Dua tahun telah berlalu sejak terakhir kali mereka berpisah, dalam tahun-tahun ini Mekar Serayu meramu puluhan obat, racun dan penangkalnya, juga dalam dua tahun ini ia melatih Pramudia dan Bagus Pati. Tapi ia tidak mengajarkan Bagus Pati tentang meramu obat.
Dalam waktu-waktu ini nama Mekar Serayu sebagai Pendekar Buta Lembah Sakti sangat terkenal dikalangan pendekar-pandekar hingga Kerajaan Alas Pati.
Sayang sekali mereka tidak dapat bertemu karena Mekar Serayu tidak turun gunung atau selalu tidak berada ditempat.
Disebuah pengginapan, dua orang sedang mengobrol.
"Kamu tau dimana tempat tinggal Pendekar Buta Lembah Sakti?" tanya orang itu pada seorang pelayan.
"Siapa yang tidak mengenalnya kisanak kami semua disini mengenalnya, menurut beberapa teman kisanak itu ia tinggal di Hutan Merayu tapi sering tidak ada disana entah kemana pendekar sakti itu." ujar pelayan itu.
"Tapi hendak apa kisanak menanyakannya? "
"Ah, tidak kami hanya ingin bertemu saja"
"Kalau begitu lebih baik kisanak mencari temannya mungkin dia tau dimana kisanak itu berada."
"Siapa teman?"
"Ada banyak kisanak rata-rata pendekar-pendekar golongan putih adalah temannya."
"Golongan putih? "
"Ya kisanak bisa mencari Raden Aji Suliwa, Pangeran Wira Prana, Bringas atau Arya lengka."
"Apa?" ujar kedua orang itu kaget.
"Aduuuh kisanak ini jangan teriak saya kaget." ujar pelayan kaget.
Orang-orang dipenginapan itu melihat mereka.
"Mbok ngapain teriak-teriak" tanya seorang.
"Aduh bukan saya tapi kisanak ini yang berteriak jadi saya kaget"
"Woalah mbok lain kali tutup saja telinganya"
"Aduh kalian ini kok orang tua dipermainkan, awas nanti bayar dua kali lipat." ujar pelayan itu marah sambil melemparkan kain lap pada orang itu.
"Woalah mbok main lempar wajah orang, nanti wajahku rusak tak laku kawin." ujarnya lagi.
Mereka tertawa. Si mbok pergi dengan marah.
"Apa kita akan menemui pangeran atau raden itu? "
"Tidak, mari ke hutan Merayu saja." ujar orang itu kemudian meninggalkan penginapan.
Setibanya didesa Pulosari mereka ditanyai oleh seorang penduduk.
"Kisanak berdua datang hendak kehutan Merayu"
"Iya saya hendak menemui seorang teman"
"Oh, mungkin kisanak itu tidak berasa dirumah hanya ada seorang ponakan dan bawahannya, jika terburu-buru silahkan datang kerumahnya..." ujar penduduk itu.
"Terimakasih" ujar mereka lalu memasuki hutan.
Tiba-tiba sebuah tumbuhan menjulurkan dua buah kearah mereka, mereka terheran.
"Ambilah buah itu." ujar sebuah suara.
Mereka melihat sekeliling menemukan seorang berdiri disamping pohon.
"Itu tanda ucapan selamat datang karena datang dengan niat baik" ujar orang itu lagi.
"Maaf apa kisanak ini Pendekar Buta dari Lembah Sakti?" tanya salah seorang.
"Itu tuanku, mari..." ujarnya.
Mereka mengambil buah itu dan tanaman itu kembali ketempat semula. Mereka mengikuti Bagus Pati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mekar Serayu
RandomAwal mula kisah ini dimulai dari sebuah pertarungan dari pihak Kepala desa dari sebuah desa yang dimana banyak warganya yang kehilang anak gadis mereka yang entah dijadikan tumbal atau dijual atau dijadikan sebagai pemuas nafsu. Mekar Serayu yang ba...