"Tasya, Elang, selamat untuk kalian!"
Elang dan Tasya kembali menunjukkan senyum bahagianya ketika mendapat ucapan selamat dari keluarga Adsen di Amerika melalui video call.
"Terima kasih, Paman, Tante, semuanya," ucap Tasya.
Elang menganggukkan kepalanya. "Thank you everyone."
"I will have young sister or young brother?" tanya Gema.
"Say that to your parents, okey? This is my son, not your younger," jawab Elang dengan nada mengejek.
Mendengar ucapan Elang, Gema sontak memberenggut kesal dan membuat semuanya tertawa karena wajah lucu Gema.
"Sudah-sudah. Elang, Tasya, kami tutup dulu teleponnya, ya. Sekali lagi selamat untuk kalian."
Elang dan Tasya mengangguk. "Terima kasih, sampai bertemu kembali!"
Video call telah berakhir. Elang meletakkan ponselnya di atas meja ruang tamu dan menatap Tasya dengan lama.
Tasya yang mendapat tatapan seperti itu dari Elang sontak membuatnya sedikit salah tingkah. "Kenapa?" tanyanya.
"Masih mual atau pusing?"
Tasya tidak langsung menjawab, kemudian menggeleng. "Aku sudah baik-baik saja."
"Syukurlah." Elang menghela napasnya lega. "Oh, iya, kamu belum sempat makan tadi. Kamu harus makan yang banyak, ya. Bentar, aku ambilkan dulu."
Tasya menatap Elang dengan tanya. "Kamu yakin?" Elang mengangguk dan tersenyum. "Baiklah, terima kasih, Kak. Hati-hati, ya."
Elang kembali mengangguk dan bergegas pergi ke dapur untuk menemui Bu Hasna. Setelah kepergian Elang, Tasya tidak kunjung memudarkan senyumnya.
"Dia manis sekali," gumam Tasya. Namun, sedetik kemudian suara piring yang pecah membuatnya sontak menoleh ke belakang. "Elang membuat ulah, ya?"
Tidak ingin terus menerka, Tasya pun segera bangun dan bergegas untuk ke dapur. Langkahnya terhenti ketika sampai di dapur yang lantainya penuh dengan beling berserakan.
"Ada apa ini?" tanya Tasya dengan raut cemasnya. "Kalian baik-baik saja, 'kan? Kakak, Bu Hasna, kalian baik-baik saja, 'kan?"
Keduanya mengangguk. "Ibu tidak apa-apa, Nak Tasya."
"Kakak buat masalah, ya, Bu? Maafkan kakak yang teledor, ya."
"Tidak apa, ibu mengerti, kok." Bu Hasna menunjukkan senyumnya. "Nak Elang, biar ibu saja yang bersihkan. Kalian ke depan dulu saja, nanti makanannya akan ibu bawakan."
Elang menghela napas kecewa. "Iya, Bu, Elang minta tolong, ya. Maaf sudah buat masalah."
Setelah mendapat anggukan dari Bu Hasna, mereka pun kembali ke ruang tamu dan duduk di sofa. Melihat Elang yang terus menghela napas kecewa, Tasya pun menepuk bahu Elang pelan dan menunjukkan senyumnya.
"Tidak apa hari ini gagal, lain hari tolong bawakan aku makanan lagi, ya," ucap Tasya tanpa mengendurkan senyumnya sedikitpun.
Melihat Tasya yang terus tersenyum untuknya, Elang pun mengangguk. "Maaf, ya," sesalnya. Tasya pun menggelengkan kepalanya pelan.
"Nak Tasya, ini makanannya. Ibu hamil itu harus banyak makan, karena kalau ibunya sehat bayinya juga akan sehat." Bu Hasna memberikan makanan yang dibawanya kepada Tasya.
Tasya pun menerimanya. "Terima kasih, Bu." Bu Hasna mengangguk dan kembali pergi. "Kamu juga makan, ya, aku suapin mau?"
Elang menggelengkan kepalanya. "Kamu saja yang makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Story : ELTAS Family ✔
RomantikSebelum membaca ini, sebaiknya baca cerita "Indigo vs Psycopath" dan "Mina" lebih dulu. ~~~ Cinta pertamanya yang sempat menghilang, kini Elang telah kembali menemukannya. Tanpa ragu Elang meminang, agar cintanya tidak lagi pergi. Elang dan Tasya, k...