BAB 2. Menuju Ke Ibu Kota

4 2 0
                                    

Setelah beberapa jam Kiku bermeditasi dia sekarang sudah mempunyai mana yang cukup bahkan sekarang dia bisa mengendalikan pasir yang sangat banyak, mungkin bisa membuat gubuk yang kecil namun kuat dari pasir nya.

Setelah melakukan meditasi rasa lelah di tubuhku menghilang bahkan tubuhku segar kembali. Tapi saatku membuka mata untuk mengakhiri meditasi terlihat Rina yang masih tertidur dalam keheningannya dan aliran mana di sekitar tubuh nya juga masih belum membaik.

Aku berdiri untuk meregangkan otot ototku setelah lama duduk berjam jam. Aku mencoba keluar dari tenda guru untuk mencarinya. Saat kukeluar dari tenda terlihat guru sedang menjahit sesuatu sepertinya itu kantong berbentuk....hmmm...bentuknya ternyata hanya bulat dengan 2 kancing di depan dan berwarna coklat yang terbuat dari kulit tikus yang dulu kubunuh.

"Guru sedang buat apa?" Aku mencoba berbasa basi ala anak muda yah meskipun sejatinya aku adalah jomblo tua yang sekarang hidup lagi sebagai Perjaka ganteng.

"Nanti kamu juga tau. Oh ya, lebih baik kamu segera pergi dari desa ini, menurut ramalan ya guru baca berbunyi seperti ini. 'Sang pahlawan mencari sesama pahlawanya diberbagai penjuru dunia. Baik masa depan maupun masa lalu semua pahlawan haruslah mengemban misi yang sama yaitu menghentikan raja iblis didunia ini."

Benar juga aku harus mencari teman teman ku mungkin saja mereka juga berada di dunia ini.

"Di akhir ramalan nya tertulis, satu bola lampu tidak akan bisa menerangi kegelapan yang pekat"

"Maksudnya apa itu guru?"

"Itu artinya kamu tidak bisa mengalahkan raja iblis jika hanya kamu sendiri kamu harus mencari sesama pahlawan lainya."

"Tapi bagaimana aku mencari pahlawan lainya dan juga harus mencari raja iblisnya juga guru?"

"Yang guru tau, raja iblis yang terakhir kali dilihat adalah 20 tahun lalu dan itupun sudah mati di tangan Raja Kho'Dire. Tapi melihat terlahir pahlawan lagi berarti masih ada Raja iblis di dunia ini. Sejujurnya guru juga tidak tau para pahlawan lainya ada dimana. Tapi kata ramalan tersebar di penjuru dunia. Jadi pasti kamu nantinya akan bertemu."

Petunjuknya hanya sedikit tapi ini lebih baik daripada tidak punya petunjuk sama sekali.

"Kalau begitu menurut guru aku haus pergi kemana?"

"Cobalah kamu ke kota terdekat jaraknya sekitar 2 hari kearah barat jika berjalan kaki, namun kamu bisa menggunakan pasir terbang mungkin akan sampai kalau setengah hari sudah sampai." Bahkan guru tidak menatapku saat dia bicara.

"Baiklah guru, tapi apakah guru punya kertas dan pena?Aku ingin menulis surat untuk Rina. Hanya sekedar dukungan dan ucapan terimakasih."

"Ada, buku di meja di ruangan ku dan di sebelahnya juga ada pena."

Setelahnya Kiku memasuki ruangan guru. Dan tebak apa yang ada di rungannya? Sejumlah lukisan kurasa ada 12 orang yang ada di lukisan. Suasana dilukisan tampak ceria apalagi yang ditengah gerombolanya kurasa dia yang penghidup suasana di tim ini. Apakah ini teman teman guru dulu?

"Kenapa kamu liat gambar itu terus? Bukanya kamu mencari buku dan pena."

Guru tiba tiba masuk tanpa kusadari.

"Ah, bukan apa apa guru, hanya saja aku penasaran siapa orang orang di gambar ini.Patut dipuji untuk kemiripan gambar dengan yang asli seperti foto yang diambil kamera modern saja."

"Itu adalah gambar teman temanku sebelum melawan para raja iblis. Kau tau dimasa itu sama seperti sekarang, kami para pahlawan yang berbeda disetiap desa dikumpulkan untuk dilatih oleh negara pusat untuk melawan para raja iblis, dan yang lolos dan bertahan hanya yang ada di foto itu. Setelah kami para pahlawan berhasil membersihkan para iblis kami berpencar karena suatu alasan. Dan hingga kini kami sudah jarang ketemu."

LUNDIA : GIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang