BAB 2. Desa Urung {Chapter 3}

15 3 0
                                    

'Guru' ini bertanya kepada ku...namun dari penjelasanya aku hanya menangkap sedikit kata katanya yaitu;

Pertama aku adalah mage yang mempunyai banyak warna mana didalamku

Kedua,aku adalah pahlawan yang mempunyai banyakk ilmu, meskipun aku tidak tau ilmu apa yang dibicarakanya.

Ketiga dia adalah orang aneh dengan pakaian akksesoris bulu dan tulang di setiap sisi tubuhnya, namun dialah yang akan mengajariku berbagai ilmu sihir.

"Sebagian besar, aku paham penjelasanmu...Tapi ini masih kurang diterima di benak ku...."

"Tidak apa apa, kamu akan paham setelah melihat ini. Sekarang letakan tulang kecil kecil itu dan pegang tanganku! "

Tak sadar aku masih memegang batu putih...maksudku tulang yag digambar ini. Tapi sebenarnya tulang apa itu ya?

'Guru' ini mengangkat tongkat yang ada dibelakang tubuhnya kurasa tongkat ini mirip dengan tongkat yang ada di bawah ranjang yang tadi, hanya saja tongkat ini mempunyai tulang tulang kecil di ujungnya dan sebuah bulu. Menghentakan tongkat anehnya itu ke lantai sebanyak 3 kali. Di setiap hentakanya mempunyai kejadiian aneh tersendiri.

Hentakan pertama, Tulang tulang kecil yang ada di sekitarku bergerak membentuk lingkaran dan kami berdua ada didalamnya. Kurasa suara dari hentakan ini tidak cukup kuat untuk menggerakan tulang tulang kecil ini.

Hentakan kedua, Tulang tulang kecil yang sudah membentuk lingkaran ini,terbang ke atas dengan mempertahkan posisinya. "woow" gumamku, Aku terkejut karena hentakan kali ini suara yang dihasilkan sangat keras, mungkin suaranya terdengar sampai keluar. Aku berfikir tulang tulang kecil ini berterbangan akibat hentakan keras ini. Tapi apa iya?

Hentakan ketiga, Suara yang dihasilkan dari hentakan kali ini terdengar berbeda dari 2 hentakan sebelumnya,suara yang dihasilkan cukup indah dan menenagkan. Saat aku menyadari suara hentakan ini aku melihat tulang tulang yang berterbangan mengeuarkan cahaya kecoklatan. Cahaya ini menyilaukan, aku menutup mata dengan kedua tanganku.

Perlahan lahan aku membuka mata. Saat aku membuka mata aku masih melihat sosok guru ini sudah berada di gurun bersama ku.

"Sekarang bangun"

Aku bangun mengikuti perintahnya. Aku tidak tau kenapa aku selalu mengikuti perintahnya seolah olah aku adalah robot. Robot? Kata aneh apa lagi ini.

Aku bangun dengan kaki yang...tunggu sebentar,kakiku sudah tidak kaku lagi...apa ini ulah guru ini? Keren.

"Apakah kamu bisa mengendaliikan pasir disini?seperti saat kamu mengendalikan kemarin?"

"Tidak, aku tidak bisa mengendalikan sebesar kemarin, namun aku bisa mengendalikan sebagian kecil saja, tunggu dulu bagaimana kamu bisa tau aku membunuh monster itu dengan pasir?"

"Aku tau karna aku punya kemampuan rahasia.Jadi seberapa kamu bisa mengendalikan pasir itu?"

"Aku hanya bisa mengendalikan segengam saja dan bisa membentuk pasir ini dengan pisau kecil"

"Bagus setidaknya kamu masih mempunyai kekuatan itu dan kamu juga bisa mengendalikan pasir itu sekarang coba kamu buru tikus pasir disini dengan pasir mu ini.Aku akan kembali kesini 2 Minggu lagi.Oh ya untuk jaga jaga jangan terlalu mencolok saat menghadapi tikus ini atau kamu akan menyesal. Jika kamu sudah menangkap 100 tikus maka masukan mana kamu kedalam tulang ini. Dan aku akan datang dengan cepat. Jadi simpan tulang ini."

Guru itu menghilang,kurasa lebih cocok disebut bertukar tempat dengan tulang tulang kecil,karna saat dia pergi ada 1 tulang yang jatuh.

Bagaimana aku bisa memburu tikus itu...bahkan disini hanya nampak gurun dan sebuah pohon yang daunya saja sudah tidak ada.Aku terus memikirkan bagaimana cara memburu tikus yang bahkan aku tidak tau tempat nya..

LUNDIA : GIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang