BAB 2. DESA URUNG {Chapter 2}

17 5 0
                                    

Kalau dilihat dari dekat memang wanita ini manis. Tadi siapa namanya? Oh ya Rina..tapi kenapa dia memanggilku Kiku padahal jelas jelas aku tadi menyebutkan Riz'kiku. Hmm... Sepertinya dia menyebutkan nama setelah tanda koma atas(') Begitu rupanya, aku mulai paham dengan penyebutan nama di gurun ini. Baiklah sekarang namaku Kiku.

"A...ku juga senang bertemu dengan wanita manis sepertimu... Tapi bisakah kamu pindah tempat duduknya. Kakiku masih sakit,jadi..."

"Oh ya maaf soal ini...Aku gugup karena baru bicara sama yang seumuran...sini kubersihkan kakimu dari pasir... Hmmm pasir? kurasa tadi pagi aku sudah menyapunya keluar. Maaf ya Kiku, ruangan ini kotor tapi sebenarnya sebelumnya tidak pernah seperti ini, meskipun rumah kami berada di gurun tapi belum pernah ruangan ini sekotor in. Maaf ya" Kata Rina sambil membersihkan pasir yang ada di kakiku.

Kurasa suara dari wanita ini juga terdengar gugup sama sepertiku, bahkan mungkin lebih gugup, berbeda dari suara yang tadi malam terdengar jernih. Suara dari kakek berkaki aneh maksudku kakek bernama A'Dul...kurasa namanya Dul. Kalo sepemahamanku tadi.

"Asal kamu dari mana Kiku?Kakek rasa kamu bukan dari gerombolan kami?"

"Aku juga tidak tau Dul...Maksudku Kek...Aku tiba tiba di tengah gurun dan dikejar monster ular lalu sembunyi di oasis..lalu aku di kejar monster ular itu lagi lalu aku menghajarnya lalu jadi..."seperti ini Semoga dia paham dengan apa yang kukatakan.

"Oasis?maksudmu danau dengan air yang segar dan banyak itu?"

"I..Ya..apa ada yang salah kek?" kurasa kakek itu bingung. Apa aku mengatakan nya terlalu berbelit belit?

"Tidak.. Hanya saja saat kakek dan Rina menemukanmu di sana. Kamu sedang tidak berada di oasis. Dan lagi kakek sudah hidup di sini cukup lama dan belum pernah melihat oasis itu...oasis itu hanya dongeng untuk menenagkan orang orang disini."

Aku terdiam... bertanya tanya, apakah yang kakek ini bicarakan memang benar. Jika benar lalu yang kurasakan segarnya air itu dan buah yang melukai ku apa?Oh ya luka ditangan ku.Akan kutunjukan luka ini ke kakek ini agar percaya. "Ini kek luka yang kudapatkan dari oasis itu"

"Luka?dimana?kurasa tangan mu baik baik saja bahkan tidak ada goresan"

Hmm apa kakek ini buta jelas jelas ada luka di....dimana kok tangan ku tidak terluka. Jelas jelas kemarin tanganku terluka akibat buah sialan itu...oh ya buah akan kutunjukan buahnya ke kakek. Tapi tunggu dimana buah itu,kurasa aku mengikatkanya di daun dibawah pinggangku. Apa ikatanya kurang kuat ya sampai buahnya jatuh pada saat yang sama saat aku terjatuh.

"Kek apa kakek liat 2 buah yang mempunyai duri tajam jika disentuh kulit buahnya? Buah itu berwarna hitam dan berukuran kecil. Kurasa buah itu jatuh tak jauh dari tempatku terjatuh kek"

"hmm...Kurasa kakek tidak melihat adanya buah saat kami menolongmu kemarin. Kami hanya melihatmu berlumuran darah dan di sampingnya terdapat tumpukan daging ular cincang"

Aneh ini sungguh aneh jelas jelas aku memetik buah itu dan mengikatkanya dengan daun. Apa ini perbuatanya Lina? Hei, Lina apa ini perbuatan mu? Jawab dengan menggunakan hati saja..

"Bisa dibilang iya tuan...oasis itu tempat istimewa yang hanya bisa dikunjungi dengan manusia yang terpilih dan lagi tidak sembaranag orang bisa melihat oasis itu. Jadi wajar jika penduduk disini tidak melihat oasis itu. Untuk buahnya. Saya tidak tau tentang itu"

Apa yang kamu bicarakan bukanya kamu selalu ada dimana pasir itu ada, bagaimana kamu tidak tau?

"...."

"Sepertinya kamu juga tidak tau ya Lina, baiklah." Gumam ku. Tak sengaja keluar dari mulutku sehingga Rina bertanya

"Kiku, Apa maksudnya dari kata sepertinya kamu juga tidak tau ya Lina,baikalah...Memangnya siapa Lina? Namaku Rina. "

LUNDIA : GIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang