BAB 1.SIAPA?DIMANA?KENAPA?{CHAPTER 2}

28 8 1
                                    

YA

Vidio yang di depanku berubah menjadi pasir tak lama menjadi debu dan semakin menjadi lebih kecil. Tampaknya sekarang menjadi uap yang mengelilingi tubunya dan masuk lewat kulitnya. Entah bagaimana caranya pasir menjadi uap tak terpikirkan olehku.
Mungkin ku kaget karena aku baru saja melihat keajaiban pasir berubah menjadi uap melihat kejadian itu pertama kali.

Karena rasa kagetnya ku langsung berlari ke arah danau untuk menghindari dari uap itu. Kamu tau dia menghindar dari uap itu karna apa selain kaget?

Panas

Uap itu sangat panas bahkan melebihi panas yang dia rasakan saat di tengah gurun tadi. Saking panasnya kulit dia sampai berwarna kemerahan dan ada juga bagian yang melepuh di sela sela bagian jari dan kakinya.

"AGHHHH PANAS PANAS"

Usahanya sia sia. Meskipun dia masuk ke danau rasa panasnya masih terasa bahkan dengan semua air yang segar itu tidak dapat meredakan rasa panasnya. Dia berpikir mungkin karena dia belum menyelam lebih dalam ke danau tersebut makanya rasa panas itu tidak mereda. Oleh karena itu, dia menyelam lebih dalam, sangat dalam bahkan sampai dasar danau yang di dasarnya di penuhi pasir. Sulit bagi dia untuk berdiri tegak di atas pasir itu apalagi dengan tekanan air dan ada beberapa air yang masuk melalui lubang telinganya mambuat dia pusing. Di tengah rasa panas itu dia tetap bertahan. Dia tahu kalau dia pingsan dia akan mati tengelam di danau itu. Dia juga tau jika dia berenang ke atas rasa panas yang tak karuan itu akan terasa lebih parah.

Tetapi kemudian pasir yang dipijakinya seperti menarik dirinya kedalam. Sontak dia kaget dan berusaha keluar dari danau tersebut tetapi rasa panik nya membuat udara yang didalamnya keluar dengan cepat, semakin panik dia semakin cepat juga udara yang keluar dari tubuhnya sampai sampai dia pingsan dan terhisap ke pasir...

Dia membuka mata dan dia ternyata masih berada di belakang pohon sebelum layar pertama muncul. Dia shock akibat pengalaman tenggelam tersebut

"Hah hah hah....tadi itu apa?apa semua yang aku alami tadi itu mimpi,kalaupun itu mimpi itu terasa sangat nyata bahkan rasa sesak nafasku karena air masih terasa"

"Tidak itu bukan mimpi "

Suara yang lembut dan tenang, ku rasa itu suara perempuan yang masih muda.Membuat dia kaget di tengah oasis yang damai ini.

Dia berfikir apa ini masih berada di dalam mimpi sehingga dia menampar pipinya yang tembeb ini sangat keras... "Aduh..." ini bukan mimpi ini nyata. Dia berpikir mungkin masih ada orang di sini selain dia.

"Siapa kamu?Dimana kamu?Apakah kamu orang baik?"

"saya adalah Aeolin,saya ada di bawah kamu...."

"Di bawahku?maksudmu burungku?tidak mungkin seumur umur burungku tidak pernah bisa ngomong"

"...bukan,dibawah mu lagi,aku adalah pasir"

Dia bingung kenapa pasir bisa bicara bahkan dia sampai memegang segenggam pasir untuk melihat apakah pasir ini punya mulut.

"Hai coba bicara lagi!"

"..."

Dia pikir karena tidak ada jawaban. Berarti itu tadi hanya khayalanya saja...

"Baiklah, sepertinya aku memang sudah gila"

Dia mencoba meminum air danau itu untuk menenangkan dirinya seraya mencuci mukanya agar dia sadar bahwa yang tadi didengarnya itu adalah khayalanya saja. Dia merangkak ke arah danau karena tak sanggup berdiri akibat takut kalau monster yang tadi melihatnya saat berdiri..

Tapi saat dia sedang cuci muka dia kaget melihat ke arah semak semak yang ada di sebrang danau dia kaget karena ada monster yang tadi sedang keliling mungkin sedang mencarinya.

LUNDIA : GIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang