Enam bulan lagi berlalu, Mekar Serayu kembali dari alam jin kali ini pakaiannya telah diganti tetapi tetap menggunakan tudung yang menutupi wajahnya, membawa buntelan besar dipunggungnya. Berjalan santai memasuki hutan Larangan
Melihat kedatangan Mekar Serayu Pramudia dan penduduk desa tersenyum hangat menyambut dirinya.
"Paman guru." ujar Pramudia.
"Kisanak" ujar pak Kuwu.
"Pak Kuwu"
"Kemana saja, kami mengawatirkanmu yang sudah setahun tidak kembali? "
"Tidak kemana-mana pak Kuwu hanya mencari bahan obat saja."
"Baiklah, anak muda memang suka berpergian meninggalkan kami yang tua-tua ini khawatir." canda pak Kuwu.
"Pak Kuwu saya hendak pergi berkelana, saya akan membawa Pak Kuwu dan penduduk desa kembali kedesa Pulosari dua hari lagi,"
"Baiklah, kami akan bersiap"
"Bagaimana mencemaskan paman guru bukan?"
"Iya paman guru kenapa lama pergi?"
"Hanya mencari bahan obat saja."
"Bagaimana latihannya?"
"Jurus pedang yang paman guru ajarkan aku sudah menguasainya. "
"Kalau jurus totok air?"
"Eeh.. belum paman guru susah sekali."
"Memang susah jika tidak tekun berlatih bersabarlah nanti pasti akan bisa, tiada yang tidak dapat dilatih semua itu membutuhkan pemahanan yang dalam."
"Nanti ramulah obat sebanyak-banyak kita akan membutuhkannya dalam perjalanan."
"Baik paman guru."
Dua hari kemudian Mekar Serayu mengantarkan penduduk desa kembali kedesa Pulosari yang masih berantakan tapi untungnya rumah-rumah telah dihancurkan jadi tidak terlalu rusak, kemudian ia kembali kehutan Larangan menjemput Pramudia dan Bagus Pati.
Mereka berjalan kaki, menginap di sebuah lembah hendak ke Istana Kerajaan tapi tidak terburu-buru. Sepanjang jalan mereka menyelamatkan seorang anak kecil laki-laki berusia lima tahun yang selamat dari reruntuhan sebuah rumah yang orang tuanya sudah meninggal karena malapetaka itu.
"Paman guru kenapa tidak kita beri nama adi ini? " tanya pramudia yang memangku anak itu.
"Nanti saja"
"Baiklah"
"Didepan ada desa mari kita berhenti."
Mereka masuk kesebuah warung memesan beberapa makanan.
"Kisanak hendak pesan apa? "
"Apa saja"
"Baik kisanak"
Sedang asiknya makan mereka diganggu oleh beberapa orang yang melemparkan sebuah bangku kearah mereka, Bagus Pati menendang bangku itu hingga hancur lalu duduk kembali melanjutkan makannya.
"Hei, kurang ajar hajar mereka!"
"Pramudia!" ujar Mekar Serayu.
"Baik paman guru." ujarnya menghadapi orang-orang itu.
"Tidak sampai mati." ujar Mekar Serayu.
"Ya paman guru."
Menggunakan ilmu yang sudah diajarkan oleh Mekar Serayu ia membuat semua orang itu tidak berdaya, lalu duduk kembali.
"Pelayan bawa keluar orang-orang itu, ambil uangnya sebagai ganti rugi barang yang hancur." ujar Mekar Serayu.
Beberapa pelayan membawa orang-orang itu keluar. Setelah selesai mereka membayar dan pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mekar Serayu
RandomAwal mula kisah ini dimulai dari sebuah pertarungan dari pihak Kepala desa dari sebuah desa yang dimana banyak warganya yang kehilang anak gadis mereka yang entah dijadikan tumbal atau dijual atau dijadikan sebagai pemuas nafsu. Mekar Serayu yang ba...