BAB2- TRAGEDI 711 & PEMBUNUHAN MISTERIUS KELUARGA KEPALA POLISI

382 26 1
                                    

Arkh! Tolong! Siapapun tolong aku!
Lepas! Lepaskan aku!

Suara teriakan sang gadis
Terdengar tak jelas karena Ikatan dimulut.

Wanita berusia sekitar dua puluh lima tahunan terus berteriak meminta tolong saat dua pria tak dikenal menculiknya, mengikat dan memasukkan kedalam bagasi mobil. Mulutnya tak lupa disumpal dengan kain. Wanita itu berusaha terus bergerak agar terlepas dari ikatan tali yang mengikat tubuhnya. Wanita malang itu tidak lain adalah reporter yang sama yang meminta polisi memperlihatkan wajah Viktor wang dihadapan media masa.

Wanita itu memaksa melepaskan ikatan di tangannya dengan menghiraukan rasa sakit. Sampai beberapa saat setelahnya, dia berhasil melonggarkan ikatan tersebut dan perlahan terlepas dari tubuhnya. Dengan sekuat tenaga wanita itu menendang-nendang bagasi dari dalam. Sementara sipenculik terlihat santai dan menghiraukan suara gaduh tersebut. Setelah puluhan keringat membasahi keningnya, pintu bagasi itu pada akhirnya berhasil terbuka, memperlihatkan jalanan yang entah dimana. Kakinya terasa sangat lemah seperti tidak lagi memiliki tulang yang bisa menopang tubuhnya. Didalam mobil, kedua pria itu masih terlihat santai, menghiraukan suara berontak sang gadis dibagasi hingga terkejut ketika pintu bagasi terbuka dan melihat gadis itu yang nekat melompat keluar mobil. Mobil langsung putar balik untuk mengejarnya namun ternyata wanita itu lari kearah hutan. Dia terus memaksakan kakinya yang terluka untuk terus berlari meski tertatih-tatih. Sesekali wanita itu akan meringis kesakitan menahan perih disekujur tubuhnya.

"Itu dia!" teriak salah satu penculik. Kedua pria itu dengan cepat berlari mengejar, beruntung dapat wanita itu dapat meloloskan diri dari sipenculik dengan bersembunyi. Dirasa sudah aman dan tidak lagi melihat keberadaan sipenculik, wanita itu berjalan perlahan berusaha mencari jalan keluar. Pelan tapi pasti, ia berhasil keluar dari hutan tesebut dan menemukan jalan yang dia lewati sebelumnya. Bacaan doa yang terus dilantunkan wanita malang itu selama berjalan. Ia sesekali akan menoleh kebelakang untuk berjaga-jaga. Sampai pada akhirnya dia tak sengaja menabrak seseorang didepannya. Pria bertubuh tinggi berpakaian serba hitam tak lupa dengan topi berdiri dihadapannya saat ini. Gadis itu menghembuskan nafasnya lega, berfikir jika tuhan telah memberikan bantuan kepadanya. Tanpa berfikir panjang gadis itu langsung meminta bantuan kepada pria itu.

Dengan suara terbata-bata khas orang ketakutan, dia berkata "Tolong, tolong selamatkan aku! mereka menculikku tuan! Tolong selamatkan aku! Bawa aku pergi dari sini tuan ".

Tidak ada jawaban yang diberikan pria tak dikenal itu dalam beberapa saat. Wanita itu sempat kebingungan dibuatnya, namun detik berikutnya dia mendengar pria itu berkata,  "dimana penculik itu?" sahut pria misterius didepannya.

"Aku tidak tahu! Aku berhasil kabur dari mereka,  tolong selamatkan aku tuan!" wanita itu mengatupkan kedua tangannya memohon.

"Kalau begitu kau tepat bertemu denganku". pria tak dikenal itu kembali menyahut meski nada bicaranya sedikit berbeda. Dalam hitungan detik, raut wajahnya perlahan berubah tepat setelahnya. Tidak bisa dipungkiri jantung wanita itu kembali berdegup kencang, alarm bahaya seakan memberitahukannya untul segera menyelamatkan diri.

"Siapa kau? " ucap gagap sang gadis sembari melangkah mundurkan kakinya. Tubuhnya gemetar saat pria didepannya perlahan berjalan kearahnya. Matanya membulat saat sebuah mata pisau keluar genggaman tangannya. Sempat hendak kabur, tangannya justru ditahan lalu tanpa aba-aba tubuhnya dibanting kearah mobil.Tiga tusukan dilancarkan dibagian perut. Darah keluar dari sana mengenai wajah pria itu. Setelahnya tubuh wanita itu dilempar begitu saja. Wanita itu sempat menangkap senyum mengerikan sebelum sesaat dia kembali ditusuk. Wanita itu pada akhirnya mati ditempat dengan pisau kembali tertancap tepat dimata kirinya.

BLACK HAND : Circle of Crime [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang