[ FOLLOW DULU YA SEBELUM BACA ]
Ini kisah dua insan yang di pertemukan oleh sebuah takdir. Takdir lah yang membuat mereka bertemu dan akhirnya bersama. Saling melengkapi kekurangan masing-masing. Banyak perbedaan di antara mereka berdua. Salah satu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beberapa minggu tidak sekolah, kini mereka semua masuk dengan semester baru. Semester dimana para anak kelas dua belas harus mempersiapkan semua nya. Harus fokus dalam pembelajaran, karena mereka akan masuk ke babak baru. Ke babak sulit.
Di kediaman pasangan Nabila dan Theo tengah ribut karena dua anak kembar dan sang Papah telat bangun. Sedangkan sang bunda hanya menggelengkan kepala, menghela nafas. Pagi pagi rumah sudah ribut dengan teriakan kedua anak dan juga suami nya.
" BUN DASI ADEK GAK ADA "
" BUNDA KAOS KAKI ABANG ILANG "
"BUNNN KEMEJA HITAM PAPAH KOK GAK ADA "
Ya seperti itulah kira kira di kediaman Nabila dan Theo.
" BUNDA HITUNG SAMA TIGA, KALAU GAK TURUN JUGA KALIAN BERTIGA, BUNDA USIR!!! " teriak Nabila.
Seketika ayah dan dua anak itu turun dari tangga dengan terburu buru. Mereka bertiga langsung duduk di kursi masing-masing. Nabila menggeleng kepala melihat kelakuan suami dan kedua anak nya. Akhirnya mereka pun sarapan dengan tenang.
"Sudah selesai? " tanya Nabila.
Aaron, Aathifah, dan Theo mengangguk.
"Bunda mau bilang kalo nanti sore bunda harus pergi ke Bandung " ucap Nabila.
"Kok mendadak bun? " tanya Aathifah.
"Sayang, kamu gak bilang ke aku kalo kamu mau ke Bandung " ucap Theo dengan wajah datar nya.
Aaron memilih diam.
"Ini aku bilang ke kakak " jawab Nabila.
Theo menggeleng.
"Udah lah terserah di kamu. Aku berangkat " ucap Theo.
Theo beranjak, meninggalkan ruang makan, melupakan jika ia seharusnya mengantar Aathifah pergi ke sekolah.
"Udah gih kalian berdua berangkat, nanti telat " ucap Nabila tak lupa dengan senyuman lembut nya.
"Bunda berangkat jam berapa? " tanya Aaron.
"Sekitar jam empat sore bang " jawab Nabila.
Aaron mengangguk. Ia pun mengajak Aathifah untuk berangkat sekolah.
Kali ini Aaron memilih menggunakan mobil, sedang ingin saja. Ia malas membawa motor karena kali ini ia pergi bersama dengan kembaran nya.
Lima belas menit mereka sampai. Aaron dan Aathifah turun dari mobil. Mereka berdua berjalan bersama menuju kelas masing-masing. Di lorong utama mereka berpisah karena kelas mereka berbeda.
Di kelas Aaron melihat pacar dan juga beberapa sahabat nya sedang mengobrol dan juga bercanda ria. Aaron berjalan ke tempat duduk nya.
"Hai... " sapa Vanya.
Aaron tersenyum, ia duduk di samping Vanya. Kepalanya ia sandarkan di bahu Vanya.
"Kamu kenapa? " tanya Vanya. Tangan mengusap rambut halus Aaron.