[1] THE BIG OF B FAMS || Straykids

Back to normal

Pip, hello Jejeal's 👋🏼 do you guys miss me? No? Ok 🙏🏻 Anyway, happy new year everyone 🎊

—

Mari kita lihat bagaimana kejadian yang sebenarnya terjadi.

Jeongin baru saja mendapatkan hukuman setelah melakukan sesuatu diluar dugaan orang-orang dirumah. Yaitu tidak menginginkan seorang adik, dan malah berakhir mencelakai mommy-nya setelah itu. Memang bukan salahnya ketika sang mommy terpaksa melepaskan anak yang baru saja ia kandung, tapi tetap saja itulah keinginannya.

Christ memberikannya sebuah hukuman yang setimpal dengan perbuatannya, menyuruhnya tetap berada dirumah sampai benar-benar merenungkan kesalahannya. Tapi itu tidak dilakukan oleh seorang Bang Jeongin, sangat tidak mungkin dilakukan.

Jeongin hanya berdiam diri didalam kamarnya, menatap layar komputernya dengan tatapan rubahnya, dan mengerjakan seluruh tugas dari sekolah yang menumpuk seperti cucian baju.

Sebenarnya, Jeongin tau apa yang membuat kedua orangtuanya itu mudah untuk membebaskannya. Hanya saja ia menunggu saat yang tepat, hingga akhirnya di hari dimana ia ditarik oleh kedua kakaknya, ia dibebaskan.

—

Dua bulan kemudian—

Seorang lelaki melangkahkan kakinya dengan santai menuju tangga. Ia menaiki tangga tersebut sembari tersenyum kecil, senyuman miringnya membuat siapa saja terpukau tanpa tau apa arti didalam senyumannya itu. Memang terlihat tampan, tapi membunuh.

Jika dibilang ia adalah seorang pemuda, mungkin jika tidak tau memang benar. Tapi jika yang tau, mungkin tidak akan mengatakan dirinya adalah seorang pemuda. Wajahnya yang manis, tampan dan tentunya awet muda, membuat siapa saja terkagum bahkan sampai tertarik padanya.

Tapi tolong jangan melihat satu orang itu saja, dibelakangnya ada sosok laki-laki yang lebih muda darinya. Laki-laki dengan masker hitam yang menutupi setengah dari wajahnya, dan kacamata hitam yang menutupi area mata. Sangat terlihat tampan sepertinya?

"Apakah kau tidak merasa panas, Jisung?" Tanya yang lebih tua dengan sedikit berbisik

Jisung, yang dipanggil menoleh, dan menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak, mom."

"Baiklah, terserah padamu saja. Ah, apakah kau membawa apa yang mom minta tadi, Jisung?"

"Ya aku membawanya, ada di tas ranselku ini."

"Terimakasih, jangan beritahu pada daddymu bahwa kita disini. Cukup Felix, kamu, dan Jeongin saja yang tau ya."

"Sure, mom."

It's to late, seseorang dibalik layar komputer mendengar percakapan tersebut. Ia hanya tersenyum kecil saja melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Semoga kau selamat, anak kecil.. Aku harap kau tetap hidup sampai usiamu jauh lebih panjang dari ayahmu itu."

—

"Kak Changbin! Disini!"

Changbin, sosok pria yang dipanggil oleh seseorang menoleh dan tersenyum manis. Ia berjalan menuju tempat pemuda yang memanggilnya itu, kemudian ia duduk disampingnya, dan memberikan kecupan singkat di pipi pemuda manis itu.

"Bagaimana kabarmu selama disini? Sepertinya menyenangkan, ya Felix?" Tanya yang lebih tua pada Felix, pacarnya

Felix menggeleng kecil, "Tidak semenyenangkan yang ku bayangkan. Mommy dan Daddy sempat bertengkar karena masalah kecil, yaitu Jeongin membuat sebuah onar. Kemudian daddy marah pada seseorang yang telah menipu kakak tirinya. Dan ya.. Mommy hampir saja melakukan perjalan menuju Chicago untuk membunuh seseorang." Jelas si Felix dengan senyuman yang mengambang

"Tapi dari senyuman mu, sepertinya itu sangat keren. Apakah kau tidak ingin pulang ke tempat lama yang dulu? Seseorang merindukanmu untuk ditembak."

Changbin terkekeh kecil, seolah kata-katanya adalah sebuah tawaran permen pada anak kecil. Padahal jelas-jelas Felix adalah pacarnya yang berbeda 2 tahun darinya.

"Tidak, meskipun ia tersiksa dan memilih untuk cepat mati, aku lebih suka ia tertahan saja disitu sampai nanti ia mati karena kelemahan."

"Pacarku ini memang sangat baik."

"Memangnya kau?"

"Heyy!"

"Just kidding."

Chup!

"Let's play, I miss you.."

"Sure babe."

to be continue.