Menerima

1.6K 198 11
                                    

Hai Hallo, kaget nggak Passe tiba-tiba update?

Ada yang kangen Mas Arka sama Anin?

Happy reading, Love.


Perlahan kehidupanku mulai tertata, semenjak kehadiran Arsya dan Bening rasanya segala hal terasa lebih berwarna.
Hari-hari juga menjadi lebih seru dengan tingkah mereka, terlebih keduanya sangat aktif sejak bisa berjalan meski masih tertatih.

Lelah, tapi aku bahagia. Aku benar-benar menikmati peran menjadi Ibu dan istri untuk Mas Arka. Meski masih belum sempurna, tapi aku mencoba bisa membagi waktu juga.

Berapa kali Mas Arka menawarkan untuk memakai jasa baby sitter tapi aku menolak. Bukan merasa aku bisa, lebih dari itu, aku ingin melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Ibu dulu—merawatku dan Kak Jasmine meski aku bukan anak kandungnya.

Beruntung aku memiliki Ibu mertua yang baik. Nyaris setiap hari, Ibu Riyanti datang untuk bermain dengan cucunya sembari membantuku menjaga Arsya dan Bening selama aku mandi atau memasak.

Seperti hari ini, Ibu datang ke rumah untuk menjemput Arsya dan Bening. Rencananya kami akan berlibur ke vila milik keluarga Mas Arka di Bogor. Awalnya aku mau berangkat dengan Mas Arka dan anak-anak, tapi Ibu bersikukuh untuk mengajak anak-anak berangkat lebih dulu, sementara aku masih belum tahu akan berangkat besok pagi atau sore— tergantung pekerjaan Mas Arka selesai jam berapa.

"Nanti anak-anak rewel gimana, Ma? Arsya kalau tidur mesti lilit-lilit jilbabku dulu," ucapku memberikan pertimbangan ke Ibu mertua saat beliau datang ke rumah untuk menjemput Arsya dan Bening.

"Gampang, nanti Mama atau Lala biar pakai kerudung. Bawa baju gantinya dikit aja, besok baru pas kalian nyusulin, bawa koper anak-anak," sahut Mama sembari menggendong Bening yang baru bangun dari tidur siang.

Aku tak banyak membantah, terlebih keinginan Ibu mertuaku agar aku dan Mas Arka berangkat belakangan supaya kami bisa quality time berdua saja.

Sebagai Ibu tentu aku tidak bisa tenang. Tapi pada akhirnya setelah berdiskusi dengan Mas Arka, kami sepakat membiarkan Arsya dan Bening berangkat lebih dulu dengan mertua dan adik iparku.

"Arka kan jarang pulang. Kalian butuh saling ngobrol melepas rindu, cerita tentang perkembangan anak. Itu bagus untuk kalian," tutur Ibu begitu aku mengijinkan beliau membawa anak-anak.

Belakangan ini memang Mas Arka tengah sibuk ke Palembang untuk pembangunan properti di sana. Terhitung sejak berangkat terakhir saja, ini sudah nyaris dua Minggu Mas Arka nggak pulang.

"Tapi aku kepikiran anak-anak, Nanti kalau mereka rewel gimana, Ma?"

"Nggak akan," jawab Mama penuh penekanan. "Biasanya juga nginep di rumah Mama nggak ada apa-apa, mereka pulas tidurnya."

Mendengar Ibu mertuaku sudah bersikukuh, aku akhirnya merapikan tas kecil yang muat beberapa baju Arsya dan Bening, botol Asi dan perlengkapan anak-anak.

Aku bersyukur mendapatkan mertua sebaik Ibu Riyanti. Beliau benar-benar baik, bahkan memperlakukanku seperti anak kandung sendiri dan mengerti kebutuhan perempuan. Kami sering belanja bulanan sama-sama, bahkan tak jarang perawatan badan juga.
Ibu Riyanti paham betul mengelola mental orang-orang terdekatnya, tak heran beliau memiliki anak yang hangat seperti Mas Arka dan Dino.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

P A S S E'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang