngasih Clara ruang buat nata rasa takutnya dulu"
"Bukan apaan? orang dia jelas bilang 'Kayaknya gue gak bisa ngijinin lo deketin Clara' gitu" ucapnya memperagakan kalimat Jidan kala itu.
Shaka tertawa, kembali meminum satu botol Yakult yang ia bawa, "Lo kenal Jidan udah berapa lama sih, Yo?" tanyanya yang hanya dijawab dengan kernyitan dahi.
"Lo bahkan wakilnya anjir, tangan kanannya Jidan, tapi lo malah gak paham maksud dia"
Yoandra semakin mengernyit saja, menurutnya ucapan Shaka terlalu berbelit.
"Jidan emang leader kita, tapi apa pernah dia nyampurin urusan pribadi anggotanya?"
Yoandra tersentak, benar juga.
"Jidan bakal ikut campur kalo menurut dia harus ngambil peran didalamnya, contohnya kayak sekarang... dia gak mau Clara ada dalam bahaya karena lo sendiri jelas tau kehidupan kita beda dari anak sekolah biasa" ucap Shaka menjurus pada kehidupan luar mereka.
Yoandra masih menyimak dengan Shaka yang kembali melanjutkan.
"Clara bisa jadi masih diincer, jadi kita tunggu sampai Jidan sendiri yang ngasih aba-aba buat kita maju, jangan gegabah Yo, Silas bukan geng kecil yang anggotanya abal-abal, mereka bajingan sampah berlapis emas yang bisa ngelakuin apa aja"
"Bijak amat lu tumben"
"Eittss... Shaka Teguh" ucap Shaka narsis menaruh dua jari jempol dan telunjuknya dibawah dagu.
—🌬
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate & Cigarette √
Dla nastolatków[2A1 Series] "Sebagai pengganti rokok, lo bisa makan coklat" "Tapi lewat bibir lo ..." Ketika si galak dengan coklat favoritnya bertemu si dingin dengan rokok yang selalu tersemat diantara dua jarinya. Selalu cekcok adu bacot bahkan jika si galak su...