Pagi Pertama

236 19 11
                                    

Bismillah...
Assalamu'alaikum, tmn2. Aloha...apa kbr? Maaf yaaa emak absen lama hehehe...berhubung bolbal drama covid, sakit ini itu, ngedit2 cerita yg tdnya mau publish tp msh pending, plus ngumpulin energi lagi buat come back ke dunia penulisan. Skrg emak mau bikin cerita simpel receh2 renyah aja dulu. Udah pernah janji juga kan mau bikin cerita Keisya & Dida (scriptnya udah lama beudh dianggurin). Semoga suka yaaa sama ceritanya. Jgn lupa like, bintang, follow, masukin library. #XOXO
♡__♡

"Pagiiiiiiii, Mas Diiiiiid!" Suara cempreng Keisya menggelegar di udara bagai bom atom yang meledakkan Hiroshima. Berkumandang keras di ruangan berukuran sekitar 40 m² itu.

Menjalar dengan kecepatan cahaya ke ruang eustachius indra pendengaran suaminya, Dida. Mengakibatkan Dida yang tadi tidur dalam kondisi nyaman - damai - aman - sentosa - sejahtera - gemah ripah loh jinawi - bebas nuklir, tersentak kaget karena merasakan ada suara rudal lewat. Namun setelah menyadari sumber suara sopran tak beraturan itu berasal dari mana, dalam hitungan detik berikutnya kelopak matanya kembali turun perlahan menutup. Berusaha kembali menuntaskan mimpinya yang terasa nanggung.

"Mas Did, banguuun!" Keisya kembali teriak, mengguncang keras bahu laki-laki yang baru sah menjadi suaminya dalam hitungan jam itu.

"Mas Diiiid! Banguuun banguuun banguuuun!"

"Matahari sudah menyembul keluar menebarkan vitamin D-nya untuk kesehatan tulang umat manusia. Nah, Mas Did kalo pagi-pagi yang menyembul apanya?"

Tanpa respon. Dida berusaha sekuat tenaga menutup rapat matanya. Kembali mengulik mimpinya yang ter-pending.

"Mas Diiid, jangan telat bangunnya napa. Nggak malu apa sama matahari yang nggak pernah telat menyinari dunia?"

Masih tanpa respon. Meski terusik, Dida tetap bertahan dengan mata meremnya.

"Mas Diiid, kalo nggak bangun juga nanti disiram air raksa sama mamah mertua lhooo. Nggak serem?"

Tetap nggak ngaruh. Dida berusaha membujuk mata dan telinganya untuk terus bertahan. Fighting!

"Mas Did, Mas Did, masa yaaa ... Kei denger katanya Pevita Pearce lagi nginep juga di hotel ini lho. Mas Did nggak mau liat?"

Pevita Pearce??? Oke, berita ini pasti cuma hoax. Teruskan perjuanganmu, mata! Dida menyemangati matanya.

"Mas Diiid, katanya kalo pagi gini banyak bikini berjemur lho di pantai. Nggak mau sekalian dijemur matanya?"

Dalam hati ia bersyukur, untung termasuk kategori pria beriman. Nggak bakal kepancing dengan umpan receh beginian.

"Iiiiihhhh!! Mas Diiid, pilih mana? Kei cium apa gelitikin? Bangun nggaaak!!!" Keisya menarik kasar selimut yang menutupi tubuh Dida yang hanya berkaos oblong dan celana pendek.

Pantang menyerah sebelum kiamat datang. Itulah prinsip seorang Keisya Zenata Eureka. Wanita imut 26 tahun yang sudah sah menurut agama dan negara menjadi nyonya Dida Azwar Adhisto. Pria 32 tahun yang telah menyia-nyiakan enam tahun hidupnya demi mengejar cinta seorang wanita yang ironisnya merupakan teman gibah — sekaligus senior Keisya di kantor dan sudah menjadi istri sah orang lain.

"Mas Diiiid!" Untuk kesekian kalinya, Keisya berteriak nyaring tepat di samping telinga suaminya. Bantal yang menyanggah kepalanya tiba-tiba ditarik kasar.

I Can Make You Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang