Kemarahan Hutan Larangan 2

3 3 0
                                    

Kembali ke danau sebelumnya disana Bringas, Arya lengka dan seorang lagi sedang menunggu Mekar Serayu.

"Kisanak" panggil mereka.

"Maaf saya terlambat"

"Tidak apa-apa kisanak"

"Perkenalkan dia Pramudia,"

"Salam paman."

"Bagaimana dengan desa Wono Sari?" tanya Mekar Serayu.

"Sampai saat ini kami tidak dapat menyelidikinya kisanak" ujar Bringas.

"Saya sudah tau, mereka menjadi tumbal seorang demang untuk memperkuat ajiannya dia kaki-tangan seorang pendekar golongan hitam, saya tidak tau siapa dia tapi dia terkait akan sesuatu..."

"Seorang demang? "

"Demang ini sering mengambil daun-daun muda sebagai bayaran atas hutang-hutang yang tidak dapat dibayar," ujarnya menambahkan.

"Maaf ketua bukankah yang dimaksud adalah Demang Balaga yang pernah membakar beberapa orang dan rumah-rumah penduduk desa Jati Giri desa tetangga Wono Sari? " ujar seorang pengemis.

"Tiga desa, Jati Giri, Wono Sari  dan Alioworo adalah wilayah kekuasaan demang Balaga, seperti yang kisanak katakan dia menyukai daun-daun muda sebagai istrinya dan membunuh apa bila melawan. "

"Kalau begitu kita harus menghadapi Demang Balaga," Mekar Serayu terdiam.

Akhirnya memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Sebetulnya begini saya diminta oleh Hutan Larangan untuk membawa mereka dan yang terkait dengan mereka karena mereka telah mengotori Hutan Larangan dengan membawa mayat-mayat penduduk itu masuk." ujar Mekar Serayu.

Mereka kaget mendengar penjelasan Mekar Serayu.

"Berarti kisanak benar orang pilihannya? "

"Ya"

"Lalu bagaimana dengan mereka yang membawa mayat-mayat itu?"

"Mereka sudah mati." ujar Mekar Serayu.

"Baiklah kisanak kami akan membantu kisanak, tapi perjalanan ke sana memakan waktu lima belas hari kisanak" ujar Bringas.

"Tidak masalah"

"Baiklah kisanak, kalian semua kembali bekerja!" ujar Arya Lengka pada bawahannya.

"Kemana arahnya?"

"Kebarat kisanak"

"Baiklah pegang bambu ini"
ujar Mekar Serayu.

Ia memegang bahu Pramudia ditangan kanan dan bambu sepanjang satu setengah meter ditangan kiri yang dipagang mereka bertiga. Mekar Serayu mengucapkan sesuatu dan mereka terbang ke arah barat, beberapa menit kemudian mereka mendarat tepat di halaman depan rumah demang Balaga membuat pengawal disana mengepung mereka.

"Demang Balaga Keluarlah kau hadapi kami" teriak Bringas.

"Kurang ajar siapa kalian? "

"Tak perlu kau tau siapa kami, kau telah menjadikan penduduk desa Wono Sari sebagai tumbal untuk kekuatanmu, kami datang ingin menangkapmu! "

"Kurang ajar serang mereka!" teriak demang Balaga.

Mereka bertiga menghadapi pasukan Demang Balaga, Mekar Serayu menghadapi demang Balaga sebelum itu ketika turun ia melemparkan Pramudia keatas pohon sehingga Demang Balaga tidak menyadarinya.

Banyak jurus yang digunakan demang Balaga tapi dia bukan tandingan Mekar Serayu dengan cepat ia dilumpuhkan dengan cemeti dan segera pertarungan diselesaikan.

Mekar SerayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang