Tidak ada yang salah dari Luhan, ia hanya tidak mau membuka suara dan memilih diam dalam kesendiriannya. Ia tidak sanggup untuk mendengar cerita orang tentang kekasihnya yang sudah tidak ada. Luhan hanya menutup dirinya dan terus berlindung dalam benteng halusinasi yang tinggi.
"Sehun masih ada, dia tidak akan pernah meninggalkanku sendiri. Dia sudah berjanji padaku."
Luhan tidak pernah ingin mendengar perkataan siapapun, tapi mendengar kesepakatan orangtuanya dengan dokter Zhang, Luhan mulai tersadar. Ia tidak ingin pergi dari sini, ia tidak mau pergi ke London. Sehunnya ada disini, ia bisa menemukan kekasihnya di Korea bukan di London.
Luhan melepaskan peralatan medis yang mengunci tubuhnya, ia mulai berdiri dengan kakinya yang lemah. Luhan tidak bisa terus berada disini, ia harus pergi dan menemukan Sehun dengan cepat. Butuh waktu yang cukup lama agar Luhan dapat keluar dari rumah sakit, ia berjalan menapaki jalan yang penuh dengan kendaraan.
"Sehun, kau dimana. Sehun! Jawab aku! Aku merindukanmu."
Raungan itu terdengar putus aja, puluhan mata memandang wajah gelisah Luhan dengan tatapan nanar. Hingga kejadian itu berlalu dengan cepat, teriakan itu meraung dari setiap orang yang memandang Luhan dengan nanar. Teriakan, Hujan yang tiba-tiba turun dan darah yang mengenang menjadi saksi bisu.
"Tolong! seorang gadis tertabrak mobil."
Ketika Luhan mengikuti jejak kekasihnya.
"Aku akan bertemu denganmu Sehun, aku yakin kita akan selalu bersama"
....
"Bagaimana keadaannya dok?"
"Tangannya bergerak dok."
"Semua orang tolong keluar!"
Suara berisik itu menyadarkan Luhan, ia ingin membuka matanya, tetapi ternyata sangat sulit. Ia merasakan pusing yang teramat sangat di kepalanya, ia ingin berteriak tetapi suaranya tidak pernah keluar.
"Luhan, kau dapat mendengarku?
"Jangan paksa matamu untuk membuka, cobalah pelan-pelan."
"Ya begitu, pelan-pelan."
Kini Luhan dapat melihat dengan jelas, ia memandang dokter dengan bingung. Luhan memejamkan matanya kembali untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi.
Ia telah mampu mengingat, peristiwa yang membawanya kembali pada ruangan ini. Mobil yang melaju kencang menabraknya dengan keras, ia mendengar beberapa teriakan dan jatuh dengan air hujan yang menyentuh seluruh tubuhnya. Saat itu ia bahagia, karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan kekasihnya. Tapi kini, ia kembali disini. Ia kembali hidup dan tak bisa bersama dengan kekasihnya.
"Kenapa kau tak membawaku, Sehun."
Luhan mulai menangis, ia meraung kembali dengan tangisan yang menyedihkan. Dokter dan perawat yang melihat itu mulai menghentikannya, tetapi tangisan Luhan semakin memilukan.
"Sehun, Sehun kenapa kau tak membawaku!"
Perawat yang mendengar raungan nama yang terucap dari Luhan, mulai keluar dari ruangan dan memanggil keluarga Luhan.
"Apakah ada dari kalian yang bernama Sehun?"
Semua orang terkejut.
"Tidak ada Sehun disini, suster kenapa dengan putriku? Aku mendengar tangisannya!"
"Pasien sudah sadar tetapi pasien tiba-tiba menangis, dia terus memanggil nama Sehun. Bisakah kalian memanggil Sehun?"
"Tidak ada Sehun, Suster. Bisakah aku menemui putriku? Aku akan menenangkannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (HUNHAN GS)
Hayran KurguSebuah rahasia telah tersurat dalam benang takdir cinta Sehun dan Luhan. Kisah yang patah terajut kembali dengan perasaan yang nyata. Mereka hanya dua insan yang saling mencinta, terkubur dalam derita yang mengering dan menghilang. Seharusnya mereka...