Bandit lagi

4 3 0
                                    

  Hari-hari Mekar Serayu seperti biasanya menjual tembikar,  besek, piring rotan, tabung air, tabung obat, bakul di pasar desa.

  Suatu hari Mekar Serayu sedang menunggu pembeli untuk membeli dagangannya, tiba-tiba desa kedatangan banyak bandit yang membuat pasar porak-poranda sehingga dagangan Mekar Serayu ikut terkena imbasnya, yang ia marah. Kilatan dingin dimata Mekar Serayu di balik sehelai kain yang mengikat matanya.

Lecutan cemeti Mekar Serayu membuat semua bandit terbang dari kudanya serta mengikat leher pemimpin bandit di depannya.

"Kau telah merusak barang-barangku!"

"Kurang ajar, lepaskan aku akan kubunuh kau"

"Aku tak ingin bertarung dengan kau, aku hanya ingin kau menganti rugi barangku yang telah kau rusak" Mekar Serayu mengeratkan lilitan cemetinya.

"Ampun kisanak, baik-baik saya akan ganti rugi barang kisanak" ujar pemimpin bandit itu dan memlemparkan kantung uangnya.

  Dengan jentikan jari kantung uang itu berpindah ke tangan Mekar Serayu.

"Pergilah jangan ganggu desa ini lagi"  ujarnya melepaskan lilitan cemeti dan berbalik pergi.

"Serang!" ujar bandit itu memerintahkan bawahannya untuk menyerang Mekar Serayu.

  Tanpa berbalik Mekar Serayu melemparkan segenggam jarum tepat mengenai titik-titik tertentu pada tubuh para bandit itu yang membuatnya  tidak dapat bergerak sama sekali dan berkata.

"Aku sudah memperingatkanmu, aku tidak akan membiarkanmu pergi." menggunakan Jurus Sabet jiwa Mekar Serayu mengikat dan menggantung semua bandit di gerbang desa dengan Tali jiwa yang tak akan putus kecuali Mekar Serayu sendiri yang memutuskannya.

"Kisanak, Nyisanak kuda-kuda para bandit itu silahkan kisanak, nyisanak ambil sebagai ganti rugi dari barang-barang  yang rusak dan biarkan saja para bandit itu tergantung di gerbang itu jangan diberi minum atau makanan. " ujar Mekar serayu.

  Sekilas Mekar Serayu melihat tanda yang sama dengan para bandit yang menculik gadis-gadis di desa Kembang Padi waktu itu. Maka dari itu Mekar Serayu sengaja mengantung para bandit itu sebagai peringatan "Jangan bermain-main dengannya atau mengusik dirinya".

"Terimakasih kisanak"

"Terimakasih kisanak"

  Para penduduk mengucapkan terimakasih pada Mekar Serayu yang telah menolong desa mereka dari para bandit. Para penduduk lebih mendengarkan dan menuruti kata-kata Mekar Serayu. Maka tiada seorang pendudukpun yang memberi makan atau minum hanya membiarkan bandit-bandit itu kelaparan, bahkan tak jarang anak-anak mengeroyok mereka.

  Siapapun yang singgah di desa ini tak jarang terheran-heran. Bahkan berita tentang para bandit ini sampai pada Patih Arya Kamandanu dan Raden Aji Suliwa.

  Dimana-mana orang-orang selalu menbicarakan bandit yang di gantung. Ini membuat Lembang geram ia memirintahkan anak buahnya untuk membebaskan anak buahnya yang digantung di desa Pulosari dan membunuh Mekar Serayu.

  Berita ini tersiar keseluruh penjuru membuat orang-orang khawatir terhadap Mekar Serayu. Sedangkan orang yang dikhawatirkan tidak tahu sama sekali karena sejak kejadian itu Mekar Serayu tidak pernah ke desa lagi.

Beberapa tokoh-tokoh silat termasuk Raden Aji Suliwa sedang dalam perjalanan untuk membantu Mekar Serayu.

"Berapa jauh lagi hutan merayu itu?"

"Entahlah Bringas,coba saja kita tanyakan pada kisanak itu"

"Permisi kisanak, kemanakah arah hutan merayu? "

Mekar SerayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang