Bab 2.Desa URUNG {Chapter 1)

25 6 0
                                    

Hal itulah yang terakhir ku ingat. Ucapan selamat tidur dari layar ajaib.
Pada saat di gurun. Ada dua orang yang menghampiri Riz'kiku. Dua orang itu mendekatinya terdengar juga celotehan celotehan sesuatu tentang berkah, iblis dan dewa.

Riz'kiku mungkin dia berfikir bahwa dia sudah mati, karena sekujur tubuh dia tidak bisa digerakan bahkan kelopak matanya tidak bisa dibuka. Dia serasa seperti patung yang bernyawa, mempunyai nyawa tapi tak bisa apa apa.

Di dalam kegelapan dia merasakan sesuatu yang panjang di atas kepalanya. Benda ini basah mungkin seperti kain yang dibasahkan, tapi sensai ini bukan seperti itu benda ini lebih kasar dari kain. Selain itu di kegelapan ini tidak terasa panas.

Dia mencoba menggerakan kulit wajahnya untuk menjatuhkan benda aneh itu. Tetapi bahkan kulit wajahnya tidak bisa digerakan hal ini membuat dia semakin yakin bahwa dia sudah mati. Mungkin yang dia rasakan di atas kepalanya adalah sentuhan maut dari malaikat pencabut nyawa.

Tetapi ada satu hal yang membuat dia yakin bahwa dia masih hidup. Dia mendengar ada samar samar langkah kaki, ada juga suara orang sedang batuk. Apakah malaikat pencabut nyawa sedang sakit batuk? Lalu yang paling terdengar jelas suara gemercik air.

Sepertinya aku mendengar suara...suara anak siapa itu?apa malaikat pencabut nyawa adalah seorang anak?

"Abi, kenapa kita harus menolongnya sih?" suaranya lirih terdengar seperti seorang wanita. Suara ini terdengar jauh dari ku.

Juga langkah kaki? sepertinya ada seseorang yang menuju kemari. Tapi siapa? apakah di wanita itu menuju kesini?

Rizkiku mencoba bicara tapi bahkan lidah dan bibirnya saja sulit digerakan. Tapi sepertinya si wanita itu menyadari gerak bibir yang sangat kecil dari Rizkiku.

"Abi, kayanya dia udah bangun deh "

Ternyata suara ini tepat di depanku. Lalu apa ini, terdengar suara langkah kaki lagi..apakah di sini ada orang lagi.

"Yang benar kamu nak?coba abi lihat dulu"

Tunggu apa ini kenapa dia menyentuhku...suara ini terdengar seperti kakek kakak yang sudah tua. Dan sekarang dia sedang merabah sesuatu? apakah dia berusaha mencekik ku, kenapa dia memegang leherku.Tidak kurasa dia tidak mencekiku mungkin dia hanya ingin menyentuhku...Dan lagi bau apa ini yang menempel di hidungku. Bau ini belum pernah kucium selama hidupku. Baru pertama kali aku mencium bau aneh ini.

"Hmmmm....Sepertinya kamu benar nak. Laki laki ini sudah sadar, hanya saja tubuhnya tidak bisa bergerak mungkin besok dia sudah bangun, nanti habis kamu cuci piring, kasih dia obat yang tadi agar tubuhnya semakin membaik."

"Baik Abi." Jawab anak perempuan

"Hai nak laki laki yang kakek tidak tau namanya...kakek tau kamu sudah bangun, tenang kami adalah orang baik jadi tidurlah dengan pulas"

Tunggu sepertinya kakek itu pergi langkah kakinya terdengar semakin jauh, sepertinya kakek sama anak perempuan itu hebat. Mereka tau aku sudah sadar hanya dengan menyentuh leherku. Dan lagi aku ini dimana bukannya tadi siang aku sedang dikejar monster itu di gurun, lalu aku lihat oasis dan bersembunyi terus...Ada layar yang aneh...terus...benar aku melawan monster itu dengan pasir ajaib lalu aku menang dan ada layar itu lalu...aku tidak ingat cerita lanjutnya.

Suara gemercik air itu sudah berhenti...kurasa ada orang yang kesini, apakah dia si wanita atau si kakek?kurasa ini si wanita karena langkah kakinya lebih ringan didengar dan apa ini, dia berusaha menyuapiku air yang baunya tidak jelas ini bahkan rasa air ini seperti  kotoran, air dari danau itu lebih enak ketimbang air ini. Apa ini racun? tidak. Kurasa ini obat karena si kakek tadi bilang aku akan dikasih obat lagi kalau begitu akan kutelan saja semua air kotoran ini agar aku bisa cepat sembuh. Ugh serasa minuman jus tai sapi.

LUNDIA : GIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang